View Full Version
Kamis, 06 Jun 2024

Badan Mengembang karena Mokbang, Waspadalah!

 

Oleh: Aily Natasya

Dari Wikipedia, mokbang (bahasa Korea) adalah penyiaran audiovisual daring di mana seoang pemandu acara (pemokbang) memakan sejumlah besar makanan sambil berinteraksi dengan audiens atau merekam aktivitas tersebut. Biasanya dilakukan melalui webmaster internet (platform siaran semacam itu meliputi Afreeca, YouTube, Twitch, dsb).

Menanggapi fenomena kreator konten mukbang di sosial media yang kebanyakan sudah ada di level kelebihan berat badan alias obesitas, banyak netizen yang merasa kasihan terhadap mereka yang harus mengorbankan kesehatan badan mereka demi mengais rezeki.

Selain dampak negatif terhadap pembuat video, pengaruh buruk ketika menonton video mokbang juga bisa berdampak pada yang menonton. Jika video mokbang yang ditonton makanannya tidak sehat seperti pizza, burger, ayam keju, dan lain sebagainya, dengan porsi yang banyak serta besar, hal ini dapat mempengaruhi pola makan atau kebiasaan seseorang. Orang yang menonton bisa jadi memiliki rasa mengidam untuk melakukan hal yang sama, makan makanan yang tidak sehat dan banyak.

Belum lagi di Indonesia ini, kebanyakan kreator mokbang kita itu doyan sekali dengan yang namanya sambel atau cabe. Demi menaikkan engagement, kurang naik kalau nggak ekstrim cabe dan tingkat level kepedasannya. Makanya nggak jarang banyak banget warung makan yang menyediakan makanan pedas dengan berbagai macam tingkat kepedasan, lalu viral dan banyak sekali peminatnya karena selain merasa tertantang, pengaruh influencer mokbang juga berperan menciptakan rasa mengidam tersebut. Seperti contoh, tantangan mie goreng 100 cabe.

“Makan dan minumlah, tetapi jangan berlebihan. Sungguh Allah tidak menyukai orang yang berlebih-lebihan.” (QS. Al-A’raf: 31)

Sebagian ulama seperti Imam An-Nawawi dan Imam Ar-Rafi’i menghukumi makan terlalu kenyang sebagai perbuatan makruh, sedangkan ulama lain menghukumi sebagai perbuatan yang diharamkan. Pandangan tersebut didasari oleh hadits berikut:

“Tiada tempat yang manusia isi yang lebih buruk ketimbang perut. Cukuplah bagi anak Adam memakan beberapa suapan untuk menegakkan punggungnya. Namun jika ia harus (melebihinya) maka hendaknya sepertiga perutnya (diisi) untuk makanan, sepertiga untuk minuman, dan sepertiga lagi untuk bernapas.” (HR. Ahmad)

Mokbang memang identik dengan makan makanan yang tidak sehat, tapi tidak ada salahnya jika kita mengubahnya. Banyak juga orang yang walau membuat konten mokbang tapi makanannya masih sehat seperti ada banyak sayur di sana, lalapan, atau bahkan buah-buahan. Efeknya juga sama terhadap bagi pembuat konten dan penontonnya, namun positif. Tetap dapat duit, lebih sehat, dan penonton pun mendapatkan rasa mengidam yang sama. Atau, jika belum bisa juga, coba, deh, porsinya dikurangi. Atau bisa juga dengan menambah waktu dan aktivitas olahraganya. Kita bisa pakai jadwal cheat day kita untuk mokbang makan makanan junk food.

Sehat itu mahal banget. Percuma kalau kita maksain diri bikin konten mengorbankan kesehatan tubuh kita demi mendapatkan uang. Benar, semakin kita maksain, semakin memungkinkan kita untuk mendapatkan lebih banyak uang. Tapi, banyak uang, terus akhirnya jatuh sakit buat apa juga? Yang ada malah uang yang kita usahakan selama ini malah dihabiskan untuk membiayai perawatan di rumah sakit. Nggak doain, sih. Nggak mencoba untuk menakut-nakuti juga. Tapi hukum alam itu selalu seimbang. Jadi jangan berlebihan terhadap apa pun, karena kita nggak tahu apa yang akan hukum Allah ambil demi menyeimbangkan kehidupan kita. Kita harus sadar sebelum Allah yang turun tangan buat menyadarkan kita. Wallahua’lam. (rf/voa-islam.com)

Ilustrasi: Google


latestnews

View Full Version