KABUL (SuaraMedia News) – Pekan ini, Pangeran Charles terbang menuju jantung wilayah kekuasaan Taliban untuk mengunjungi dan melihat sendiri pasukan garis depan militer Inggris di Afghanistan.
Pangeran berusia 61 tahun tersebut mengenakan seragam tempur, helm dan pelindung tubuh ketika melakukan kunjungan kejutan ke provinsi Helmand.
Pangeran Charles bersikeras untuk “terjun ke medan tempur” dan melihat sendiri pangkalan operasi garis depan dalam kunjungan pertamanya ke Afghanistan.
Meski ada risiko terkena tembakan, Pangeran Charles menaiki helikopter Chinook dan bertolak dari Camp Bastion, melakukan perjalanan selama delapan jam menuju pangkalan patroli Pimon di distrik Nad Ali.
Pangeran Charles mengunjungi daerah-daerah yang biasanya tidak dikunjungi pejabat-pejabat penting. Dan seorang staf senior Clarence House, kantor sekaligus kediaman sang pangeran, mengatakan: “Pangeran ingin melihat sendiri daerah yang membuat banyak prajurit mengorbankan nyawa.”
Charles terbang ke Afghanistan pada malam hari. Dia bermalam di Camp Bastion, seperti yang dilakukan Pangeran Harry yang pernah berada di sana pada tahun 2008 lalu.
Masa tugas pangeran Harry diperpendek menjadi 10 minggu ketika media Inggris mengendus keberadaannya di Afghanistan.
Sebagai bangsawan Inggris paling senior yang mengunjungi Afghanistan, Charles mengatakan bahwa bisa merasakan kekhawatiran keluarga tentara Inggris yang bertugas di Afghanistan.
Saat mengunjungi monumen kenangan perang di pangkalan tersebut, Charles mengatakan: “Banyak keluarga yang merasa khawatir ketika orang-orang tercinta mereka ada di sini.”
“Ketika anak bungsu saya ada di sini, sebagai orang tua, saya khawatir sepanjang waktu. Oleh karena itu, apa yang mereka lakukan di sini membuat saya bangga.”
“Keluarga memberikan dukungan terbaik bagi orang-orang tercinta mereka. Kita beruntung karena ada banyak keluarga yang memiliki dua atau tiga anak di dalam militer dan berlangsung selama beberapa generasi,” katanya.
Charles meletakkan karangan bunga di Camp Bastion untuk menghormati 276 prajurit Inggris yang terbunuh di Afghanistan sejak tahun 2001, Pangeran Charles juga mencoba perangkat penjinak ranjau. Dalam kunjungan selama dua hari tersebut, ia bertemu dengan sejumlah menteri dan ulama Afghanistan.
Pangeran Charles, komandan tertinggi dari sepuluh resimen pasukan Inggris, berbicara kepada Presiden Hamid Karzai sebelum ia pergi, namun keduanya tidak sempat bertatap muka dalam kunjungan tersebut.
Charles melakukan kunjungan tersebut secara rahasia dan baru diungkap setelah ia meninggalkan Inggris pada hari Kamis malam.
“Yang menjadi alasan utama kunjungan saya adalah rasa kagum saya yang mendalam kepada angkatan bersenjata, dan saya mendukung apa yang mereka lakukan dengan semampu saya,” kata Charles kepada wartawan.
“Jadi, pada saat rakyat saya ada di sini, saya ingin datang dan melihat mereka.”
Di pangkalan Pimon, Pangeran Charles bertemu dengan 140 orang prajurit Inggris di garis depan. Komandan lapangan Mayor Ian Lindsay-German mengatakan: Sekarang di luar sana sudah lebih sunyi, tapi masih belum sepenuhnya bersih dari perlawanan.”
Inggris menempatkan 10.000 orang pasukan di Afghanistan, 4.000 orang di antaranya turut ambil bagian dalam Operasi Mushtarak, serangan besar-besaran di kawasan Marjah, Provinsi Helmand, yang ditujukan untuk mengenyahkan Taliban.
Saat ini, terdapat lebih dari 120.000 orang pasukan asing di Afghanistan di bawah kendali AS dan NATO.
Di bawah strategi baru komandan NATO dan AS di Afghanistan, Jenderal Stanley McChrystal, jumlah pasukan asing akan meningkat menjadi 150.000 orang pada bulan Agustus mendatang sebelum rencana penarikan pasukan dimulai pada pertengahan tahun 2011. Mushtarak adalah ujian pertama dalam strategi.
Sesaat setelah tiba di Kabul pada hari Rabu, putra mahkota Inggris berusia 61 tahun tersebut bertemu dengan McChrystal untuk mendapatkan briefing mengenai keadaan keseluruhan. (dn/ts/af) www.suaramedia.com