View Full Version
Rabu, 24 Mar 2010

Israel: Inggris Adalah Anjing Yang Tak Patuh Pada Majikan

TEL AVIV (SuaraMedia News) – Bersama para koleganya, pejabat Israel yang juga anggota Knesset (parlemen Israel), Michael Ben-Ari, melontarkan hinaan terhadap Inggris dengan sebutan “anjing-anjing Inggris” dan “anti-Semit.”

Hinaan tersebut berakar dari tindakan Inggris yang pada hari Selasa (23/3) memutuskan untuk mengusir diplomat Israel yang diduga terlibat dalam skandal paspor Inggris palsu yang berperan besar dalam pembunuhan petinggi Hamas, Mahmoud al-Mabhouh.

“Saya rasa Inggris bersikap munafik, dan saya tidak ingin menyinggung anjing dalam perkara ini, karena biasanya anjing setia (kepada majikan),” kata Aryeh Eldad, anggota Knesset dari Partai Persatuan Nasional kepada Sky News, “Memangnya mereka itu siapa, sampai menghakimi kami dalam ‘perang melawan teror’?”

Eldad menambahkan, Israel semestinya “mengusir salah satu diplomat senior di kedutaan Inggris, mungkin atase militer atau seseorang dengan jabatan setingkat itu.”

Rekan satu partai Eldad, Michael Ben-Ari, menimpali: “Mungkin benar (orang-orang) Inggris itu anjing, tapi mereka tidak setia pada kita, justru mengadopsi sistem anti-Semit. Ini adalah anti-Semitisme yang diselubungi oleh anti-Zionisme.”

Sebaliknya, seorang pejabat Israel mengatakan, Israel tidak akan mengusir diplomat Inggris untuk membalas pengusiran diplomat Israel yang tersangkut pemalsuan paspor dalam kasus pembunuhan tokoh Hamas, Mahmoud al-Mabhouh di Dubai, Januari lalu.

Ketua Komite Pertahanan dan Urusan Luar Negeri Knesset, Tzahi Hanegbi dari Partai Kadima menyarankan agar Israel tidak membalas dalam krisis dengan Inggris tersebut. “Menurut saya, tetap diam adalah kebijakan yang terbaik dalam kasus Dubai, khususnya sekarang, saat hal itu berada di belakang kita.”

Ia menambahkan, bertahun-tahun lalu, Israel mengadopsi kebijakan untuk tidak menanggapi tuduhan-tuduhan dalam hal semacam itu. “Peluang-peluang semacam itu sengaja dieksploitasi untuk membuat tuduhan tidak berdasar terhadap Israel.”

Ketika dimintai keterangan oleh Sky News, Kementerian Luar Negeri Israel tidak bersedia mengomentari masalah tersebut.

Menteri Keamanan Yitzhak Aharonovitch mengatakan, “Pemerintah Inggris telah membuat keputusan yang salah. Saya terkejut ketika mendengar hal ini, dan saya tidak tahu siapa diplomat yang diusir.”

Dikutip oleh Channel 2, Aharonovitch mengatakan: “Pemerintah telah membuat ketetapan hukum, melibatkan Kementerian Luar Negeri dan kementerian lainnya, untuk menghadapi kemungkinan pengusiran diplomat atau personel militer Israel dari negara-negara sahabat. Harus ada pembicaraan antar pemerintah dalam hal semacam ini.”

Di hadapan House of Commons, Menteri Luar Negeri Inggris David Miliband mengatakan bahwa ada dugaan kuat keterlibatan Israel dalam pemalsuan paspor Inggris. Ia menambahkan, dirinya telah meminta konfirmasi untuk memastikan agar hal itu tidak lagi terjadi di masa mendatang.

Kementerian Luar Negeri Inggris memanggil duta besar Israel untuk London kemarin, namun juru bicara kementerian menolak memberikan informasi mengenai alasan pemanggilan tersebut.

Sementara itu, menurut data yang dihimpun kantor berita Perancis, AFP, pengadilan Perancis akan melakukan investigasi terhadap pemalsuan paspor yang ada hubungannya dengan pembunuhan Mabhouh.

Hamas menyambut pengusiran diplomat tersebut. Hamas menyebut diplomat Israel itu sebagai “agen Mossad di dalam kedutaan Israel di London”.

“Kami menyambut pengusiran agen Mossad dari kedutaan Zionis karena terlibat dalam pembunuhan martir Mabhouh.” (dn/im/jp) www.suaramedia.com


latestnews

View Full Version