View Full Version
Jum'at, 12 Mar 2010

Dewan AS Bergolak Tolak Penarikan Militer dari Afghanistan

WASHINGTON (SuaraMedia News) – House of Representatives (Dewan Perwakilan Rakyat AS) menolak draf resolusi yang menghimbau Presiden Barack Obama untuk menarik keluar pasukan AS dari medan tempur Afghanistan.

Namun, ada puluhan anggota Partai Demokrat yang tidak mendukung resolusi penarikan tersebut. Hal itu mengindikasikan adanya perbedaan mengenai kebijakan perang menjelang pemilihan anggota kongres bulan November mendatang, dimana kubu Partai Republik diperkirakan akan mendapatkan keuntungan.

Menurut laporan Reuters, 65 orang anggota legislatif, sebagian besar berasal dari Partai Demokrat, mendukung resolusi penarikan pasukan yang ditulis oleh perwakilan liberal dari kubu Demokrat, Dennis Kucinich, sementara 356 orang memberikan suara untuk menentang resolusi tersebut.

Hal itu merupakan tantangan pertama yang dihadapi oleh Partai Demokrat, yang menjadi partai mayoritas di Kongres AS, mengenai keterlibatan AS dalam konflik tersebut, sejak Obama memerintahkan penambahan 30.000 orang pasukan ke Afghanistan dan melakukan seranga bulan lalu untuk mengambil alih markas Taliban di Marjah, provinsi Helmand.

Para pendukung resolusi tersebut mengatakan bahwa sudah waktunya bagi para anggota legislatif AS untuk mempertimbangkan jika mereka ingin melanjutkan perang yang telah berlangsung selama sembilan tahun dan telah menewaskan 1.000 orang prajurit dan telah menghamburkan dana ratusan miliar dolar.

“Jika Kongres ini tidak dapat menunjukkan tanggung jawab konstitusional, kita akan tetap tinggal di Afghanistan untuk waktu yang sangat-sangat lama dan menelan biaya yang amat besar bagi pasukan dan prioritas nasional kita,” kata Kucinich.

Pihak yang bertentangan berargumen bahwa Amerika Serikat tidak dapat menarik diri dari Afghanistan sebelum pemerintahan setempat dapat menjamin terciptanya keamanan. Kubu yang kontra tersebut khawatir jika Taliban kembali dapat menyediakan tempat yang aman bagi al Qaeda.

“Saya tahu benar bahwa meski kita tetap berada di Afghanistan – dan saya ingin menekankan hal ini – tidak ada jaminan bahwa kita akan menang dalam pertempuran melawan al Qaeda. Namun, jika kita tidak mencoba, maka kita sudah pasti gagal,” kata Howard Berman, ketua Komite Urusan Luar Negeri Dewan AS dari Partai Demokrat.

Kongres meloloskan sebuah resolusi yang mengesahkan serangan militer ke Afghanistan pada tahun 2001, sesaat setelah terjadinya peristiwa 11 September di New York. Namun Kucinich mengatakan bahwa pengambilan suara tahun 2001 tersebut tidak dilakukan untuk mendukung dilakukannya perang tanpa akhir yang menelan dana yang terus bertambah dari waktu ke waktu.

Karena menyadari bahwa ada banyak anggota Demokrat yang liberal merasa tidak senang dengan dilanjutkannya perang Afghanistan, Obama mengatakan rencana penarikan pasukan AS keluar dari tanah Afghanistan akan dimulai pada bulan Juli 2011 mendatang.

Dalam serangan yang akan dilakukan AS di provinsi Helmand, Afghanistan selatan, AS mengatakan bahwa pihaknya bukan hanya memerangi Taliban, namun juga perdagangan narkotika di negara tersebut.

Lebih dari setengah opium yang beredar di dunia berasal dari Helmand, dan Marjah (kota yang menjadi target dalam operasi tersebut) adalah “ibukota narkotika” kawasan tersebut.

Meski operasi tersebut dapat digolongkan sebagai operasi militer, yang menjadi ujian terbesar dalam rencana AS tersebut adalah kampanye sipil untuk menunjukkan kepada masyarakat Marjah bahwa ada alternatif selain budidaya opium, produksi heroin dan penyelundupan. AS mengklaim bahwa jika militer dan sipil bisa saling berkoordinasi, maka hal itu dapat menjadi contoh bagi kawasan lain di Afghanistan.

Pada tahun 1950-an, AS membangun kanal-kanal pengairan di wilayah Marjah. Pembangunan tersebut membuat kawasan Marjah menjadi subur dan menjadi produsen opium. Namun, menurut versi AS, yang menjadi tanaman tradisional kawasan tersebut bukan opium, melainkan gandum. (dn/im/re/sm) www.suaramedia.com


latestnews

View Full Version