Oleh:
Keni Rahayu || Influencer Dakwah Milenial
INI bukan review film, gaes hehehe. Ini curhatan teman-teman yang berani ambil langkah hebat di usia muda. Mereka memutuskan hijrah dengan belajar Islam, mengamalkan, dan suatu hari berharap bisa mendakwahkannya. Keren gak tuh?
Mengapa Aku Berbeda?
Gaes, jangan takut terlihat beda. Jangan minder merasa beda. Karena beda itu istimewa. Dengan menjadi berbeda, kamu tak akan mudah dilupa.
Et, tapi jangan sembarang beda, ya. Beda gimana juga ada aturannya. Kita pahami kondisi hari ini, standar keren itu yang ngikuti tren. Fashion kekinian ngikuti selebgram. Atau bisa beli BTS Meal rasanya udah bahagia bisa jadi anak zaman now banget. Hmm, kita kulik lebih dalam yuk.
Zaman sekarang yang istikamah pakai gamis dibilang emak-emak, yang pakai legging berhijab dibilang kekinian. Atau kerudung tipis yang dilempar silang ke pundak hingga dadanya nampak dibilang keren. Nah, jadi beda kudu bahagia. Sebab kamu bergamis memenuhi syariat Allah, menyambut baik ayat cinta-Nya di surat Al Ahzab ayat 59. "Katakanlah kepada istri-istrimu, anak-anak perempuanmu dan istri-istri orang mukmin, 'Hendaklah mereka menutupkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka.'..."
Ketika muslimah pergi ke kajian dibilang kaku dan dipandang aneh, tapi nongkrong di warkop terasa wajar. Halo, muslim belajar Islam itulah wajar. Ya kalau muslim belajar agama lain, baru aneh dong. Itu muslimah, bukan jaga marwah kenapa malah jaga warkop padahal gak ikutan punya. Nah, jadi beda buat gak nongkrong di warkop malah pergi ke majlis ilmu kudu bahagia. Sebab kamu selangkah lebih dekat berupaya mendekati-Nya, insyaallah.
Ketika yang pacaran dibilang tren, jomblo dilihat aneh. Hihi plis deh, pacaran kan main-main, kenapa kita insecure sama yang sukanya main-main. Katanya udah gede, kok suka dimainin? Nah, jadi beda buat gak pacaran harusnya bahagia. Sebab kamu menjawab ayat cinta-Nya di surat Al Isra ayat 32. "Dan janganlah kamu mendekati zina; (zina) itu sungguh suatu perbuatan keji, dan suatu jalan yang buruk."
Pemikiran asing sudah menyusupi pemikiran kaum muslimin hari ini, termasuk para pemudanya. Dampaknya, ide-ide kebebasan yang dijadikan patokan. Standar keren bagi kaum muda bukan lagi ketaatan, tapi kebebasan. Semakin ngikuti isi hati, semakin bahagia. Itulah nafsu yang semakin hari semakin dituhankan. Bukankah itu memang visi misi setan?
Dengan memahami kondisi ini, harusnya menjadi berbeda itu bangga, menjadi beda itu bahagia. Bangganya bukan dalam rangka menyombongkan diri, tapi dalam rangka menguatkan: jangan menyerah taat sama Allah. Maka, jadilah yang berbeda dengan senantiasa taat kepada-Nya. Tipsnya: cari circle yang mendukung dan istikamah ngaji. Insyaallah kuat dan manteplah hati.
Rasul juga pernah kasih pesan cinta buat umat akhir zaman kek kita:
Dari Abu Hurairah, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
بَدَأَ الإِسْلاَمُ غَرِيبًا وَسَيَعُودُ كَمَا بَدَأَ غَرِيبًا فَطُوبَى لِلْغُرَبَاءِ
“Islam datang dalam keadaan yang asing, akan kembali pula dalam keadaan asing. Sungguh beruntungnlah orang yang asing” (HR. Muslim).
Wallahua'lam bishowab.*