Oleh: Badrul Tamam
Al-Hamdulillah, segala puji milik Allah, Rabb semesta alam. Shalawat dan salam atas Rasulullah –Shallallahu 'Alaihi Wasallam-, keluarga dan para sahabatnya.
Abu Salamah Ibnu Abdirrahman meriwayatkan sebuah hadits dari Ummul Mukminin, ‘Aisyah Radhiyallahu 'Anha, ketika ia bertanya kepadanya, “dengan bacaan apa Nabiyullah memulai shalatnya apabila ia mengerjakan shalat malam?”
‘Aisyah Radhiyallahu 'Anha menjawab, “Apabila beliau bangun shalat malam maka beliau membuka shalatnya dengan:
اَللَّهُمَّ رَبَّ جِبْرَائِيلَ وَمِيْكَائِيلَ وَإِسْرَافِيْلَ فَاطِرَ السَّمَوَاتِ وَالأَرْضِ عَالِمَ الْغَيْبِ وَالشَّهَادَةِ أَنْتَ تَحْكُمُ بَيْنَ عِبَادِكَ فِيمَا كَانُوا فِيهِ يَخْتَلِفُوْنَ اِهْدِنِي لِمَا اخْتُلِفَ فِيْهِ مِنَ الْحَقِّ بِإِذْنِكَ إنَّكَ تَهْدِي مَنْ تَشَاءُ إِلَى صِرَاطٍ مُسْتَقِيمٍ
“Ya Allah, Tuhan Malaikat Jibril, Mikail, dan Israfil, Pencipta langit dan bumi, Yang mengetahui perkara ghaib dan syahadah (yang dapat dilihat), Engkau memutuskan perkara antara hamba-hamba-Mu tentang apa yang mereka berselisih, tunjukilah aku kepada kebenaran ynag diperselisihkan dengan izin-Mu, Engkaulah yang menunjuki orang yang Engkau kehendaki ke jalan yang lurus.” (HR. Muslim)
Zahir hadits ini menerangkan bacaan doa istiftah shalat malam Rasulillah Shallallahu 'Alaihi Wasallam; Baik di Ramadhan atau di luar Ramadhan. Doa ini mengandung makna yang sangat agung, meminta hidayah kepada Allah Tabaaraka wa Ta’alaa. Di mana setiap orang membutuhkan hidayah ini; baik ia jahil atau ‘alim, murid atau guru, laki-laki atau wanita, besar atau kecil, kaya atau miskin. Semuanya tidak bisa lepas dari hidayah Allah walau sekejap mata.
Dalam meminta perkara yang sangat agung dan urgent ini, beliau Shallallahu 'Alaihi Wasallam bertawassul dengan memanggil Allah dengan nama-Nya yang paling agung; yaitu Allah. Lalu diikuti dengan sifat Rububiyyah sebagi pencipta, pemilik, pemelihara, dan pengatur makhluk-makhluknya yang mulia; yakni para malaikat.
Disebutkannya 3 nama Malaikat ini secara khusus menunjukkan kemuliaan dan kedudukan mereka yang tinggi di sisi Allah. Mereka adalah pemimpinnya para malaikat. Yaitu Jibril, Mikail, dan Israfil. Jibril bertugas menyampaikan wahyu untuk para nabi; sebagai sumber kehidupan ruh. Mikail bertugas menurunkan hujan yang menjadi sumber kehidupan jasad. Israfil bertugas meniup terompet kiamat dan kembalinya ruh kepada jasad; sebagai akhir kehidupan dunia dan awal kehidupan akhirat dengan jasad dan ruh.
Kemudian beliau bertawassul kepada Allah dengan sifat Allah sebagi pencipta langit dan bumi dan yang mengetahui segala sesuatu yang nampak dan tersembunyi. Ilmu Allah meliput segala makhluk yang ada; baik ia terlihat atau tersembunyi.
Semua ini menunjukkan pengakuan bahwa Allah Subhanahu wa Ta'ala adalah rabb (pencipta) segala sesuatu dan penguasa atasnya. Dia sebagai haakim (pemutus perkara) di antara hamba-hamba-Nya di dunia dan akhirat. Dia haakim di antara hamba-hamba-Nya di dunia dengan syariat-Nya. Dan Dia Haakim di akhirat dengan keputusanNya yang adil.
Setelah menyebutkan wasilah-wasilah agung ini, beliau menghaturkan permintaan kepada Allah agar menunjukinya kepada kebenaran yang diperselisihkan manusia.
اهدِني لما اختُلِفَ فيهِ منَ الحقِّ بإذنِكَ
“Tunjukilah aku kepada kebenaran yang diperselisihkan manusia dengan izinmu.” Yaitu meminta kepada Allah agar menunjuki beliau kepada kebenaran dan al-Hak yang manusia berselisih tentangnya. Kemudian bertawassul kepada Allah dengan sifatnya sebagi pemberi petunjuk dan masyi’ahNya yang sempurna, “Sesungguhnya Engau memberi petunjuk siapa yang Engkau kehendaki kepada jalan yang lurus.”
Doa Istiftah Rasullullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam ini dengan bertawassul menggunakan wasilah-wasilah yang agung menunjukkan pentingnya hidayah dalam kehidupan manusia. Dengannya akan mendapat keselamatan dan kebahagiaan. Tanpanya, pasti celaka dan merugi. Wallahu A’lam. [PurWD/voa-islam.com]