View Full Version
Ahad, 28 Mar 2010

Botnet, Senjata Pemusnah Massal Terselubung Asal Afrika

AFRIKA (SuaraMedia News) – Bayangkan sebuah jaringan komputer berbasis virus yang sangat menularnya hingga dapat menjatuhkan 10 perekonomian terdepan di dunia hanya dengan beberapa serangan. Itu akan membutuhkan 100 juta komputer yang beroperasi bersama menjadi satu, sebuah ‘botnet’ – senjata pemusnah massal versi dunia maya. Namun tidak seperti senjata pemusnah massal konvensional, ancaman ini tidak menjadi subyek perdebatan geopolitik maupun inisiatif diplomatik. Itu dikarenakan tidak seorang pun yang melihatnya datang – langsung dari Afrika.

Kejahatan dunia maya tumbuh lebih cepat di Afrika daripada di belahan dunia lainnya, menurut statistik yang dipresentasikan dalam sebuah konferensi di Pantai Gading tahun 2008. Pakar keamanan dunia maya memperkirakan 80% komputer di benua Afrika telah terinfeksi oleh virus dan perangkat lunak jahat lainnya. Dan sementara hal itu mungkin tidak terlalu mengkhawatirkan bagi perekonomian dunia beberapa tahun lalu (seperti halnya perang yang terus berlangsung di Republik Demokratik Kongo yang tidak mempengaruhi kehidupan kita sehari-hari), kehadiran layanan broadband di Afrika berarti bahwa hal itu akan berubah. Kabel internet broadband baru di bawah laut yang saat ini sedang dipasang akan membuat Afrika tidak begitu jauh dari New York daripada Boston, katakanlah, di dalam dunia virtual.

Akses internet broadband akan memungkinkan problem perangkat lunak dan virus Afrika mengglobal. Dengan semakin banyak pengguna yang mampu mengakses internet (dan semakin cepat), jumlah data yang lebih besar dapat dikirimkan ke luar maupun ke dalam. Semakin banyak pesan spam di dalam inbox anda dari email penipu Afrika hanyalah awalnya.

Beginilah bagaimana kebanyakan skema peringatan dapat bekerja. Dari pusat, komputer-komputer di seluruh benua dapat diambil alih, seringkali tanpa sepengetahuan pemiliknya, dan digunakan untuk melakukan transmisi (termasuk spam atau virus) ke komputer-komputer lain secara online. Komputer-komputer zombie baru ini, atau ’bot’ (robot), melayani keinginan beberapa spam master atau penggagas virus. ”Satu botnet dari satu juta host dapat menghasilkan lalu lintas yang cukup untuk membuat sebagian besar perusahaan-perusahaan Fortune 500 offline secara bersamaan,” ujar Jeffrey Carr dalam bukunya berjudul ’Inside Cyber Warfare’. ”Sebuah botnet dari 10 juta host dapat melumpuhkan infrastruktur jaringan dari sebuah negara besar di Barat.” Benua Afrika, dengan jumlah komputer mencapai 100 juta, akan menjadi target utama para pengasuh botnet, dengan hasil yang mengerikan.

Mengapa Afrika, dari semua tempat yang ada, ketika pasti ada komputer yang dapat dibobol di tempat-tempat lain? Singkatnya, karena benua itu adalah rumah bagi komputer-komputer paling rentan sedunia. Sekitar 80% dari populasi Afrika kurang memiliki pengetahuan akan informasi teknologi yang paling dasar sekalipun, menurut survei Bank Dunia baru-baru ini.  Meskipun kafe internet tersebar di mana-mana, penyedia seringkali tidak mampu memberikan perangkat lunak anti-virus yang tepat, membuat komputer-komputer itu menjadi target yang sangat mudah untuk operator dan pembobol botnet ahli.

Terlebih lagi, kebanyakan negara-negara Afrika (dengan beberapa perkecualian seperti Mesir dan Afrika Selatan) kekurangan infrastruktur legal yang dibutuhkan untuk menghukum, apalagi menghentikan,  kejahatan dunia maya yang semakin meningkat. Juga tidak banyak terdapat koordinasi antar negara tentang bagaimana mengatasinya, terlepas dari komitmen yang dibuat dalam Forum Keamanan Dunia Maya Regional untuk Negara-negara Afrika dan Arab yang digelar di Tunisia pada tahun 2009. Janji-janji yang dibuat untuk mengembangkan strategi keamanan dunia maya nasional dan memonitor kejahatan dengan lebih baik kemungkinan akan gagal dengan kurangnya dana.

Meski demikian ada beberapa pencerahan dalam gambaran ini. Sejumlah negara Afrika benar-benar telah membuka jalan, setidaknya di level nasional. Tunisia, misalnya, menyusun sebuah strategi keamanan dunia maya dan undang-undang yang spesifik untuk identifikasi elektronik, serta berhasil menciptakan institut keamanan nasional di Afrika.  Nigeria mengembangkan inisiatif keamanan dunia maya yang sebagian besar ditujukan untuk meningkatkan kesadaran dan memberantas penipuan online. (rin/fp) www.suaramedia.com


latestnews

View Full Version