View Full Version
Sabtu, 27 Mar 2010

Tak Terima Tuduhan Media, Vatikan Beri Serangan Balik

VATIKAN (SuaraMedia News) – Vatikan menyerang media atas tuduhan bahwa Paus gagal mengambil tindakan atas pendeta AS yang dituduh melecehkan hingga 200 anak-anak tunarungu dua dekade lalu.

Editorial sebuah surat kabar Vatikan memberitakan bahwa klaim itu merupakan serangan tercela terhadap Paus dan bahwa tidak ada yang ditutup-tutupi.

Uskup Agung pernah mengeluh tentang Pater Lawrence Murphy di tahun 1996 ke kantor Vatikan yang dipimpin oleh Paus saat ini, namun tampaknya tidak mendapat tanggapan.

Salah satu korban mengatakan kepada kantor berita BBC bahwa Paus telah diketahui menutup-nutupi insiden itu selama bertahun-tahun.

Arthur Budzinki, 61, mengatakan bahwa Paus Benedict XVI harus mengakui apa yang ia ketahui.

Ia mengatakan bahwa Paus adalah orang yang bertanggung jawab saat itu untuk kasus-kasus semacam ini.

Gereja Katolik dalam beberapa bulan terakhir ini telah dicemari dengan klaim penyembunyian pelecehan di Eropa, meniru skandal pedofilia yang mengguncang institusi itu di Amerika delapan tahun lalu.

Dugaan pelecehan terhadap anak-anak tuna rungu itu juga muncul kembali di Italia, di mana wawancara terhadap sejumlah korban akan disiarkan di televisi nasional pada hari Jumat (26/3).

Para pria itu mengatakan bahwa mereka dilecehkan di Institut Antonio Provolo untuk Orang Tuna Rungu di kota Verona antara tahun 1950an dan 1980an.

Dugaan itu pertama kali dilaporkan oleh media Italia pada bulan Januari 2009. Di tahun yang sama, kantor berita Associated Press memperoleh pernyataan tertulis dari 67 mantan murid sekolah itu yang menyebutkan nama 24 pendeta dan putra altar yang mereka tuduh melakukan pelecehan seksual, pedofilia, dan hukuman fisik.

Keuskupan Verona mengatakan minggu ini berencana untuk mewawancarai para korban atas permintaan dari Vatikan.

Pater Murphy dicurigai telah melecehkan 200 anak laki-laki di Sekolah Tuna Rungu St. John di St. Francis, Wisconsin, antara tahun 1950 dan 1974.

Menurut dokumen gereja, pada tahun 1996  seorang uskup menulis kepada pengawas moral Vatikan yang saat itu dipimpin oleh Kardinal Joseph Ratzinger, Paus di masa kini, untuk mengeluh tentang pater Murphy.

Persidangan kanonikal kemudian diijinkan oleh wakil paus, namun kemudian dihentikan, meskipun muncul keberatan dari uskup kedua.

Pater Murphy menulis kepada Kardinal bahwa ia sedang sakit dan ingin menjalani hidupnya dalam martabat imamatnya.

Juru bicara resmi Paus, Federico Lombardi, mengatakan bahwa kasus Murphy baru sampai ke Vatikan di tahun 1996, dua dekade setelah keuskupan Milwaukee di Wisconsin pertama kali mengetahui dugaan tersebut, dan dua tahun sebelum pendeta itu meninggal.

Keuskupan telah diminta untuk mengambil tindakan dengan membatasi pelayanan publik Bapa Murphy dan memintanya bertanggung jawab penuh atas tindakan yang telah ia lakukan.

”Bapa Murphy meninggal empat bulan kemudian, tanpa insiden lebih jauh,” bunyi pernyataan tersebut.

Lombardi juga mengatakan bahwa polisi pada saat itu menginvestigasi dugaan tersebut namun tidak mengajukan tuntutan.

Sebuah editorial surat kabar Vatikan mengatakan tidak ada yang ditutup-tutupi dari kasus itu.

L'Osservatore Romano menyebut dugaan itu sebagai upaya tercela untuk menyerang Paus Benedict dan pembantu terdekatnya.

Sementara itu, salah satu pembantu utama Paus, Kardinal Jose Saraiva Martins, mengatakan bahwa ada konspirasi melawan Gereja, tanpa menspesifikasi siapa yang bertanggung jawab.

Paus juga didukung di Inggris oleh Uskup Agung Westminster, Vincent Nichols, yang mengatakan bahwa Kardinal Ratzinger saat itu tidak menjadi ”pengamat yang tidak berbuat apa-apa” dalam kasus tersebut.

Uskup juga mengatakan bahwa Paus telah memperkenalkan perubahan ke dalam hukum Gereja untuk melindungi anak-anak.

Robert Pigott dari kantor berita BBC mengatakan bahwa kasus AS sangat mengejutkan, bukan hanya karena seorang pendeta telah melecehkan anak-anak namun karena ia dibiarkan pergi ke keuskupan lain di mana ia memperoleh akses ke anak-anak lainnya.

Meskipun tidak ada bukti langsung melawan Kardinal Ratzinger, ini adalah rangkaian peristiwa yang tidak nyaman bagi Vatikan. Ini adalah kasus perahasiaan dan di situlah Paus harus menjawab kasus tersebut.

Pater Murphy, yang mengakui telah melecehkan anak-anak laki-laki sebelum ia meninggal tahun 1998, disebutkan telah menarget para korbannya di kamar tidur asrama mereka, di perjalanan sekolah dan bahkan di saat pengakuan dosa.

Tuntutan hukum telah dimasukkan atas nama lima pria yang menuduh Keuskupan Milwaukee tidak cukup berbuat melawan pendeta itu. (rin/bbc) www.suaramedia.com


latestnews

View Full Version