Oleh: Fathiya Puti Khaira
(Siswi SMA Durrotul Ummah Tangerang)
Laut, gunung, lembah, dan bukit adalah komponen-komponen masyhur yang tertancap di atas bumi. Semua orang mengenalnya, tentu saja. Laut dan gunung dijadikan sebagai destinasi yang amat menyenangkan untuk menyegarkan pikiran. Pemandangan yang indah, embusan udara yang sejuk, dan kicauan burung yang membentuk musikalisasi baru, guna menyambut kedatangan para wisatawan.
Maka, nikmat Tuhanmu mana lagikah yang ingin kamu dustakan? Namun pada faktanya, lahir gunung dan lautan baru yang bukan diciptakan oleh Sang Pencipta, tetapi mereka dibentuk dari ulah tangan manusia. Sungguh hebat manusia, bukan?
Hasil dari pencarian di media massa, lebih dari 10 lautan, gunung, dan sungai di Indonesia tercipta karena manusia. Bahkan, jumlah tersebut masih terus meningkat dari hari ke harinya. Bagaimana manusia menciptakannya? Adakah arsitek terkenal yang mampu merancang lautan luas dengan komponen biotik di dalamnya? Adakah kontraktor professional yang mampu mambangun gunung tinggi tanpa ada kecacatan sedikit pun?
Tentu tak ada yang mampu mencipta lebih dari Yang Mahakuasa. Namun, manusia mampu dengan mudahnya menciptakan gunung sampah, lautan sampah, bahkan sumur, anak sungai, danau, dan lain sebagainya yang dipenuhi oleh sampah. Dimulai dari baratnya Pulau Jawa, di Tangerang terdapat gunung sampah TPA Rawa Kucing, di Bekasi hadir Bantargebang, di Surabaya lahir Sampah Kaget, begitu pula di tempat lainnya yang memiliki nama panggilan yang berbeda-beda. Di kali Prancis Dadap Tangerang, muncul lautan sampah yang amat mengerikan walau hanya tampak dari lensa kamera.
Inilah relief permukaan bumi muda yang mewarnai media massa bahkan hingga tersohor di mata dunia. Mengutip dari Indonesia.go.id, Indonesia berhasil memproduksi sampah plastik sebanyak 67,7 ton dalam waktu setahun di tahun 2020, yang berarti telah menghasilkan 185.753 ton sampah pada setiap harinya. Lalu untuk peringkatnya, Indonesia menjadi top 3 besar penghasil sampah terbesar di dunia dari banyak negara partisipasi lainnya. Sebuah prestasi yang amat menjijikan sebenarnya.
Miris. Semua yang indah lenyap sebab warna-warninya kantong plastik busuk yang bertebaran di mana-mana. Penciuman terganggu, kenyamanan terenggut, dan kesehatan menjadi ujung korbannya. Inilah para manusia, diberikan bumi secara baik-baik oleh Allah, tetapi malah disepelekan dan berakhir dengan kondisinya yang tak baik-baik saja. Inilah para manusia, sibuk berbelanja dan menikmati produk terbaru, hingga amnesia bahwa mereka telah menghasilkan lebih dari 70 ton sampah. Inilah para manusia, yang tak kandung rasa tanggung jawab. Benar begitu, para manusia?
Kala kondisi darurat, banyak manusia saling mencemooh dan menuduh satu sama lain. Sibuk menyalahkan pemerintah, pabrik plastik, supermarket, atau bahkan si pemungut sampah itu sendiri. Terlalu banyak drama aneh yang terlakon sebab sampah sisa pembuangan ini. Padahal dalam Qur’an surat Rum, Allat telah berfirman bahwa kerusakan di bumi sebab ulah manusia itu sendiri.
Jadi, kalian kompak salah dalam hal ini, wahai para manusia. Para manusia menumpang tinggal di bumi, tetapi bumi terus dikotori. Para manusia bergaya menjadi pemilik bumi, tetapi ia terus disakiti. Inilah para manusia penghasil sampah berprestasi yang tak tahu diri. Lalu, bagaimana denganmu, wahai manusia? (rf/voa-islam.com)
Ilustrasi: Google