Jakarta (SuaraMedia News) - Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Marzuki Alie berharap rekomendasi yang dihasilkan Panitia Angket tidak menimbulkan instabilitas politik, tidak akan menimbulkan kerawanan di bidang keamanan, dan tidak akan mengganggu pertumbuhan ekonomi yang sedang dipacu pascakrisis ini.
"Perbedaan pendapat di antara fraksi-fraksi hendaknya tidak diniatkan untuk sekadar berbeda pendapat, melainkan dalam rangka memperjuangkan kepentingan masyarakat banyak," kata Marzuki di gedung parlemen, Senayan, Jakarta, Kamis 11 Februari 2010.
Hal itu diungkap mantan Sekretaris Jenderal Partai Demokrat itu saat memberi sambutan dalam Pelantikan Anggota Pengganti Antar Waktu Ichsan Soelistio (F-PDI Perjuangan) yang menggantikan Murdaya Poo dan Fauzan Syai’e (F-PAN) yang menggantikan Zulkifli Hasan.
Hal lain yang juga menjadi sorotan Ketua DPR adalah bentuk demonstrasi yang dilakukan berbagai kelompok masyarakat dalam menyampaikan aspirasinya akhir-akhir ini. Marzuki menjelaskan bahwa demonstrasi menyampaikan pendapat, kritik dan aspirasi di era sekarang tidaklah dilarang, “Namun demikian, kebebasan berekspresi dan berdemonstrasi perlu didukung oleh kesantunan yang selama ini menjadi ciri khas bangsa Indonesia,” katanya.
Lebih jauh, ia berharap peran tokoh dan pemuka masyarakat dapat membantu warga masyarakat yang ingin menyampaikan aspirasinya dengan santun. “Mudah-mudahan para tokoh, para pemuka masyarakat dapat meminta mereka yang ingin menyampaikan kritik dan aspirasinya kiranya dapat dilakukan sesuai dengan etika berdemokrasi,” kata Marzuki Alie.
Namun sepertinya harapan Marzuki Alie masih terlalu dini untuk terwujud, Pasalnya, Lagi-lagi Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati kembali didemo kelompok yang mengatasnamakan Masyarakat Peduli Korupsi Indonesia (MPKI), di depan kantornya, Lapangan Banteng, Jakarta.
Mereka berdemo dengan menggunakan berbagai seragam. Ada sebagian yang mengenakan jaket almamater mahasiswa, pakaian kaos oblong bercorak hitam putih (model zebra), dan pakaian bebas. Beberapa ada juga yang tanpa pakaian memperagakan orang yang terpenjara.
Para pendemo ini menyebut, Sri Mulyani sebagai 'Dewi Maling Indonesia'. Tak hanya itu, mereka juga menyebut skandal Bank Century ini dengan gelar 'Trio Maling'. Trio maling yang dimaksud adalah Sri Mulyani Indrawati, Boediono, dan satunya lagi tidak sebutkan siapa.
Tapi mereka yang mengaku Century Mania itu juga tidak hanya menyebut 'Trio Maling'.
Ikut ditampilkan pula Foto Marsilam yang disebut narasumber maling dan Ruhut Sitompul yang disebut bagudung (tikus sawah) ikutan maling.
Pendemo berasal dari Aliansi Mahasiswa Nusantara, Sorak dan Kapak. Permintaan demo secara umum adalah meminta Sri Mulyani mundur dari jabatannya. Demo digelar mulai pukul 11.45 WIB.(vv2) www.suaramedia.com