Oleh: Annisa Pratiwi*
Segala puji bagi Allah yang telah memberikan hamba-Nya nikmat masa muda untuk menyebarkan agama yang hak. Sholawat serta salam senantiasa tercurah limpahkan selalu kepada Nabi akhir zamandengan semangat tingginya dalam berdakwah yang diutus rahmatan lil’alamiin Nabi Muhammad shalallahu ‘alaihi wasallam.
Masa muda adalah masa yang labil, terutama dalam hal asmara. Seperti yang kita ketahui pada era milenial ini, mayoritas dari para kalangan remaja sangat senang dengan hal yang baru atau yang biasadisebut dengan trend terkini. Dari hal itu pula yang membuat para remaja mudah tertarik atau mungkinmengikuti trend tersebut.
Salah satu contoh trend atau gaya hidup remaja masa kini adalah ‘pacaran’, mereka menganggapbahwa pacaran adalah gaya anak sekolah atau trend masa kini. Padahal Allah ta’alaa telah berkata dalamfirman-Nya :
“Dan janganlah kamu mendekati zina; sesungguhnya zina itu adalah suatu perbuatan yang keji dan suatujalan yang buruk.” (Al-Isra:32)
Lalu Bagaimana Nasib Anak Bangsa di Negeri yang Tercinta?
Indonesia merupakan negara dengan mayoritas penduduk muslim terbesar di dunia yang telahmerdeka 74 tahun lalu. Sayangnya, sebagian dari generasi muda saat ini belum memaknai sepenuhnya arti merdeka tersebut yang menjadi penyebab utama merosotnya akidah Islam dalam kehidupan mereka.
Pemuda yang tangguh adalah pemuda yang memahami kemerdekaan bangsa ini dengan menjadi hamba Allah yang sebenar-benarnya serta mensyukuri nikmat kemerdekaan bangsa ini dengan menjadi muslim sejati yang selalu taat pada perintah Allah ta’alaa; menjauhi larangan-Nya dan juga menghapuskan penjajahan gaya baru, tidak sembarang ikut-ikutan sesuatu yang tidak ada manfaatnya tanpa mengetahui dalil yang merujuk pada perbuatan tersebut (taqlid). Seorang pemuda yang tangguh harus bersungguh-sungguh dan berpegang teguh pada agamanya dengan memiliki akhlak mulia dan akidah Islam yang hak dalam memajukan bangsa dan negara.
Pemuda muslim juga harus membela agama dan negaranya dengan berdakwah agar masyarakat dapat membedakan sesuatu yang hak dan sesuatu yang batil. Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam telah mengajarkan kita sebuah doa untuk memohon petunjuk agar tidak mengikuti sesuatu yang tidak benar jalannya dan tidak ada ajarannya dari beliau —shalallahu ‘alaihi wasallam.
ربنا أرنا الحق حقا وارزقنا اتباعه وأرنا الباطل باطلا وارزقنا اجثنابه
“Wahai Tuhan kami, tunjukkanlah kepada kami yang benar adalah benar dan berikanlah kami kemudahan dalam mengikutinya, dan tunjukkanlah kepada kami yang salah adalah salah dan berikanlah kami kemudahan dalam menjauhinya.”
Perlu kita ketahui, dalam berdakwah dibutuhkan kesabaran, karena tidak setiap orang mau menerima dakwah. Sebagian dari manusia mau menerima dakwah dan itu sedikit sekali, sebagian lain tidak mau menerima dakwah, sebagian lain ada yang diam dan tidak peduli pada dakwah, sebagian lain ada yang benci terhadap dakwah dan marah jika dinasehati.
فاصبر صبرا جمىلا
“Bersabarlah dengan sabar yang indah.” (Al-Ma’aarij:5)
Bersabar dalam berdakwah, karena sabar merupakan suatu kebahagiaan dan sabar adalah jalan para Nabi. Seperti Nabi Yusuf ‘alaihissalaam telah bersabar menghadapi beratnya fitnah wanita, Nabi Musa ‘alaihissalaam telah bersabar dalam menghadapi pemimpin yang dzalim, Nabi Ayyub ‘alaihissalaam telah bersabar dalam penyakitnya, Nabi Zakariyya ‘alaihissalaam telah bersabar menanti kehadiran buah hati, dan begitu pula dengan Nabi Muhammad shalallahu ‘alaihi wasallam yang telah bersabar dalam dakwahnya. Semua hal butuh kesabaran.
Sabar itu indah. Barang siapa yang meninggalkan sabar dia pasti sengsara. Hidup itu sudah sulit dan kesabaranlah yang membuatnya mudah. Semakin banyak kita sabar semakin tenang hati kita.
Dari sini kita dapat simpulkan bahwa bangsa Indonesia membutuhkan generasi penerus yang kuat. Bukan hanya kuat fisik, tetapi juga kekuatan hati yang dipenuhi dengan iman Islam, ikhlas dan ihsan dalam setiap perbuatannya. Pemuda yang menang yang mampu menahan dirinya dari segala hawa nafsu. Pemuda sukses yang berani berhijrah dan berpindah dari masa kegelaan menuju masa yang terang benderang. Pemuda yang berhasil adalah ia yang istiqomah pada jalan yang ia pilih.
Seorang pemuda yang beriman tau kepada siapa ia harus mencintai, karena seseorang yang mencintai akan cenderung kepada orang yang dicintainya dan cenderung mencontohnya. Maka lihatlah siapa yang kita cintai? Apakah kita mengidolakan seseorang yang sama sekali tidak mengetahui kita? Sebagai umat Islam jangan sampai kita salah dalam mencintai. Sudah sepatutnya bagi kita para pemuda muslim dan generasi penerus ini untuk mencintai Rasulullah shalallahu ‘alaih iwasallam, para sahabat, dan para thabi’in radiyallahu ‘anhum karena merekalah qudwah yang sesungguhnya.
Zaman sekarang kita harus mencintai ulama karena merekalah orang yang paling dekat dengan Allah. Jika kita belum bisa menjadi ulama belum bisa menjadi orang sholih minimalnya kita mencintai mereka yang berusaha memperjuangkan dan mempertahankan syari’at Allah ta’alaa. Allah telah menjanjikan kepada orang-orang yang beriman dan beramal sholih bahwa Allah akan memberikan kemenangan pada mereka, seperti Allah telah memberi kemenangan kepada orang-orang sebelum mereka. Yakinlah bahwa khilafah adalah janji Allah.
Bangkitlah wahai pemuda muslim generasi penerus bangsa. Tinggalkan semua hal yang tidak ada manfaatnya agar tak menyesal di masa yang akan datang. Berjuang sekuat tenaga bersama umat ini dalam mempelajari kalam Ilahi untuk menyebarkan agama yang hak. Kokohkan ukhuwah dalam hati dengan meninggikan kalimat tauhid.
لا اله الا الله
“Tiada Tuhan selain Allah”
Penyejuk Hati:
“Allah telah berjanji kepada orang-orang di antara kamu yang beriman dan mengerjakan amal sholih, bahwa Dia sungguh akan menjadikan mereka berkuasa di muka bumi sebagaimana Dia telah menjadikan orang sebelum mereka berkuasa”. (An-Nur: 55)
Mutiara Hadits:
“Seseorang itu beserta orang yang dicintainya”. (HR. Bukhari dan Muslim)
*) Mahasiswi Prodi Komunikasi dan Penyiaran Islam Sekolah Tinggi Ilmu Bahasa Arab Ar Raayah Sukabumi