View Full Version
Kamis, 18 Jan 2024

Afrika Selatan Bela Palestina, Kami Iri!

 

Oleh: Aily Natasya

Sebuah keharuan, Afrika Selatan berhasil menyeret Israel ke Mahkamah Internasional, menggugat Israel yang telah melakukan melakukan genosida terhadap warga Gaza, Palestina. Pun sebuah hal yang memalukan bagi kita, sebagai negara muslim, tapi belum bisa berhasil membela Palestina sampai dengan yang dilakukan oleh Afrika Selatan.

Afrika Selatan yang pernah mengalami masa penerapan kolonial Eropa yang berujung dengan Model Perbudakan dan Kerja Paksa membuat mereka merasakan hal yang sama dengan penderitaan Palestina. Walau sudah mengakhiri pemerintahan kolonia mereka di tahun 1992, Presiden Afrika Selatan mengungkapkan bahwa mereka tidak akan benar-benar merdeka kecuali rakyat Palestina juga merdeka.

Benar, umat Islam saat ini pun belum ada yang merdeka. Pikiran mereka masih dijajah, dan penguasa mereka masih dikuasai oleh hal-hal duniawi yang membuat mereka melepaskan kemewahan, dan membiarkan umat muslim lainnya terbunuh dan tertindas.

Walau memang Indonesia juga pernah mengalami masa penjajahan, nuansa Indonesia dijajah adalah nuansa yang tidak semua orang dapat pahami karena kejadiannya sudah jauh lama sekali. Pemimpin-pemimpin generasi ini pun tidak benar-benar memiliki perasaan yang sama dengan yang dirasakan oleh Afrika Selatan pada Palestina. Rasa ibanya berbeda.

Tak hanya itu, adanya hubungan politik antara negara-negara muslim dengan negara-negara sekutu Israel membuat mereka berpikir panjang untuk membela Palestina secara total. Itulah mengapa kita mudah sekali dibungkam. Dan kabar mengejutkan lainnya, ada pejabat kita yang malah sedang berusaha menormalisasi hubungan politik secara langsung dengan Israel.

Sudah seharusnya kita malu dan iri. Penduduk Afrika Selatan hanya sekitar 2 sampai 3% namun mereka dengan berani dan nekatnya membela Palestina dengan membawa Israel ke mahkamah internasional. Yang mana, tindakan ini seharusnya dilakukan sejak lama oleh negara-negara muslim. Afrika benar-benar sedang membuktikan bahwa kita tidak harus menjadi muslim untuk membela Palestina. Sekaligus membuktikan, bahwa umat muslim jumlahnya saja yang banyak, namun lemah. Sebagaimana yang telah disampaikan oleh Rasulullah:

“Hampir saja bangsa-bangsa memangsa kalian sebagaimana orang-orang lapar menghadapi meja penuh hidangan.” Seseorang bertanya, “Apa kami saat itu sedikit?” Beliau menjawab, “Bahkan jumlah kalian saat itu ada banyak, tetapi kalian seperti buih di laut. Allah sungguh akan mencabut rasa takut dari dada musuh kalian, dan Allah sungguh akan mencampakkan penyakit wahn ke dalam hati kalian.” Seseorang bertanya, “Ya Rasulullah, apa itu wahn?” Beliau menjawab, “Cinta dunia dan takut mati.”

Palestina butuh tindakan nyata sebagaimana yang sedang dilakukan oleh Afrika Selatan sekarang. Memberi mereka makan dan minum adalah hal yang baik, namun tak bisa dipungkiri bahwa itu seperti kita memberi memberi makan mereka untuk terus melanjutkan hidup mereka yang tertindas. Karena menolong mereka dalam bentuk logistik itu bukan solusi yang sebenarnya, tapi sebuah sokongan.

Semoga kita bisa menyusul tindakan yang sama dengan yang Afrika Selatan lakukan, bahkan lebih daripada itu, tidak hanya bersama-sama menyeret Israel ke pengadilan tapi juga memerangi mereka secara militer. Memperkuat barisan, demi membela siapa pun yang dijajah di muka bumi Allah ini. Ya, semoga kita semua bisa bersatu dan sekuat itu nantinya. Wallahua’lam. (rf/voa-islam.com)

Ilustrasi: Google AI


latestnews

View Full Version