View Full Version
Jum'at, 28 Nov 2025

Alasan Nabi Khidir Bunuh Anak Kecil di Surat Al-Kahfi

Oleh: Badrul Tamam

Seorang perempuan tak menutup aurat mengkritik kisah dalam Al-Qur'an tentang Nabi Khidir yang membunuh anak kecil. "Seorang Nabi bunuh akan kecil. Anak kecilnya ini tidak salah apa-apa," katanya.

Kilahnya lagi dengan nada sinis, "bapak-bapak yang katanya bisa melihat masa depan, lalu ia bertindak aneh. Ia bunuh anak kecil. Karena takut durhakan dan buat orang tuanya kafir di masa depan.“

Menurut wanita tersebut, alasan karena khawatiran atau kecemasannya semata. Bukan karena ia tahu anak tersebut akan benar-benar buat orang tuanya kafir. Alasannya, di dalam ayat digunakan kata “FaKhasyiinaa”

وَأَمَّا الْغُلَامُ فَكَانَ أَبَوَاهُ مُؤْمِنَيْنِ فَخَشِينَا أَن يُرْهِقَهُمَا طُغْيَانًا وَكُفْرًا

“Adapun anak itu (yang aku bunuh), kedua orang tuanya mukmin dan kami khawatir kalau dia akan memaksa kedua orang tuanya untuk durhaka dan kufur.” (QS. Al-Kahfi: 80)

Perempuan itu memandang kisah ini adalah konyol. Apakah benar demikian?

Ustadz Fazal Himam di kanal Sekolah Tafsir menjawab syubhat dan kesimpulan cetek perempuan  itu dengan title, "Apakah alasan Nabi Khidir membunuh anak kecil tidak bisa dibenarkan?"

Alasan Nabi Khidir beliau membunuh anak kecil bisa dilihat dari ayat selanjutnya,

وَمَا فَعَلْتُهُ عَنْ أَمْرِي

"Aku tidak melakukannya berdasarkan kemauanku (sendiri)." (QS. Al-Kahfi: 82)

Artinya yang dilakukan Nabi Khidir membunuh anak kecil itu adalah perintah dari Allah berdasarkan wahyu. Perintah ini seperti yang diturunkan kepada Nabi Ibrahim untuk menyembelih anaknya.

Kemudian kata sebagian pakar bahasa – dari Ulama Bashrah-  makana فَخَشِينَا  dalam ayat ini adalah  كَرِهْنَا, artinya: Kami tidak suka. Maka makna ayatnya: kami tidak mau dia mendorong kedua orang tuanya kepada kesesatan dan kekafiran.

Kalaupun kita memaknainya dengan khawatir. Kekhawatiran di sini bukan berdasarkan semata dugaan. Tetapi berdasarkan apa yangAllah perlihatkan kepada Nabi Khidir melalui wahyu.

Kesimpulannya, kondisi masa depan anak itu diketahui melalui wahyu dan aksi membunuh akan kecil itu juga dilakukan atas perintah wahyu. Jadi, siapa yang salah? Nabi Khidir, Tuhan, ataukah anda yang selalu memahami Al-Qur'an dengan perasaan curiga? [PurWD/voa-islamcom]


latestnews

View Full Version