View Full Version
Rabu, 17 Dec 2025

Adab Harus Dibangun Sebelum dan Bersama Ilmu

Al-Hamdulillah, segala puji milik Allah, Rabb semesta alam.  Shalawat dan salam atas Rasulullah ﷺ dan keluarganya.  

Dari Abu Hurairah radhiyallāhu anhu berkata, RasulullahShallallahu 'Alaihi Wasallam bersabda:

إِنَّمَا بُعِثْتُ لِأُتَمِّمَ مَكَارِمَ الْأَخْلَاقِ

Sesungguhnya aku diutus hanyalah untuk menyempurnakan akhlak yang mulia.” (HR. Bukhari dalam al-Adab al-Mufrad, no. 273)

Pelajaran yang terdapat di dalam hadits:

1. Ilmu tanpa akhlak/adab menyimpang dari tujuan risalah. Jika tujuan utama Nabi Shallallahu 'Alaihi Wasallam adalah menyempurnakan akhlak, maka Ilmu yang tidak melahirkan akhlak/adab berarti menyimpang dari misi kenabian. Karena itu, akhlak/adab harus dibangun sebelum dan bersama ilmu.

2. Nabi Shallallahu 'Alaihi Wasallam mendidik akhlak/adab sebelum detail ilmu. Contoh: Menanamkan kejujuran, amanah, dan kasih sayang, baru kemudian menjelaskan hukum-hukum secara rinci. Hal ini menunjukkan bahwa ilmu syariat berdiri di atas fondasi akhlak/adab.

3. Pernyataan para ulama salaf:

- Imam Malik rahimahullah berkata: “Pelajarilah adab sebelum mempelajari ilmu.”

- Abdullah bin al-Mubarak rahimahullah berkata: “Kami lebih membutuhkan adab daripada banyaknya ilmu.” Ini sejalan dengan hadits: tujuan ilmu adalah akhlaq/adab.

4. Ilmu yang benar pasti melahirkan akhlak/adab. Jika seseorang banyak hafalan, luas pengetahuan, tetapi sombong, merendahkan orang, kasar lisannya berarti ilmunya belum sampai pada tujuan risalah Nabi Shallallahu 'Alaihi Wasallam.

Akhlak/adab sebagai penentu keberkahan ilmu. Ilmu tanpa adab akan menjadi hujjah (penuntut) atas pelakunya, menimbulkan fitnah, memecah umat. Sebaliknya, adab mendahului ilmu menjadikan: ilmu bermanfaat, dakwah diterima, hati manusia lembut. Wallahu a’lam. [PurWD/voa-islam.com]


latestnews

View Full Version