Oleh: Luthfiah Jufri
“Saya kehilangan harapan untuk mewujudkan cita-cita Yahudi di bumi Palestina. Orang-orang Yahudi tidak akan mampu memasuki tanah yang dijanjikan itu, selama Sultan Hamid II masih tetap berkuasa dan memegang kendali pemerintahan” (Theodor Herzl, Pemimpin Yahudi Zionis Internasional).
Sepenggal tulisan Herzl yang saya kutip dari buku Sultan Abdul Hamid II the Last Khalifah, mengingatkan kita kembali bahwa Yahudi (red: Israel) dari dulu hingga sekarang memang berambisi untuk menguasai Palestina.
Permusuhan Yahudi terhadap Islam bermula sejak Islam menang dan Rasulullah saw. mengusir mereka dari Kota Madinah yang menjadi pusat ibukota Negara Islam kala itu. Akibat dari pengkhianatan mereka yang terus berulang. Sampai akhirnya, kaum Yahudi pun diusir dari seluruh Jazirah Arab pada masa khalifah Umar bin Khattab.
Pada Masa itu, Yahudi menjadi kaum yang terusir dan terjajah. Mereka mengalami tekanan diberbagai tempat. Yahudi tak berputus asa untuk mendapatkan izin khalifah agar bisa berpindah ke wilayah daulah Islam kembali. Hingga masa daulah Islam Turki Ustmaniyah Yahudi mendapatkan kemerdakaan personal dibawah penerapan hukum Islam. Mereka merasakan kesejahteraan sempurna, menempati kota Izmir, Edirne, Bursa serta wilayah Utara dan Barat Anatolia.
Begitu mulia khalifah dan kaum muslim kala itu memperlakukan Yahudi di kota mereka. Setelah tercerai-berai akibat jajahan bangsa Tatar Crimea di Andalusia dan Rusia mereka diterima kembali sebagai bentuk rasa kemanusiaan. Namun, saat ini apa balasan Yahudi Israel terhadap kaum Muslim? Amat nyata kebencian dan agresi mereka terhadap Islam.
Berdasarkan laporan Aljazeera, dikutip dari laman web Cncbcindonesia.com(22/5/2021) bahwa pengeboman Israel di Gaza menewaskan sedikitnya 248 warga Palestina, termasuk 66 anak-anak, dan membawa kerusakan luas ke wilayah yang sudah miskin itu.
Sehari sebelumnya terjadi gencatan senjata pada Jumat dini hari (21/5/2021), baru beberapa jam telah diumumkan dan sebagian muslim merayakannya sebagai “Hari Kemenangan”, namun beberapa jam kemudian Masjidilaqsa kembali diserang.
Benarlah apa yang Allah firmankan dalam Al-Qur’an surah Al-Baqarah ayat 120,“Orang-orang Yahudi dan Nasrani tidak akan senang kepada kamu hingga kamu mengikuti agama mereka. Katakanlah, “Sesungguhnya petunjuk Allah itulah petunjuk (yang sebenarnya).”Dan sesungguhnya jika kamu mengikuti kemauan mereka setelah pengetahuan datang kepadamu, maka Allah tidak lagi menjadi pelindung dan penolong bagimu.”
Oleh karenanya, tampak bahwa Zionis Yahudi Israel memang tidak akan pernah berhenti menyerang hingga berhasil menduduki bumi Palestina. Zionis Yahudi berhasil mendirikan entitas negaranya pada tahun 1948 dengan menduduki 77% tanah Palestina dan setelah mengusir 2/3 rakyat Palestina dari tanah mereka. Dan saat ini yang tersisa hanya jalur Gaza dan tepi Barat sungai Yordan.
Perampasan Tanah Palestina adalah masalah substansial. Bukan sekedar konflik biasa tetapi ini masalah Akidah dan keyakinan. Yahudi tidak sendiri melakukan aksi biadapnya, mereka mendapat dukungan dari Inggris, AS, dan PBB. Jadi, tak usah heran ketika umat muslim berkoar-koar membela Palestina namun PBB nampak “santuy”, seolah-olah telah memberi solusi tuntas padahal menyelasaikan masalah dengan masalah.
Sungguh nyata karakter Yahudi Israel dan telah nyata pula fakta keistimewaan tanah Palestina. Tanah Palestina merupakan negeri Islam yang diberkahi. Palestina adalah negeri tempat Isra Nabi saw. dan tempat beliau bertolak (Mi’raj) ke langit. Karenanya, kaum muslim yang paling berhak atas tanah ini.
Sudah seharusnya umat Islam seluruh dunia bersatu, bahu-membahu untuk merebut kembali tanah Palestina dari penjajah Yahudi Israel la’natullah ‘alaih. Pemimpin-pemimpin Negeri Islam saat ini harusnya mencontoh Sultan Abdul Hamid II yang menolak segala bentuk penyerahan tanah Palestina kepada Yahudi meskipun hanya sejengkal.
Dengan demikian, nestapa Palestina akan berakhir jika telah muncul kembali kepemimpinan yang tegak di atas landasan Islam di tengah-tengah umat. Yakni kepemimpinan yang akan menjadi benteng penjaga dan mengerahkan segala daya menghapus penjajahan Zionis Yahudi. Wa’allahu’alam. (rf/voa-islam.com)
Ilustrasi: Google