PARIS (SuaraMedia News) – Seorang pria Perancis yang disebut polisi membobol akun Twitter milik Presiden AS Barack Obama dan sejumlah selebritis dapat dijatuhi hukuman penjara.
Pengangguran berusia 25 tahun itu ditahan pada hari Selasa (23/3) setelah sebuah operasi yang berlangsung selama beberapa bulan, dilakukan oleh kepolisian Perancis dengan agen FBI.
Pria itu disebut telah membobol situs hanya dengan menebak kata sandi milik para pengguna.
Tersangka dilaporkan menarget beberapa selebritis lainnya, termasuk Britney Spears.
Setelah diinterogasi oleh polisi, ia diperintahkan untuk hadir di pengadilan kota Clermont-Ferrand, Perancis, pada tanggal 24 Juni.
Membobol masuk ke dalam database di Perancis adalah sebuah kejahatan dengan hukuman penjara hingga dua tahun.
”Tersangka yang menggunakan nama alias ’Hacker Croll’ ini tidak pernah mengikuti pelatihan khusus,” ujar Adeline Champagnat, kepala kantor pusat Perancis melawan penipuan online, kepada kantor berita Reuters.
Ia juga melakukannya dengan menjawab sejumlah ”pertanyaan rahasia” di akun-kaun email berbasis situs, di mana orang-orang seringkali menjawab dengan nama single mereka atau nama hewan peliharaan mereka, dan kemudian menggunakan ini untuk memperoleh akses ke kata sandi Twitter.
Polisi mengatakan bahwa FBI menghubungi mereka di bulan Juli setelah menemukan bahwa seseorang berhasil memperoleh akses ke informasi rahasia dengan membobol sistem Twitter dan masuk sebagai administator. Tersangka kemudian mencantumkan sejumlah informasi secara online, ujar polisi.
Polisi mengatakan bahwa tersangka, yang nama aslinya tidak dirilis ini, memiliki sejarah pelanggaran kecil terkait internet. Berdasarkan pernyataan awal tersangka, yang menjadi motivasi adalah tantangannya, bukan uangnya.
Jaringan berita televisi LCI melaporkan bahwa polisi melepaskan tersangka setelah diinterogasi selama dua hari.
Korben.info, sebuah situs media baru Perancis, melaporkan pada tanggal 14 Juli 2009 bahwa mereka telah dihubungi oleh ”Hacker Croll”, yang mengatakan bahwa ia berhasil mengakses email para karyawan Twitter, termasuk email sang pendiri, Evan Williams, dan istrinya.
Twitter sebelumnya telah menjadi target sejumlah serangan, dan para pembobol menyebarkan informasi yang diperolehnya ke dunia maya atau mengirimkan pesan-pesan palsu.
Dalam serangan terhadap Twitter di bulan Januari 2009, sebuah akun dari staf pendukung situs tersebut dibobol menggunakan program penebak kata sandi. Si pembobol mendapatkan akses administratif ke dalam situs. Twitter feeds untuk Barack Obama, Britney Spears, dan selebritis lainnya digunakan untuk mengirimkan banyak pesan palsu. Serangan serupa juga muncul di bulan Mei.
Pada bulan Juli 2009, blog teknologi terdepan di AS, TechCrunch.com, melaporkan bahwa mereka telah menerima sebuah file yang berisi310 dokumen rahasia pribadi dan perusahaan dari ”Hacker Croll” tentang Twitter dan para karyawannya.
TechCrunch mengatakan bahwa dokumen itu meliputi catatan pertemuan eksekutif, kesepakatan mitra kerjasama, proyeksi keuangan, kalender, rencana kantor, dan informasi lainnya.
TechCrunch mempublikasikan beberapa isi dokumen itu dan menolak untuk mempublikasikan lainnya.
Pendiri Twitter, Evan Williams, mengakui kepada TechCrunch pada saat itu bahwa dokumen-dokumen tersebut diperoleh dalam serangan namun bersikukuh bahwa si pembobol tidak mendapatkan akses ke akun pengguna Twitter.
Pembobol Twitter ini juga telah menyerang halaman dan akun email Facebook yang dioperasikan oleh Google dan penyedia lainnya.
Namun, ia tidak pernah mencoba untuk mengambil keuntungan finansial dari aktivitas membobolnya di Twitter.
Ia berhasil mendapatkan kode administrator dan dapat membuat, memodifikasi atau menghapus akun-akun sesukanya, ia bahkan membangun blog untuk membagi penemuannya.
”Hacker Croll” senang memasukkan salinan elektronik dari halaman yang ia bobol ke dalam forum online Perancis untuk membuktikan bahwa ia memperoleh akses administrator ke akun-kaun Twitter, menurut laporan online tentang aktivitasnya. (rin/bbc/bt/yh) www.suaramedia.com