View Full Version
Selasa, 23 Apr 2024

Ilmu Dunia Penting, Ilmu Akhirat Lebih Penting

 

Oleh: Nur Amina

Tak lama ini, ada oknum-oknum yang memberikan argumen tentang betapa tidak pentingnya ilmu agama jika dibandingkan dengan ilmu umum seperti Matematika, Statitiska, Medis, dan lain-lain. Ia menganggap, dibandingkan dengan menghafal Al-Qur’an, belajar fikih, belajar aqidah dan semacamnya tidak banyak memberi manfaat. Di dalam dunia kerja, ilmu agama bukanlah hal yang penting. Sedangkan demi menunjang kehidupan, ilmu yang bisa dimanfaatkan di dunia kerja tentu saja lebih terasa manfaatnya jika dibandingkan dengan ilmu agama.

Sebagai seorang muslim, kita diharuskan bisa mengetahui mengenai skala prioritas dalam hidup kita. Mana saja yang harus diprioritaskan, dan yang kurang prioritas. Salah satunya ini adalah perdebatan antara ilmu agama dan akhirat ini, yang manakah yang lebih prioritas?

“Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan agar mereka beribadah kepadaKu.” (QS. Adz-Dzariyat: 56)

Allah, menciptakan manusia selain untuk menjadi khalifah di bumi, Allah juga menciptakan manusia agar kita beribadah kepadaNya. Yang mana, walau pun manusia tersebut sedang memperjuangkan hidupnya dengan bekerja, bekerja itu tetap menjadi ibadah baginya, jika dia melakukannya karena Allah dan pekerjaan yang dia kerjakan adalah halal. Apalagi jika pekerjaan tersebut memiliki manfaat yang sangat besar bagi umat, maka pahalanya bisa berlipat ganda.

Dalam mencapai perasaan ini, bukankah ilmu agama adalah penting? Dengan kata lain, bagaimana bisa kita menjalankan kehidupan dengan niat ibadah jika tidak memiliki pemahaman dalam ilmu akidah? Bagaimana pula dia bisa menjalani kehidupan dengan beribadah kepada Allah sedangkan dia tidak terlalu mengenal Tuhannya karena tidak pernah belajar ilmu akidah?

Ibnu Qayyim sendiri menjelaskan bahwa ada beberapa ilmu dalam agama yang wajib dipelajari oleh setiap muslim. Yakni, ilmu tentang keimanan, ilmu tentang syariat-syariat Islam (wudlu’, shalat, puasa, haji, zakat), ilmu yang berkaitan dengan interaksi yang terjadi di masyarakat umum yang ia sedang ada dalam lingkaran interaksi tersebut seperti mislnya interaksi anak dan ibu, keluarga, pedagang dan penjual, dan lain-lain lagi macamnya, menyesuaikan keadaan masing-masing orang.

Jadi, apa pun profesi yang akan kita tempuh, ilmu dunia apa saja yang akan kita pelajari, ilmu agama tetap penting serta wajib kita pelajari dan amalkan. Karena jangan sampai lupa bahwasannya kita hidup ini karena dan untuk siapa? Jangan lupa juga bahwa tidak hanya kehidupan dunia saja yang harus kita siapkan dan perjuangkan, namun kehidupan akhirat juga sama pentingnya, bahkan jauh lebih penting untuk dipersiapkan dan diperjuangkan.

Dalam sebuah hadits, Rasulullah saw. bersabda, “Sesungguhnya Allah ta’ala membenci orang yang pandai dalam urusan dunia namun bodoh dalam perkara akhirat.” (HR. Al-Hakim, dishahihkan oleh Al-Albani).

Tidak harus menjadi seorang pendakwah seperti ustad, dai, atau guru agama dulu demi merasakan manfaatnya mempelajari ilmu agama. Dan bukan berarti juga jika mempelajari ilmu agama, kita hanya bisa menjadi seorang ustad, dai atau guru agama saja. Toh, di zaman sekarang entah mengapa ilmu agama itu seakan dipisahkan dari kehidupan sehari-hari padahal fungsi utama mempelajari ilmu agama itu justru untuk mendampingi kehidupan kita sehari-hari agar tidak salah dalam melangkah. Bahkan mempelajari hal umum seperti ilmu medis pun, ilmu agama kita tetap bisa berguna. Jadi kesimpulannya, bukan ilmu agama itu kurang manfaatnya, tapi kita yang kurang bisa memaksimalkan manfaatnya. Wallahua’lam. (rf/voa-islam.com)

Ilustrasi: Google

 


latestnews

View Full Version