Oleh: Aily Natasya
Tersebar, sebuah video dua santri sedang membuang sampah di sungai dengan enteng. Yup, nggak mikir dulu, atau ragu duluh, tuh, nggak. Bener-bener enteng, kayak yang udah terbiasa gitu. Jujur, miris. Kenapa? Selain dari perbuatannya, juga dari yang buang. Maksudnya, yang buang ini santri, loh. Orang yang nggak cuman berilmu aja, tapi juga berilmu agama.
Miris, padahal kita sama-sama tahu bagaimana Islam itu merupakan agama yang paling terdepan masalah kebersihan. Walau kita nggak bisa memungkiri juga, banyak masyarakat kita yang walau notabene-nya Islami, tapi kurang peduli juga atas isu-isu lingkungan semacam ini. Salut sama Pandawara group. Siapa? Itu loh, sekelompok anak muda asal Bandung yang viral karena aksi membersihkan sungai yang kotor dan tercemar.
Di dalam siklus air, sungai memiliki peran untuk mengaliri air dari arah hulu menuju hilir yang terletak pada laut. Sungai yang tercemar bisa memberikan dampak yang buruk bagi lingkungan, seperti bisa terjadi banjir, dan terganggunya siklus air. Pencemaran sungai bisa disebabkan oleh limbah industri, limbah rumah tangga, tumpahan bahan bakar, limbah air panas, dan lain-lain. Dan masalah yang sedang kita bahas inilah yang paling sering terjadi. Sungai tidak dijadikan sebagai sumber kehidupan, tapi malah menjadi tempat pembuangan akhir bagi beberapa masyarakat. Sad but true.
Di antara tanda-tanda kebesaran Allah adalah menciptakan sungai bagi makhlukNya. Salah satu kenikmatan surga yang Allah janjikan juga berupa sungai-sungai yang mengalir dengan indah dan menyejukkan mata yang memandang.
“Dan sampaikanlah berita gembira kepada mereka yang beriman dan berbuat baik, bahwa bagi mereka disediakan surga-surga yang mengalir sungai-sungai di dalamnya. Setiap mereka diberi rezeki buah-buahan dalam surga-surga itu, mereka mengatakan: “Inilah yang pernah diberikan kepada kami dahulu.” Mereka diberi buah-buahan yang serupa dan untuk mereka di dalamnya ada isteri-isteri yang suci dan mereka kekal di dalamnya.” (QS. Al-Baqarah: 25).
Kata Allah, kita itu khalifah di bumi
“Dan ketika Tuhanmu berkata kepada para malaikat, “Aku akan menciptakan di bumi ini seorang khalifah.’” (Al-Baqarah: 30).
Maksudnya apa, sih, khalifah di bumi itu? Maksudnya adalah, manusia itu punya peranan penting dalam mengurus kemaslahatan sesama makhluk. Apa saja kemaslahatan itu, di antaranya adalah, memakmurkan bumi, memelihara bumi, dan perlindungan terhadap agama, jiwa manusia, harta kekayaan, akal pikiran, dan keturunan (kehormatan).
Tau-taulah definisi dari memakmurkan dan memelihara bumi itu seperti apa. Tidak merusak bumi dan seisinya, that’s the point.
Tips mengurangi sampah
Ini jelas, lah, ya. Pokoknya, sungai itu bukan tempat pembuangan akhir, jadi jangan buang sampah di sana. Dan kalau tidak ada tempat sampah di sekitar kita, tapi kita mau buang sampah, jangan buang sembarangan juga. Ini biasanya ada di beberapa tempat wisata atau jalan. Tetap pegang sampahnya sampai kita bisa menemukan tempat sampah yang memang seharusnya.
Jangan dipikir rongsokan itu cuman bisa dikumpulkan oleh pemulung. Big no! Buat diri sendiri aja. Jadi kalau punya sampah-sampah plastik, besi, atau apapun itu yang bisa dijadikan rongsokan, kumpulin aja, terus jual. Atau kalau ada yang berpikiran bahwa itu haknya pemulung, ya, kita kasih aja langsung ke pemulungnya. Nggak hanya mengurangi sampah yang berkumpul di TPA tapi juga mempermudah, dan insyaa Allah lebih berkah.
Yang punya tangan-tangan kreatif, bisa, nih, daur ulang barang-barang bekas, terus dijadiin sesuatu yang bermanfaat. Seperti botol dijadiin pot, sedotan dijadiin hiasan dan sebagainya. Buat yang nggak bisa, tutorial di berbagai sosial media banyak, kok. Tinggal nyontek aja, hehe.
Ini biasanya dilakukan oleh orang-orang yang suka bertanam. Yap, jadi untuk sampah-sampah yang jenisnya basah atau organik itu dikumpulkan dan dijadikan kompos. Formula banyak kok di YouTube. Sok, dicari.
Kesimpulan: Islam itu bukan cuman tentang diri kita sendiri aja, tapi juga tentang orang lain. Jangan cuman pesantrennya aja yang bersih, tapi di sekitar pesantren itu juga harus bersih. Jangan hanya yang di pesantren yang makmur, tapi di sekitarnya juga. Namanya juga santri, ya. Ada ilmu ada amanah. Wallahu alam. (rf/voa-islam.com)
Ilustrasi: Google