View Full Version
Kamis, 28 Jan 2010

"Ciuman" Sepatu, Hadiah Untuk Ketua Mahkamah Agung Israel

TEL AVIV (SuaraMedia News) – Sejumlah saksi mata menyebutkan bahwa ada salah seorang hadirin di persidangan Israel melemparkan sepatu ke arah Ketua Mahkamah Agung Israel, Dorit Beinish. Sepatu tersebut mendarat telak di wajah Beinish pada hari Rabu (27/1).

Kepada Radio Ron Tal, seorang pengacara mengatakan, “Di tengah-tengah jalannya sidang, tiba-tiba sebuah sepatu melayang dari tempat duduk hadirin dan mengenai hakim Dorit Beinish, tepat di antara kedua matanya, sebelum kemudian jatuh ke lantai.”

Dia menambahkan, “Si pelempar meneriakkan kekesalan karena masalah korupsi. Sejurus kemudian, para personel keamanan sidang langsung meringkusnya. Benar-benar gila.”

Persidangan tersebut membahas mengenai penggunaan ganja untuk pengobatan. Karena lemparan sepatu tersebut, kacamata Beinish pecah, ia kemudian bergegas meninggalkan ruang sidang dan menjalani perawatan medis.

Beinish kembali ke ruang sidang sekitar satu setengah jam sesudahnya. Untuk menenangkan para hadirin, ia mengatakan: “Segalanya baik-baik saja.”

Sang pelempar, yang belakangan diketahui bernama Pini Cohen, diringkus petugas keamanan. Hakim  Elyakim Rubinstein dan Uzi Vogelman juga hadir di ruangan tersebut, mereka langsung diungsikan setelah kejadian tersebut.

Menurut laporan awal, Cohen memasuki ruang persidangan dan sempat bertanya, “Apa itu ketua (Mahkamah Agung)?” Setelah mendapatkan jawaban pasti, ia langsung melepas sebelah sepatunya, melemparkannya ke arah Beinish dan tepat mengenai wajah sang ketua MA. Belum puas, Cohen kemudian melepas sepatu berikutnya dan kembali melempar Beinish, namun sepatu itu tidak mengenai sasaran karena Beinish mengelak.

Cohen memiliki catatan masa lalu yang penuh kekerasan. Ia pernah mengancam pengacaranya, Arieh Rozenberg, dan Hakim Philip Marcus pada tahun 2006 lalu. Rozenberg juga mengatakan bahwa dirinya sempat diserang oleh Cohen, mengakibatkan retak tulang tangan.

Hakim Rachel Shalev-Gertel membebaskan Cohen dengan jaminan 2.000 shekel ($535) dan menjatuhkan larangan bagi Cohen untuk mendatangi persidangan keluarga dan juga para hakim selama tiga bulan.

“Saya tidak punya niatan menyerang siapapun. Jika saya menerima perintah dari hakim untuk tidak datang, saya tidak akan datang,” katanya dalam sesi dengar pendapat. Kepada Ynet, Rosenberg mengatakan: “Saya selalu merasa takut kepada orang itu. Saya merasa amat lega ketika ia meninggalkan saya dan meninggalkan ruang kantor.”

Peristiwa itu terjadi ketika persidangan tengah membahas sebuah petisi yang diajukan oleh organisasi Tikkun Olam, yang meminta pengadilan untuk memperpanjang perintah sementara yang melarang Kementerian Kesehatan Israel agar membatalkan lisensi organisasi tersebut dalam mengoperasikan rumah kaca untuk menanam ganja di Dataran Tinggi Golan.

Juru bicara organisasi tersebut, Shai Meir, menceritakan kejadian itu kepada Ynet. “Ada orang aneh yang datang menjelang akhir persidangan. Pria itu berusia hampir 60 tahun, dia bertanya kepada para hadirin di kursi paling belakang apakah betul yang ada di hadapannya adalah ketua Mahkamah Agung, Dorit Beinish. Mereka menjawab ya.”

Menurut Meir, pria tersebut kemudian duduk, melepas sebelah sepatunya dan melemparkannya tepat ke muka Beinish. “Lemparan (sepatu) itu begitu kencang hingga membuat Beinish jatuh dari kursinya dan terlihat kehilangan kesadaran. Semua orang histeris. Pria aneh itu sempat melepaskan lagi sepatunya yang lain dan melemparkannya kembali sebelum petugas keamanan meringkusnya.”

“Sesi persidangan yang tengah berjalan langsung dihentikan, petugas keamanan menangkap pria itu dan kami diminta keluar dari ruangan. Saya melihat Beinish terjatuh dari kursi, di belakang meja hakim. Pria itu meneriaki Beinish, ‘dasar korup, kau telah menghancurkan kehidupan kami. Sepanjang hidupmu, kau adalah orang korup’.”

Juru bicara wanita persidangan, pengacara Ayelet Filo, mengatakan kepada Ynet bahwa Beinish baik-baik saja, meski menderita memar di dekat hidung, dan kacamatanya pecah. “Menurut kami, kejadian ini amat parah dan akan ditangani,” katanya.

Presiden Shimon Peres kemudian menelepon Beinish dari Berlin, dimana ia tengah menghadiri peringatan hari Holocaust internasional. Sang presiden menanyakan kondisi ketua MA tersebut.

“Menyakitimu sama saja menyakiti institusi suci di Israel. Hal ini tidak boleh dibiarkan terulang kembali,” kata Peres. “Kuatkan diri, jaga diri baik-baik. Aku mendukungmu.”

Beinish menjawab, “saya tersentuh karena Anda menelepon. Terima kasih atas perhatiannya, saya baik-baik saja.”

Perdana Menteri Netanyahu merasa amat terkejut dengan kejadian itu dan mengecam kekerasan yang terjadi. “Saya merasa terkejut. Persidangan tidak boleh diserang dan kita tidak boleh membayangkan menyakiti ketua Mahkamah Agung, apalagi sampai melakukannya.”

David Rotem, anggota Knesset (parlemen Israel) dari partai Yisrael Beitenu yang juga ketua Komite Konstitusi, Hukum dan Keadilan Knesset, mengatakan: “Upaya untuk melukai ketua Mahkamah Agung adalah sebuah serangan terhadap sistem hukum dan seluruh “negara” Israel.”

“Boleh-boleh saja tidak setuju terhadap peraturan hukum, tapi sistem keadilan adalah sebuah simbol kekuasaan Israel, dan menyerang sistem tersebut atau perwakilannya sama saja dengan menyerang Israel. Kita harus mengambil langkah tegas untuk mencegah terulangnya serangan terhadap hakim-hakim Israel.”

Pelemparan sepatu menjadi bentuk protes yang populer di dunia sejak jurnalis Irak, Muntader al-Zaidi melemparkan sepatu ke arah mantan presiden AS, George W. Bush pada bulan Desember 2008. Jurnalis muda tersebut, yang mengekspresikan amarah karena invasi AS ke Irak dan perang selama bertahun-tahun, meneriaki Bush, “Terimalah ciuman perpisahanmu, anjing!” (dn/im/mz) www.suaramedia.com


latestnews

View Full Version