KAIRO (SuaraMedia News) – Situs berita Dunia Islam yang berpengaruh dan banyak dibaca, Islam Online, terancam tutup setelah terjadi mogok massal di kantor berita situs tersebut di Kairo.
Lebih dari 300 karyawan situs yang dikelola oleh sebuah organisasi non-pemerintah relijius di Qatar ini menegosiasikan sebuah kesepakatan pesangon yang dapat mengurangi karyawan situs.
”Pada hari Minggu kemungkinan tidak akan ada Islam Online. Hanya akan ada sebuah bangunan kosong,” ujar seorang karyawan yang mogok.
Ketegangan yang semakin meningkat selama berbulan-bulan antara kantor berita situs yang berbasis di Kairo dengan Masyarakat Pesan Islam, yang mendanai proyek tersebut, mencapai puncaknya dalam unjuk rasa dan mogok kerja massal pada hari Senin (15/03) yang dilakukan oleh para karyawan.
Salah satu karyawan, Fathi Abu Hattab, mengatakan bahwa direksi baru situs telah ikut campur dalam pembuatan keputusan editorial, berusaha mengganti gaya moderat dan keragaman kontennya.
”Mereka ingin mengubah kepribadian Islam Online,” ujarnya. ”Meskipun kalian mendanai organisasi ini, kalian tidak berhak mengubah kebijakan editorial tanpa membicarakannya terlebih dahulu dengan kami.”
Perselisihan juga terjadi didunia maya melalui Twitter dan video streaming online yang dibuat oleh para karyawan. Dengan latar belakang nyanyian dari para karyawan yang mogok, sejumlah karyawan lainnya menyuarakan keluhan mereka dalam video tersebut, dengan banyak dari mereka yang mengatakan bahwa mereka sedang memperjuangkan pekerjaan dan visi mereka untuk situs tersebut.
”Jika kalian ingin memiliki sebuah situs konservatif, pergi dan buatlah satu. Jangan ambil alih Islam Online dan berusaha mengubahnya,” ujar salah seorang karyawan dalam video.
Situs IslamOnline.net didirikan pada tahun 2000 di bawah bimbingan ulama terkenal Mesir di Qatar, Yusuf al Qaradawi. Situs ini telah membangun reputasi meliput beragam isu dalam bahasa Inggris dan Arab, termasuk kolom-kolom saran tentang homoseksualitas dan pornografi. Situs ini juga dikenal mempekerjakan karyawan non-Muslim dan sekuler secara terbuka.
Sebuah pernyataan misi dari situs itu mengatakan bahwa Islam Online bertujuan mewujudkan citra holistik Islam dan menyajikan karakter Islam yang bersatu dan bersemangat yang sesuai dengan era modern di segala bidang.
Visi itu, menurut Abu Hattab dan karyawan lainnya, berubah beberapa bulan lalu dengan guncangan dalam dewan Masyarakat Pesan Islam. Atasan-atasan yang baru segera berusaha mengendalikan lingkup dan gaya Islam Online. Itu termasuk mengurangi atau sepenuhnya menghapus seksi kebudayaan dan kepemudaan.
”Mereka ingin Islam Online hanya menjadi sebuah situs relijius,” ujar Abu Hattab.
Ia ingat satu kontroversi bulan lalu ketika dewan direksi yang baru sangat berkeberatan terhadap sebuah artikel pada hari Valentine yang dicetak ulang dari sebuah koran lokal.
Setelah resistansi kantor berita terhadap perubahan editorial meluas, administrator menginformasikan kepada para karyawan di hari Senin bahwa semua kontrak Kairo akan berakhir tanggal 31 maret, mendorong dilakukannya mogok massal.
Beberapa pelaku mogok kerja berspekulasi bahwa dewan direksi yang baru, melihat kantor berita sebagai insubordinat, berniat untuk menyingkirkan operasi Kairo.
”Mereka tidak menginginkan siapa pun untuk tinggal. Mereka tidak apa-apa jika seluruh karyawan pergi,” ujar Abu Hattab.
Ia memperkirakan seluruh karyawan akan mengundurkan diri dan mengambil paket pesangon daripada memiliki masa depan yang tak pasti di bawah manajemen baru.
Ia menambahkan, ”Selain itu, siapapun yang tetap tinggal akan menjadi budak mereka.” (rin/to) www.suaramedia.com