View Full Version
Sabtu, 27 Mar 2010

Hizbullah, Kunci Dari Tragedi Pembunuhan Rafik Hariri?

BEIRUT (SuaraMedia News) – Sebuah tim internasional yang menginvestigasi pembunuhan mantan perdana menteri Libanon Rafik al Hariri di tahun 2005 telah meminta untuk menginterogasi enam anggota Hizbullah tentang kejadian itu.

Sebuah truk pelaku bom membunuh Hariri dan 22 orang lainnya di Beirut pada bulan Februari 2005. Investigasi PBB ke dalam pembunuhan itu awalnya mengaitkan pejabat Syiria dan Libanon namun kemudian urung memberikan detail penemuannya.

Majalah Jerman Der Spiegel pada bulan Mei lalu mengatakan bahwa menurut  informasi yang diperolehnya, investigator meyakini bahwa Hizbullah berada di balik pembunuhan Hariri, dugaan kelompok Syiah yang didukung Syiria dan Iran telah ditepis.

”Mereka meminta untuk menginterogasi enam orang dari Hizbullah tentang kejahatan pembunuhan terhadap syuhada Rafik al Hariri,” ujar sumber tersebut kepada kantor berita Reuters.

Hizbullah menolak untuk berkomentar, begitu juga dengan petinggi kehakiman di Beirut. Radhia Achouri, juru bicara jaksa penuntut Pengadilan Khusus yang melakukan investigasi, juga menolak berkomentar.

”Selama kami masih berada dalam tahap investigasi kami tidak akan mengungkapkan informasi semacam ini, jadi tidak ada komentar,” ujarnya kepada Reuters di Amsterdam.

Tahun lalu, Pengadilan Khusus PBB untuk Libanon yang berada di Den Haag dan memulai operasinya pada bulan Maret 2009, memerintahkan pembebasan empat jenderal pro-Syiria yang ditahan terkait kasus tersebut setelah mengatakan tidak ditemukan bukti-bukti yang melawan mereka.

Pada saat itu, pemimpin Hizbullah Sayyed Hassan Nasrallah mengatakan bahwa pembebasan para jenderal merupakan bukti konklusif investigasi internasional tidak berjalan dengan adil.

Pembunuhan Hariri menjerumuskan Libanon ke dalam krisis terburuknya sejak perang sipil tahun 1975-1990. Tahun lalu, ketegangan Sunni-Syiah mengancam akan memanas menjadi sebuah perang sipil.

Aliansi ’14 Maret’ pimpinan Perdana Menteri Sunni Saad al Hariri menuduh Syiria bertanggung jawab atas pembunuhan terhadap ayahnya dan beberapa pembunuhan lainnya dari orang-orang Libanon penentang pengaruh Syiria.

Syiria membantah tuduhan itu namun pembunuhan Hariri menimbulkan kecaman internasional yang mendorong Damaskus mengakhiri keberadaan militernya di Libanon selama tiga dekade. Pengadilan khusus itu belum mendakwa siapapun atas pembunuhan tersebut.

Investigasi internasional dibentuk oleh Dewan Keamanan PBB, yang oleh Hizbullah sering dituduh bias. Sekutu-sekutu Syiria di Libanon, yang dipimpin oleh Hizbullah, mengungkapkan kekhawatirannya bahwa pengadilan itu dapat digunakan secara politik melawan mereka.

Saad mengatakan akan menerima putusan Pengadilan Khusus atas pembunuhan itu meski jika itu membebaskan Syiria dari tuduhan. (rin/f24/aby) www.suaramedia.com


latestnews

View Full Version