View Full Version
Selasa, 05 Dec 2023

Sosial Media dalam Genggaman Pemuda

 

Oleh: Tita Rahayu Sulaeman

Sebanyak 58 siswa SMP di kota Bandung dan Tiongkok mengikuti Bandung Encouragement Forum on Leadership, Youth and Innovation (Baraya) di Balai Kota Bandung, Senin (27/11) yang digelar Pemkot Bandung melalui Bagian Kerja Sama Setda Kota Bandung. Tema yang diangkat dalam kegiatan ini adalah “Youth in Social Media: Post and Share for Better World” atau “Pemuda dalam Media Sosial: Unggah dan Bagikan untuk Dunia yang Lebih Baik".

Asisten Pemerintahan dan Kesra, Asep Gufron mengungkapkan, tujuan kegiatan ini untuk mengembangkan generasi muda untuk menjadi pemimpin masa depan yang memiliki tanggung jawab dan komitmen di lingkungan sosial. Memperkuat pengetahuan dalam bidang teknologi sosial media (koran-gala.id 27/11/2023).

Pemuda dan sosial media pada masa ini memang sangat dekat. Aktifitas unggah dan bagikan menjadi aktifitas yang hampir pasti dilakukan oleh pemuda saat menggunakan sosial media. Laporan We Are social, perusahaan asal Inggris bekerja sama dengan Hootsuite per Januari 2021 menunjukan pengguna aktif sosial media mencapai 170 juta. Dari segi usia pengguna, laporan ini menunjukan bahwa warga dengan rentang usia 25-34 tahun mendominasi. Setelah itu kelompok usia 18-24 tahun (detik 23/02/2021).

Pemuda dan Sosial Media

Sosial media telah menjadi bagian dari kehidupan pemuda saat ini. Sosial media digunakan oleh sebagian orang membentuk jejaring bisnis, berkomunitas untuk saling bertukar informasi atau referensi bahkan menjadi tempat mata pencaharian. Bagi kalangan remaja, sosial media bisa menjadi wadah untuk berekspresi, menunjukan eksistensi diri, berinteraksi, beropini, atau hanya sekedar menikmati topik-topik yang sedang tren. Berdasarkan laporan di atas, pengguna sosial media bisa mengabiskan wakttu hingga  3 jam per hari.

Melalui sosial media tren bisa diciptakan. Tren seputar makanan, pakaian, atau tempat wisata. Tak terkecuali, tren yang sifatnya negatif bisa ditemukan di sosial media. Misalnya, mengenai gaya hidup bebas, flexing, ataupun konten yang ternyata bohong atau prank. Pengguna sosial media akan cenderung mengikuti tren yang muncul di beranda mereka.

Dalam kehidupan saat ini, bermanfaat atau tidak ukurannya adalah materi. Benar atau salah adalah relatif, tergantung sudut pandang setiap individu. Akhirnya Para pemuda ini menggunakan sosial media sesuai kehendaknya, kepentingannya, bahkan hawa nafsunya. Sosial Media digunakan sebagai alat untuk mencari kesenangan, meraih uang dan popularitas semata. Lalu bagaimana kehidupan masa depan menjadi lebih baik melalui tangan-tangan pemuda dan sosial media dalam genggaman mereka ?

Untuk mewujudkan kehidupan yang lebih baik tidak akan cukup dengan peran pemuda dalam bersosial media. Berbagai problematika masyarakat hari ini adalah akibat dijauhkannya Islam dari kehidupan masyarakat dan negara. Kemiskinan, mahalnya biaya pendidikan, akses Kesehatan yang tidak merata, harga bahan pokok yang tinggi adalah akibat diterapkannya sistem kapitalisme. Masalah sosial yang terjadi, seperti kasus depresi, gaya hidup  bebas, aborsi, penularan penyakit seks, kecanduan narkoba, video porno atau pun judi online terjadi karena agama telah dipisahkan dari kehidupan.

Islam untuk Kehidupan Lebih Baik

Para pemuda harus dikembalikan pada Islam sebagai jalan hidupnya. Mereka perlu dibina dan diingatkan kembali mengenai hakikat kehidupan serta cita-cita tertinggi sebagai hamba dari penciptanya. Para pemuda harus dibentuk ketakwaan individunya melalui peran orang tua dan sistem pendidikan yang berlandaskan Islam.

Ketika para pemuda menyadari bahwa ia diciptakan oleh Allah swt sebagai Al Khalik (Maha Pencipta) dan Al Mudabbir (Maha Pengatur) maka ia akan menjadikan Allah swt sebagai tujuan hidupnya. Hanya memikirkan bagaimana pandangan Allah swt terhadap setiap perilakunya. Standar benar salah akan dirujuk hanya berdasarkan pandangan Allah semata. Impian teringginya adalah kembali ke negeri akhirat di tempat terbaik milik Allah swt yaitu surga dengan meraih keridoan-Nya.

Maka penggunaan sosial media akan sangat berbeda  ketika berada di tangan pemuda-pemuda yang bertakwa. Pemuda yang bertakwa  hanya akan mengunggah konten yang bermanfaat dari sudut pandang Islam. Sosial media akan menjadi  ladang dakwah di tangan para pemuda bertakwa untuk membentuk opini Islam, menyampaikan dakwah Islam serta memperluas pengetahuan Islam bagi pengguna lainnya.

Kapitalisme dan sekularisme hari ini lah yang telah merusak pemuda dan perannya dalam bersosial media. Oleh karen itu, kapitalisme dan sekularisme yang menjadi biang keladi harus dihempaskan dari kehidupan manusia. Tidak hanya pemuda, setiap individu, masyarakat dan negara harus kembali pada Islam dan memberlakukan Islam dalam segala aspek kehidupan. Dengan demikian, kehidupan lebih baik akan tercipta.

“Jikalau sekiranya penduduk negeri-negeri beriman dan bertakwa, pastilah Kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi, tetapi mereka mendustakan (ayat-ayat Kami) itu, maka Kami siksa mereka disebabkan perbuatannya.” (QS. Al-Araf ; 96). Wallahu alam. (rf/voa-islam.com)

Ilustrasi: Google


latestnews

View Full Version