View Full Version
Ahad, 04 Aug 2024

Siapa Sosok Hebat di Balik Anak Hebat Ajang CoC Ruang Guru?

 

Oleh: Aily Natasya

Clash of Champions, suatu acara serial web realitas permainan Indonesia yang diinisiasi oleh Ruang Guru, mengadu kecerdasan para peserta dari universitas-universitas ternama di Indonesia dan luar negeri. Acara ini sudah ditayangkan sejak 29 Juni 2024 baru-baru ini dan mendapatkan sambutan yang sangat baik dari netizen Indonesia.

Banyak yang merasa bangga dan senang dengan adanya acara ini dengan alasan bahwa acara ini dapat menjadi wajah baru bagi hiburan masyarakat Indonesia yang saat ini sedang dipenuhi oleh siaran-siaran yang sama sekali tidak bermanfaat. Netizen juga berharap bahwa acara ini beserta para peserta dapat menjadi inspirasi dan motivasi baru bagi orang tua dan anak-anak bangsa dalam hal pendidikan.

Tak bisa dipungkiri bahwa dampak dari acara ini sangatlah mengagumkan. Sejak adanya acara ini, banyak sekali orang-orang yang jadi paham dan terbuka pandangannya akan pendidikan. Banyak sekali yang membagikan pengalaman mereka ketika ikut mencoba mengerjakan soal-soal yang dijadikan tantangan di acara tersebut. Singkatnya, acara ini berhasil menjadikan pendidikan sebagai hal yang sangat menyenangkan.

Di samping itu juga, banyak yang dengan sengaja mengulik kehidupan para peserta demi mencari tahu bagaimana perjalanan mereka dalam menempuh pendidikan. Mau tidak mau, netizen mengakui bahwa di balik kecerdasan para peserta Clash of Champions, ada banyak sekali hak istimewa yang mereka dapatkan. Sayangnya hak istimewa tersebut tidak banyak didapatkan oleh anak-anak Indonesia.

Hak istimewa yang mereka miliki ada banyak, namun yang menjadi kunci dari semua hak istimewa itu adalah memiliki orang tua yang memiliki kesadaran dan kepedulian terhadap pendidikan dan masa depan anaknya.

Sekolah pertama bagi anak adalah ibunya, ayahnya, dan lingkungan di sekitarnya. Anak-ana cerdas dan menyenangkan itu, tidak mungkin akan tumbuh sebagaimana yang sedang kita lihat sekarang jikalau mereka tidak memiliki orang tua yang mendukung semua aktivitas dan mimpi mereka.

Salah satu contoh, Xaviera, salah satu peserta yang paling mencuri perhatian para penonton karena kepintarannya. Ia pernah mengungkapkan bahwa inisiatif untuk bersekolah di luar negeri itu karena dia merasa kasihan dengan orang tuanya yang harus mencari uang siang dan malam untuk biaya sekolahnya, les, dan segala macamnya.

Ada juga Shakira, yang mengemukakan bahwa gambaran dia yang sekarang adalah hasil dari nasehat ibunya yang selalu menyuruhnya untuk mengatakan hal-hal positif setiap bangun tidur sebagai afirmasi.

Kedengarannya sepele, namun tidak semua anak mendapatkan orang tua seperti Xaviera dan Shakira, apalagi di Indonesia. Pemikiran orang tua di Indonesia soal memperjuangkan pendidikan yang baik untuk anak-anaknya masih sangatlah rendah. Banyak orang tua yang masih menomorduakan pendidikan dan menomorsatukan makan. Ya, masih banyak orang tua yang berfikir bahwa mengurus dan membesarkan anak itu hanya soal memberi makan. Selagi anak sudah kenyang, maka dia merasa bahwa dia sudah menjalankan kewajibannya sebagai orang tua dengan baik.

Belum lagi dengan kebiasaan menanamkan pemikiran-pemikiran yang membuat sang anak menjadi turun rasa percaya dirinya karena terus-terus diafirmasi dengan perkataan-perkataan negatif seperti, miskin, bodoh, tidak akan bisa sukses, pendidikan tidak penting, dan sebagainya. Padahal kata-kata tersebutlah yang membuat anak jadi tidak memiliki motivasi untuk maju dan mengekspresikan bakatnya.

Hak istimewa itu tidak selalu tentang duit. Ada banyak juga orang tua yang punya banyak sekali duit, kaya raya, namun tidak bisa membesarkan anak dengan baik karena ya, pemikirannya sama dengan yang tadi kita sebutkan. Asal anak kenyang, udah dikasih duit, bisa beli apa yang dia mau, cukup. Padahal bukan itu yang membuat anak memiliki mental maju dan berkembang, justru malah sebaliknya. Maka dari itu kita sering sekali menemukan anak pejabat kaya raya yang membuat onar. Kira-kira begitulah cara pandang mereka dalam membesarkan anak.

Semoga ke depannya, acara-acara semacam ini terus diadakan dan diperbanyak. Dan semoga pula, acara ini tidak hanya memotivasi anak-anak bangsa untuk mengedepankan pendidikan, namun juga memberi cara pandang baru bagi para orang tua di Indonesia dalam membesarkan anak-anak mereka. Wallahua’lam. (rf/voa-islam.com)

Ilustrasi: Google


latestnews

View Full Version