GAZA (SuaraMedia News) – Sayap militer Hamas pada hari minggu (4/4) kemarin merilis sebuah video yang memperlihatkan sebagian dari pertempuran antara IDF (pasukan pertahanan Israel) dan pejuang Palestina di perbatasan Gaza, di mana seorang perwira dan prajurit Brigade Golani terbunuh.
Rekaman Hamas tidak memperlihatkan dengan jelas momen ketika granat yang dibawa oleh Mayor Eliraz Peretz diledakkan oleh tembakan Palestina. Namun rekaman itu menunjukkan paramedis yang merawat para korban luka, meski gambarnya diambil dari jarak jauh dan tidak memberikan pandangan jelas mengenai insiden tersebut.
Hamas mengatakan bahwa rekaman tersebut adalah untuk mengklaim kredit atas bentrokan tersebut. Kelompok-kelompok lainnya juga mengklaim bertanggung jawab, dan IDF meyakini bahwa para pejuang itu adalah anggota Jihad Islam, sementara Hamas dituding terlibat dalam menembakkan peluru mortir setelah baku tembak terjadi.
Bagaimanapun, fakta bahwa Hamas tampak menempatkan seorang juru kamera di area tersebut dapat mengindikasikan bahwa organisasi itu memiliki peran yang lebih besar dalam perencanaan daripada yang diperkirakan sebelumnya.
Rekaman itu menegaskan keinginan kuat Hamas untuk mempersembahkan pencapaian kepada publik Gaza, saat mereka berusaha keras memelihara tatanan dan keamanan internal di Jalur Gaza.
Hamas juga berusaha mengklaim kembali perannya dalam pertempuran bersenjata melawan Israel, meskipun sejak berakhirnya operasi Cast Lead bulan Januari 2009, organisasi itu lebih sering menjaga jarak dari IDF.
Unit keamanan internal Hamas secara rutin diterjunkan untuk menghentikan tembakan roket ke Israel oleh kelompok-kelompok yang lebih kecil.
Hamas juga mengatakan bahwa Otoritas Palestina berusaha mendestabilkan Jalur Gaza melalui pemogokan, pembekuan rekening bank, dan dugaan tanggung jawab atas serangkaian ledakan yang terjadi di sana baru-baru ini.
Banyak dari perpecahan saat ini antara IDF dan pejuang Palestina terjadi di zona buffer sempit di sepanjang garis luar perbatasan Gaza. Hamas merasa keberatan terhadap tembakan roket yang dikhawatirkan dapat memicu serangan Israel kembali ke Jalur Gaza, yang oleh rakyat Palestina dianggap sebagai tindakan membela diri.
Meski demikian, Israel merasa kesulitan untuk menerima pergerakan kelompok-kelompok bersenjata di sepanjang perbatasan, karena mereka mendatangkan risiko bagi pasukan Israel di sisi lainnya.
Menyusul insiden terbaru itu, IDF kemungkinan akan mengambil jalan yang lebih agresif di sepanjang zona buffer dan secara paksa mencegah warga Palestina memasuki area tersebut. Ada rasa takut bahwa pertempuran lokal akan menyebabkan eskalasi serius, karena pertempuran di area itu adalah salah satu dari beberapa faktor eskalasi utama menjelang operasi Cast Lead di tahun 2008.
Sementara itu, sejumlah organisasi Palestina memulai sebuah kampanye publik menentang penutupan wilayah pagar ke pergerakan, dan pada hari Selasa, beberapa pemuda berunjuk rasa menentang kurangnya akses ke lahan pertanian di zona buffer. (rin/hz) www.suaramedia.com