View Full Version
Jum'at, 15 Jan 2010

AS Setujui Penggandaan Timbunan Senjata Sahabat Zionis

WASHINGTON (SuaraMedia News) – Militer AS berencana untuk menggandakan jumlah perlangkapan militer yang ditimbun di Israel. Hal tersebut terugkap dalam kesepakatan baru dengan Tel Aviv.

 

”Kesepakatan tersebut akan menggandakan perlengkapan militer yang ditimbun di Israel, dari 400 juta menjadi 800 juta dollar,” kata seorang juru bicara Pentagon, Mayor Shawn Turner, kepada AFP.

Turner membantah bahwa isu nuklir Iran berperan besar dalam kesepakatan kedua sekutu abadi tersebut. Ia menambahkan bahwa kesepakatan tersebut telah mendapatkan persetujuan Kongres AS sejak tahun 2007.

”Hal ini sama sekali tidak ada hubungannya dengan Iran atau keadaan saat ini karena persetujuan telah dikeluarkan sejak tahun 2007,” katanya.

Sekutu abadi Washington, Israel, dapat mengakses persenjataan tersebut dalam keadaan ”darurat militer”.

Di Israel, sudah terdapat tumpukan peluru kendali, amunisi udara, serta meriam artileri dari AS. AS memulai dengan menumpuk perlengkapan militer senilai $100 juta di Israel pada tahun 1990.

Pada bulan Desember lalu, Presiden AS Barack Obama menyetujui pengucuran dana bantuan sebesar $2,775 miliar untuk Israel. Bukan hanya uang, AS juga menambahkan teknologi terbaru untuk industri militer Israel, khususnya dalam bidang peluru kendali.

Bulan Januari tahun lalu, AS mengirimkan persenjataan dalam jumlah amat besar kepada Israel, termasuk 3.000 ton amunisi.

”Pengiriman amunisi dalam jumlah 3.000 ton sekali kirim adalah sebuah jumlah yang amat besar,” kata seorang perantara yang tidak menyebutkan namanya kepada pers.

”(Permintaan seperti) ini adalah hal yang jarang terjadi, kami belum pernah melihat hal seperti ini dalam beberapa tahun terakhir,” tambahnya.

”Perantara pengapalan barang di London, yang memang mengkhususkan diri dalam pengiriman persenjataan untuk militer AS dan Inggris, mengatakan bahwa pengiriman semacam itu adalah hal yang langka.”

Pentagon mempercayakan pengiriman senjata untuk Israel tersebut kepada perusahaan pengapalan Yunani.

”AS hendak menyewa kapal dagang untuk mengirimkan ratusan ton persenjataan kepada Israel dari Yunani,” demikian isi dokumen yang berhasil didapatkan Reuters.

Pada bulan Desember 2008, sejumlah dokumen mengindikasikan bahwa ada kapal Jerman yang disewa AS dan dipergunakan untuk mengirimkan senjata dalam jumlah amat besar (2.600 ton) dan diisi 989 kontainer. Barang muatan tersebut dikirimkan ke kota pelabuhan Ashdod dari North Carolina.

Menurut Reuters, permintaan dari Pentagon untuk mengirimkan senjata melalui kapal komersil dilakukan pada tanggal 31 Desember 2008, 4 hari berselang setelah Israel mengawali bombardir udara terhadap Jalur Gaza, dengan mempergunakan jet tempur F-16 buatan AS.

Mengutip ucapan seorang analis militer senior di London, Reuters menyebutkan bahwa pemilihan waktu pengiriman senjata tersebut tidak wajar dan ada hubungannya dengan pembantaian Gaza.

”Bom pintar” GBU 39 yang diproduksi Boeing dikirimkan kepada Israel pada bulan November 2008. Bom-bom tersebut dipergunakan Israel dalam serangan udara awal di Gaza.

Sejak tahun 1976, Israel berada pada posisi teratas dalam daftar bantuan luar negeri AS. Menurut sebuah laporan Congressional Research Service pada bulan November 2001 yang berjudul ”Israel: U.S Foreign Assistance”, bantuan AS untuk Israel dalam 50 tahun sebelumnya berjumlah $81,3 miliar.

Tahun 2003, pemerintah Bush mengajukan dana sebesar $2,76 miliar untuk diberikan kepada Israel, $2,1 miliar dalam bentuk Bantuan Dana Militer (FMF) dan $600 juta dalam bentuk Dana Bantuan Ekonomi (ESF).

Israel adalah salah satu importir senjata terbesar AS. Dalam periode 1992 hingga 2002, AS telah menjual persenjataan dan perlengkapan militer senilai $7,2 miliar kepada Israel.

Saking setianya kepada perlengkapan militer buatan AS, Israel memiliki armada pesawat tempur F-16 yang terbesar di luar AS. LIHAT VIDEO (dn/pv/gr/wp) www.suaramedia.com


latestnews

View Full Version