Oleh: Euis Hamidah
Dalam menjalankan roda kehidupan ada yang dinamakan dengan ketetapan. Ketetapan itu telah disiapkan oleh Sang Mahakuasa sejak zaman azali. Ketetapan tersebut bersanding erat dengan kata ‘takdir’. Dalam agama Islam, ketetapan dan takdir tersebut kita kenal dengan istilah Qadha dan Qadhar.
Qadha adalah ketetapan Allah SWT sejak sebelum penciptaan alam semesta atau disebut zaman azali. Penetapan qadha sesuai dengan kehendak Allah SWT, yang berkaitan dengan berbagai hal yang berhubungan dengan makhlukNya. Sedangkan qadar adalah perwujudan ketetapan Allah SWT (qadha), qadar juga sering disebut dengan takdir. Percaya kepada qadha dan qadar Allah SWT termasuk ke dalam rukun iman yang ke-6.(detik.com)
Berkaitan dengan qadha dan qadar ini terdapat dalam Al-Qur’an Surat Al- Ahzab (33) ayat 38, yaitu :
مَا كَانَ عَلَى النَّبِيِّ مِنْ حَرَجٍ فِيْمَا فَرَضَ اللّٰهُ لَهٗ ۗسُنَّةَ اللّٰهِ فِى الَّذِيْنَ خَلَوْا مِنْ قَبْلُ ۗوَكَانَ اَمْرُ اللّٰهِ قَدَرًا مَّقْدُوْرًاۙ
Artinya : “Tidak ada keberatan apa pun pada Nabi tentang apa yang telah ditetapkan Allah baginya. (Allah telah menetapkan yang demikian) sebagai sunah Allah pada (nabi-nabi) yang telah terdahulu. Ketetapan Allah itu merupakan ketetapan yang pasti berlaku.”
Ketetapan atau takdir ini terbagi menjadi dua macam, yakni takdir mubram dan takdir mu’allaq. Takdir mubram adalah takdir atau ketetapan yang dapat diubah dengan sebuah usaha, contohnya orang yang bodoh karena malas belajar dapat menjadi orang yang pintar dengan cara belajar yang rajin dan tekun. Sedangkan takdir mu’allaq adalah takdir atau ketetapan yang tidak dapat diubah. Takdir ini bersifat mutlak, pasti.
Contohnya adalah kelahiran dan kematian. Kita sebagai seorang anak, tidak bisa memilih dilahirkan dari rahim ibu siapa, dari pasangan siapa, dari keluarga yang bagaimana. Juga dalam hal kematian, kita tidak bisa menawar kepada malaikat untuk diberi penangguhan waktu sebelum dicabut ajal 1 jam, 1 hari, 1 minggu, 1 bulan, atau 1 tahun yang akan datang. Kematian merupakan suatu hal yang pasti, ketika Allah mengatakan bahwa si A akan meninggal di hari ini, jam sekian, maka si A tersebut pasti akan meninggal di hari dan jam tersebut. Jika takdir mubram bisa diubah dengan usaha kita, maka takdir mu’allaq tidak akan pernah bisa diubah dengan cara apa pun.
Setiap insan pasti menginginkan ketetapan yang indah dalam setiap episode kehidupannya. Namun terkadang mereka lupa, bahwa ada Allah sebagai Sang Pengatur segalanya. Tidak selamanya episode kehidupan yang kita lalui senantiasa berjalan mulus, lancar tanpa hambatan apa pun. Terkadang terdapat kerikil kecil sampai batu besar yang menyandung dalam perjalanan hidup kita. Disadari atau tidak, segala hal yang terjadi dalam kehidupan kita merupaka ketetapan terindah yang diberikan olehNya.
Misal, dalam hal menentukan pilihan instansi pendidikan. Kita berangan-angan untuk masuk ke instansi favorit yang diidamkan oleh banyak orang, namun takdir Tuhan menggiring jalan kita untuk masuk ke instansi biasa dan bahkan cenderung menjadi pilihan kedua atau terakhir bagi orang-orang yang sudah pasrah akan pilihan. Namun justru di sanalah tangan Tuhan bermain, jikalau kita masuk ke instansi favorit, kecil kemungkinan kita akan bersinar terang layaknya sebuah bintang yang bersinar di tengah gelapnya malam. Di tempat (instansi) biasa yang dipilihkan Tuhanlah diri kita berkembang, menjadi sosok yang cerdas, seimbang antara pengetahuan dan keimanan, sehingga menjadi sosok bintang yang terang benderang. Itulah salah satu cara Tuhan dalam memberikan sebuah peluang melalui sebuah ketetapan.
Rencana ketetapan Tuhan terkadang tak bisa kita terima, terasa menyakitkan. Namun, dibalik rasa sakit dan kekecewaan yang hanya sebentar itu terdapat hikmah besar di dalamnya yang tak pernah terbanyangkan. Boleh jadi kita kecewa akan ketetapan Tuhan di awal, namun kita akan bersyukur ketika sudah melewati ketetapan tersebut pada masa yang akan datang. Allah sebagai Rabb alam semesta telah mengungkapkan dalam firmanNya, yang artinya : “... boleh jadi kamu tidak menyenangi sesuatu, padahal itu baik bagimu, dan boleh jadi kamu menyukai sesuatu, padahal itu baik bagimu. Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui.” (QS. Al-Baqarah (2) ayat 216).
Dari kutipan ayat di atas dapat kita tarik kesimpulan bahwa, segala sesuatu yang terjadi dalam kehidupan kita, baik itu yang kita kehendaki atau tidak dikehendaki, kita senangi ataupun tidak, semuanya tidak luput dari ketetapanNya yang sudah Dia tetapkan sejak kita masih dalam kandungan seorang ibu. Ketetapan dariNya merupakan takdir terbaik yang digoreskan dalam hidup. Dia yang menciptakan, pasti Dia pula yang tahu alur cerita terbaik bagi kita dalam kehidupan.
Tugas kita sebagai seorang hamba adalah ikhtiar mengubah takdir yang dapat kita ubah dengan ikhtiar sebaik mungkin dan menerima segala hal yang sudah Tuhan berikan dalam kehidupan kita. Dengan bersyukur, hidup akan lebih mudah dan berkah dalam menjalankan setiap episode kehidupan. Selain bersyukur, hal mendasar yang harus kita lakukan adalah ikhlas menerima segala hal yang telah Dia takdirkan dalam episode kehidupan.
Jika dalam quotes anak muda zaman sekarang ‘kan ada pelangi setelah badai’, maka “kan ada pahala dibalik sebuah kesabaran dalam menjalani ketetapan”. So, marilah kita ikhlas menerima yang telah, sedang, dan akan terjadi dalam kehidupan, serta syukuri segala takdir yang telah Dia berikan dalam hidup dengan cara meningkatkan kualitas dan kuantitas ibadah kita kepadaNya! Agar apa yang Allah tetapkan tak pernah membuah ini kecewa. Wallahu a’lam. (rf/voa-islam.com)
Ilustrasi: Google