WASHINGTON (SuaraMedia News) – Dokumen rahasia yang bocor mengungkapkan bahwa para pejabat senior dari pemerintahan AS era George W. Bush pernah memperingatkan tim penyelidik 9/11 agar tidak melakukan pemeriksaan terlalu mendalam terkait insiden tersebut.
Dalam sebuah surat yang berhasil diperoleh Ikatan Kebebasan Sipil Amerika (ACLU), Komisi 9/11 tidak diberikan izin untuk menanyai para tersangka “teroris”. Pemerintahan Bush mengklaim bahwa dengan melakukan hal itu, maka tim penyelidik telah “melewati batas” dan menghalang-halangi upaya pemerintah untuk “melindungi negara”.
Dengan dalih untuk “melindungi keamanan nasional, termasuk melindungi warga negara Amerika dari serangan teror di masa mendatang,” para pejabat pemerintahan Bush mendesak Komisi tersebut agar tidak melangkah lebih jauh dalam melakukan penyelidikan terhadap serangan 11 September 2001.
“Menanggapi permohonan besar dari Komisi untuk mendapatkan akses rahasia, jajaran eksekutif telah memberikan akses dalam kerja sama penuh,” tulis surat tersebut. “Akan tetapi, ada garis batas yang tidak boleh dilewati Komisi, garis yang memisahkan kepentingan penyelidikan terhadap serangan 11 September 2001 dengan campur tangan terhadap kemampuan pemerintah untuk menjaga keamanan nasional, termasuk melindungi warga negara Amerika dari serangan teroris di masa mendatang.”
“Permohonan staf Komisi untuk turut berpartisipasi dalam proses interogasi tahanan telah melewati garis tersebut.”
“Sebagai pejabat Amerika Serikat yang bertanggung jawab dalam penegakan hukum, dan menjalankan fungsi pertahanan dan intelijen dari pemerintahan, kami meminta Komisi Anda tidak lagi mengajukan permohonan agar turut disertakan dalam proses interogasi tahanan,” demikian isi surat tersebut.
Surat peringatan tertanggal 6 Januari 2004 tersebut dibubuhi tanda tangan mantan Jaksa Agung AS John Ashcroft, Menteri Pertahanan Donald Rumsfeld, dan Direktur CIA George Tenet.
Peringatan tersebut hanya satu contoh dari upaya gigih pemerintahan Bush untuk menghalangi Komisi 9/11 agar tidak melakukan penyelidikan lebih dalam terkait serangan tersebut. George Bush dan Dick Cheney menolak datang secara terpisah di hadapan Komisi tersebut, dan keduanya kompak menolak memberikan kesaksian di bawah sumpah, mereka hanya mengadakan pertemuan informal dengan para anggota panel dan tidak boleh ada rekaman dalam pertemuan tertutup tersebut.
Paul Joseph Watson dari PrisonPlanet mengatakan, “penolakan akses terhadap para tahanan tersebut, tidak diragukan lagi, dilakukan agar para anggota Komisi tersebut tidak dapat membocorkan fakta bahwa para tahanan tersebut hanyalah kambing hitam yang tidak tahu apa-apa perihal serangan 9/11.”
“Seperti yang seringkali kami tekankan di hadapan pelintiran media yang mengutuk siapapun yang mempertanyakan versi resmi 9/11, mayoritas anggota Komisi 9/11 mengecam versi resmi tersebut sebagai hal yang tidak benar.”
Penasihat senior Komisi 9/11, John Farmer, mengatakan bahwa pemerintah tidak mengatakan yang sebenarnya terkait 9/11. Seperti halnya para anggota Komisi 9/11, ia menuding Pentagon telah sengaja berbohong mengenai respons yang mereka berikan terkait serangan tersebut.
Komisi 9/11 didirikan pada bulan November 2002 untuk mempersiapkan penyelidikan terhadap berbagai hal terkait serangan 11 September 2001, untuk mencegah terjadinya serangan di masa mendatang.
Pada tahun 2003, dalam sebuah wawancara dengan PBS, Senator Max Cleland, yang mengundurkan diri dari Komisi 9/11 setelah menyebutnya sebagai skandal nasional, mengatakan:
“Menurut saya itu disengaja. Menurut saya, penundaan dalam menghubungkan informasi ini dalam serangkaian rapat dengar pendapat agar dapat didengar publik Amerika, memang disengaja. Seperti yang diketahui sejumlah anggota Kongres, termasuk Bob Graham dan lainnya, Komisi 9/11 memang sengaja diperlambat, karena kebijakan dan prioritas pemerintah (Bush) adalah menggulingkan Saddam Hussein.”
Kepada DemocracyNow, Cleland mengatakan. “kita harus mendapatkan kisah yang utuh, karena isu 9/11 adalah hal yang amat penting bagi Amerika. Tapi Gedung Putih yang ini (pemerintahan Bush) ingin menutupinya.”
Pada tahun 2006, Washington Post melaporkan bahwa sejumlah anggota Komisi 9/11 menduga adanya penipuan yang dilakukan Pentagon.
“Sejumlah anggota staf dan komisaris panel 11 September menyimpulkan bahwa cerita awal yang disampaikan Pentagon mengenai reaksi terhadap serangan teroris 2001 mungkin merupakan bagian dari upaya yang disengaja untuk menyesatkan Komisi dan publik Amerika, bukannya membuka kabut misteri yang menyelimuti hari itu, menurut sumber-sumber yang terlibat dalam debat,” tulis Post.
Komisaris 9/11 Bob Kerry juga memiliki pertanyaan yang tak terjawab. Seperti dilaporkan oleh Salon, dia yakin bahwa ada alasan-alasan tertentu untuk meyakini bahwa ada versi lain dari cerita resmi versi pemerintah.
“Ada alasan yang cukup kuat untuk menduga bahwa ada alternatif lain dari yang digariskan dalam versi kami,” kata Kerry. Komisi (9/11) diberi waktu dan sumber daya yang terbatas dalam melakukan investigasi, dan upaya kami dalam mengakses dokumen penting dan memperoleh keterangan para saksi dihambat oleh pemerintah.”
Terungkapnya isi dokumen rahasia tersebut terjadi bersamaan dengan hasil sebuah jajak pendapat baru-baru ini yang menyatakan bahwa seperempat orang dewasa di AS yakin serangan tahun 2001 tersebut adalah rekayasa. (dn/pv/bl/iw) www.suaramedia.com