Oleh:
Keni Rahayu || Dakwah Influencer
Bestie, gak asing sama bahasan ini kan? Beberapa bahasan ini adalah topik kekinian yang seliweran di media sosial. Apa itu?
Tutorial maksiat. Sebuah video berisi empat cewek ngobrol menceritakan pengalaman mereka FWB (Friend with Benefits) dan ONS (One Night Stand). Video ini di-share di sebuah akun Youtube. Potongan-potongan videonya viral di Tiktok. Alih-alih sex-education, konten mereka lebih pas disebut kampanye seks bebas. Nauzubillah.
Ditemukan 7 janin di sebuah indekos dalam kotak makan. Kata pak polisi, itu adalah hasil hubungan gelap yang dilakukan sejak 2012. Alasan si cewek menyimpan ketujuh janin hingga membusuk karena hendak dikubur di kampung halamannya setelah dinikahi sang pacar. Namun 10 tahun berlalu, pernikahan tak kunjung terjadi. Astagfirullahaladzim.
Beberapa waktu lalu sempat viral bahasan lagibeti tampil di podcast om Deddy Corbyzier. Om Deddy mengundang dua sosok g*y, RM dan F menjadi narasumber di podcast,-nya. Ramai. Netizen menyayangkan postingan om Deddy yang kemudian diunggah di YouTube beliau. The power of netizen, mendorong om Deddy melakukan take down terhadap postingannya sendiri dan melakukan klarifikasi sekaligus minta maaf.
Agak aneh memang. Beliau punya statement keren: don’t make stupid people famous. Tapi, mengapa kali ini mengundang “tokoh” lagibeti. Bukankah, membiarkan mereka berbicara sama dengan memberikan panggung untuk mereka semakin famous. Kalau netizen memaklumi, lama-lama menerima, alih-alih menghindari tapi malah melakukan gimana? Nauzubillah min zalik.
Tiga fenomena di atas berbaris pada satu garis: zina. Zina bak merebak di bumi Indonesia yang katanya menegang tradisi ketimuran. Santun dan sopan sepertinya tak berlaku. Seks bebas yang tabu seolah menjadi tren baru. Sehingga tampil berbagai “variasi” perzinaan. Padahal, konsep dasarnya sama. Haram.
Ke mana akar dari masalah bernama zina? Salah satunya adalah krisis jati diri. Betapa pemuda hari ini tak paham ia siapa. Tak menguasai, dunia ini dijalani untuk apa. Tak kenal betul, kehidupan apa yang ada setelah dunia ini, meski katanya tak mau masuk neraka maunya surga. Jati diri menjadi barang mahal yang kini tak dimiliki generasi.
Hidup bebas menjadi solusi menjalani hari. Konsen menjadi senjata andalan untuk menuhankan egoisme diri. Sekularisme dianakemaskan, menjadi jalan pintas demi hidup yang bebas. Hawa nafsu diterbangkan lepas melewati ambang batas. Bablas.
Maka, selamat datang di kehidupan yang berisi hamil di luar nikah, anak tanpa ayah, PMS, dan sejenisnya menjadi masalah demi masalah baru. Angka data bukan menurun malah meningkat. Sampai kapan? Tak ada yang tahu. Selama hawa nafsu masih jadi Tuhan, selamanya kemuliaan Islam akan tertawan.
Jati Diri Seorang Muslim
Menjadi muslim harus berangkat dari keyakinan bahwa Allah adalah Tuhan sekaligus pencipta aturan kehidupan. Menjalani hidup bukan atas hawa nafsu, melainkan kesadaran hubungan dengan Allah. Batas-batas perbuatan adalah halal haram. Tujuan hidup cuma satu, bukan mengejar bahagia dunia tapi meraih rida Allah sebanyak-banyaknya.
Kunci istikamah adalah menjaga pemikiran Islam pada diri dan masyarakat dengan terus mengkaji Islam kemudian mendakwahkannya. Perang yang senantiasa hadir selain melawan nafsu diri adalah perang pemikiran antara ide Islam dengan tsaqofah asing. See, konsep seorang muslim sudah jelas sekali, bukan? Menjadi muslim akan memantapkan langkah, tak pernah ada kata ragu.
Jadi, sampai kapan kita membiarkan zina meraja dan melupakan citra diri sebagai seorang “hamba”? Mari ambil bagian dalam perjuangan. Jangan berdiam, umat sedang temaram. Wallahua’lam bishawab.*