Oleh:
Keni Rahayu || Influencer Dakwah Kekinian
BAKSO. Siapa yang gak suka bakso? Kayaknya semua orang akrab dengan menu ini. Bayangkan sore-sore makan bakso hangat, dikasih sambal. Bagi yang suka asam, cocok banget dikasih jeruk nipis. Eit tapi jangan sembarangan, enak di lidah belum tentu nyaman buat perut.
Makan makanan dan minuman anjuran nabi kita adalah halal dan tayyib. Gak sekadar enak, tapi juga harus tayyib. Tayyib artinya baik secara gizi dan nutrisi untuk pencernaan kita.
Makan yang terlalu pedas dan asam bisa membahayakan lambung. Akibatnya bisa sakit perut, diare, dan muntaber. Kalau diteruskan, bisa bikin lambung sensitif dan lemah.
Mengetahui hal ini, tentu kita jadi lebih berhati-hati dalam mengonsumsi sesuatu untuk perut kita. Tapi, tahu gak akal juga punya mekanisme kerja yang serupa, lho? Lanjutkan membaca sampai habis ya!
Seringnya kita lebih selektif terhadap makanan atau minuman yang kita konsumsi. Kita lupa padahal akal juga butuh nutrisi bergizi. Kalau kita takut sama hantu atau setan, bisa jadi kita suka nonton film setan ala Indonesia. Hantunya diseram-seramin, suka makan manusia. Padahal, sejatinya jin itulah yang takut sama manusia.
Kebanyakan nonton film horor jadi bikin kita takut ke kamar mandi. Kita takut sama gelap. Akibatnya, kita jadi takut salat Tahajjud. Itu bukti kita salah konsumsi gizi yang bernutrisi untuk akal.
Kemudian ketika diviralkan isu bahwa semua agama benar, kemudian kita sebagai muslim cuma iya iya aja. Wah, coba ditilik lagi. Apa udah benar konsumsi akal kita selama ini?
Manusia diberi Allah akal. Akal digambarkan dengan proses berpikir yang di dalamnya ada fakta, alat indra, otak dan informasi. Keempat komponen ini bersatu melahirkan pemikiran tertentu, kemudian jadi pemahaman. Pemahaman inilah yang menjadi landasan manusia beramal. Ini adalah gambaran mengapa manusia butuh mengonsumsi informasi yang bergizi, agar amalnya benar.
Informasi adalah salah satu komponen dari proses berpikir. Ia mendukung fakta yanh dicerap alat indra, disampaikan ke otak. Di dalam otak fakta berasimilasi dengan informasi yang dimiliki. Hasil dari itu semua melahirkan sebuah pemikiran. Sebagaimana yang ditulis di atas, pemikiran membangun pemahaman yang dijadikan landasan beramal. Maka dari itu informasi yang benar melahirkan amal yang benar. Sebaliknya, informasi yang salah melahirkan amal yang salah.
Seseorang yang mengira pacaran keren, dia akan melakukannya. Sebab informasi yang didapat dari lingkungannya demikian. Sebaliknya, yang rajin ikut kajian, paham bahwa pacaran itu haram ya menghindari.
Sama dengan orang yang mendapatkan informasi bahwa Covid-19 adalah hoaks. Maka ia akan memahami itu dan mengabaikan protokol kesehatan. Sebaliknya, seseorang yang melihat langsung dampak Covid-19, ia meyakininya dan menghindarinya sebaik yang ia bisa.
Sebab orang beramal karena pemahamannya, makanya penting menjaga pemahaman. Caranya adalah dengan menyeleksi informasi yang masuk ke akal kita. Kita harus berhati-hati dengan ide yang kita baca di buku, beranda media sosial, juga film yang kita tonton.
Berikut ini adalah tips menjaga nutrisi akal agar tetap bergizi.
1. Rutin ikut kajian Islam. Minimal seminggu sekali kita harus duduk bermajelis, talaqqi langsung dari Ustaz/ah. Di kajian Islam kita belajar tsaqofah Islam. Tsaqofah Islam adalah filter terbaik untuk menyaring pemikiran rusak di luar sana.
2. Hindari tontonan dan bacaan yang bertema liberal. Liberal jelas bukan ajaran Islam. Bahkan frase Islam yang bergandengan dengan kata itu jelas tentu bukanlah gambaran Islam itu sendiri. Kita tentu harus berhati-hati dengan konten yang isinya serba boleh serba mengizinkan bahkan menuhankan hawa nafsu. Awalnya mungkin kita risih, tapi jika diteruskan lama-lama kita mendiamkan dan pada akhirnya kita mengaminkan dalam perbuatan kita. Nauzubillahi min dzalik.
3. Hindari konten porno. Dampak menonton konten porno secara fisik jelas, kita jadi terpancing untuk melakukan hal serupa. Lebih dari itu, konten porno merusak otak yang jangka panjangnya membuat kita hilang konsentrasi dan mudah marah. Mari kita meminta pada Allah agar dijauhkan dari segala fitnah dunia yang dapat menyesatkan iman kita.
4. Hindari konten kekerasan. Pernahkah kalian tau film kartun isinya 3 kelinci lucu? Tapi isinya serem banget. Pisau gorok leher, darah muncrat-muncrat dan segala macam kekerasan lainnya. Jangan sampai kita lihatnya lucu. Masa ada orang lain tersiksa kita anggap lucu?
Jadi guys, jangan pernah salah pilih tontonan. Jangan sembarangan pilih bacaan. Karena apa yang kita konsumsi, masuk ke akal pikiran, lama-lama jadi pemahaman. Pemahaman inilah yang membentuk perbuatan. Sebagai muslim, kita harus berhati-hati dalam beramal. Semua dimulai dengan mengonsumsi konten yang sesuai syariat Islam. Insyaallah dijamin aman. Wallahu a'lam bishowab.*