Oleh: Aily Natasya
Dari news.detik.com, calon presiden Anies Baswedan menginisiasi untuk anak-anak korban perang Israel-Palestina dibawa ke Indonesia. Dia menilai cara itu bisa membuat pola berpikir terhadap negara yang damai akan tertanam sejak dini. Anies menilai langkah tersebut sebagai sebuah solusi. Dia mengatakan perdamaian dapat ditempuh lewat pendidikan budaya persatuan untuk generasi selanjutnya.
Usul ini terdengar seperti usulan yang sangat bijak dan solutif sekali padahal nyatanya tidak. Mengapa begitu? Sebagaimana yang sudah kita ketahui bahwasanya banyak sekali anak-anak di Indonesia yang bermasalah secara akhlak, prestasi, pendidikan, gizi, dan lain-lain. Belum lagi semua perilaku-perilaku seperti pembulian, pembunuhan, perampokan, penganiayaan terhadap guru, dan masih banyak lagi kejahatan lainnya itu dilakukan oleh anak-anak di Indonesia.
Ini mencerminkan bagaimana bobroknya sistem pemerintahan dan pendidikan di negara kita. Ini bukan masalah ‘anak-anak di negeri sendiri saja belum beres malah mengurus anak-anak dari negara lain’ tapi lebih ke kepada bagaimana kita bisa mempertahankan akhlak dan karakteristik anak-anak Gaza yang sudah luar biasa sejak kecil. Mulai dari akhlaknya, perilakunya, adabnya, imannya, bagaimana negara ini bisa mempertahankan itu semua?
Anak-anak Palestina adalah bibit unggul bagi dunia
Tanah Palestina merupakan tanah yang diberkahi oleh Allah. Keberkahannya didoakan oleh Rasulullah. Dan Allah berkahi lagi negeri ini dengan anak-anak pernghafal Al-Qur’an. Walau dalam keadaan yang sulit karena pembantaian yang dilakukan oleh Zionis Israel, semangat mereka dalam menuntut ilmu dan menghafalkan Al-Qur’an tidak pernah padam. Keluarga di Gaza memiliki prinsip “Satu keluarga satu penghafal Al-Qur’an”. Karena bagi mereka, Allah dan Al-Qur’anlah sumber kekuatan mereka.
Dan menariknya lagi, tidak hanya sampai dengan menghafal Al-Qur’an, ketika mereka memasuki perguruan tinggi, mereka belajar tentang ilmu pengetahuan umum seperti kedokteran, keperawatan, astronomi, geografi, dan lain-lain.
Dan mengenai iman dan akhlak mereka kepada Allah subhanahu wa ta’ala, banyak sekali video yang beredar tentang bagaimana anak-anak di Palestina ini selalu menyebut nama Allah akan semua hal seperti bersyukur dan meminta pertolongan. Padahal umur mereka masih belia sekali, namun mereka sangat kenal dengan Tuhan yang menciptakan mereka. Mereka yakin akan kekuasaan Allah, mereka yakin bahwa Allah akan menolong mereka. Saking imannya mereka terhadap Allah, mereka tidak takut mati, dan tidak mudah menangis atau takut dengan bom dan penyerangan dari Zionis Israel. Mereka hanya takut kepada Allah.
Mereka menjadi inspirasi bagi banyak sekali orang muslim yang lemah imannya. Mereka, anak-anak kecil yang bahkan belum SD itu, berhasil menunjukkan bagaimana harusnya iman kepada Allah itu. Alasan ini jugalah yang membuat para Zionis Israel itu getol sekali membunuh anak-anak yang tidak bersalah ini. Selain mereka ingin menghancur leburkan darah keturunan Palestina, mereka juga tahu bahwa bibit-bibit unggul inilah yang jika dibiarkan maka akan menjadi penghancur bagi mereka.
Pemikiran dan akidah yang luar biasa itu sudah terbentuk sedari kecil dari keluarga dan lingkungan yang baik. Pikiran mereka bersih dari segala bentuk duniawi. Jadi sungguh tidak mudah bagi kita untuk membawa mereka ke sini, lantas mempertahankan karakter mulia tersebut. Karena sejatinya, dalam mendidik anak dan membesarkan anak itu tidak hanya dengan memberikan makanan yang baik dan tempat tinggal yang baik. Lebih daripada itu. Dan Indonesia saat ini masih minus dalam hal ini?
Alih-alih mengenal Allah dan menyebut nama Allah dalam segala hal, anak-anak Indonesia lebih sering menyebut kata-kata kasar hingga jorok hasil dari pelajaran mereka lewat sosial media. Mendidik anak di Indonesia masih sebatas memberi makan, dan memberi tempat tinggal. Maka tidak aneh jika bibit-bibit yang dihasilkan adalah anak-anak yang tukang buli, joget-joget, kurang adab, dan lain-lain.
Sekali lagi, anak-anak Palestina adalah bibit unggul. Jangan rusak pemikiran dan akidah mereka dengan lingkungan dan pemerintahan demokratis yang sudah jelas bobroknya. Jadi jangan ganggu mereka!
Semoga Indonesia bisa juga lekas lepas dari sistem rusak ini, dan berganti ke sistem yang terbaik, yakni sistem pemerintahan Islam, Khilafah. Sistem yang mensejahterakan karena semua aturannya adalah aturanNya. Undang-undangnya adalah undang-undangNya. Tidak ada campur tangan manusia, tidak ada kepentingan kaum kapitalisme, tidak menguntungkan yang di atas dan merugikan yang di bawah, semua sudah diatur agar sejahtera oleh Allah subhanahu wa Ta’ala. Itulah, khilafah. Wallahua’lam. (rf/voa-islam.com)
Ilustrasi: Google