JAKARTA (SuaraMedia News) - Guruh Soekarno Putra benar-benar bertekad menjadi Ketua Umum Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan. Pencalonannya ini, kata Guruh, bukan berarti bersikap bermusuhan dengan kakaknya, Megawati Soekarnoputri, yang kemungkinan besar terpilih lagi Ketua Umum PDIP.
Menurut Guruh secara tertulis, jangan maknai pencalonannya sebagai dikotomi dia dengan Megawati. "Itu saya anggap sebagai alasan yang dibuat-buat. Sok tahu," kata Guruh.
Guruh menyatakan maju mencalonkan diri memimpin partai untuk memperbaiki kerusakan luar biasa yang terjadi di PDIP. Perbedaannya dengan Mega adalah, pada langkah apa memperbaiki kerusakan itu.
"Saya sering katakan bahwa saya berkeinginan memperbaiki dan menyelamatkan partai ini dari upaya sekelompok orang yang begitu rakus kekuasaan dengan cara memanipulasi, mengkorup dan mencatut nama partai, nama Bung Karno bahkan nama Ibu Megawati itu sendiri," ujarnya.
Karena itu, Guruh mengimbau peserta Kongres III PDIP di Bali konsisten menjaga tujuan partai. "Jangan terprovokasi oleh ulah orang-orang yang tidak bertanggung jawab seperti saya sebutkan di atas," ujarnya.
Selain Mega, Guruh juga muncul menjadi salah satu yang diusung sebagai Ketua Umum PDIP dalam Kongres yang diagendakan mulai Selasa besok. Belakangan, Guruh diketahui hanya mendapat dukungan dari segelintir cabang partai yang berkedudukan di tingkat kabupaten atau kota.
Sebelumnya, Megawati Soekarnoputri tampaknya bakal terpilih lagi menjadi Ketua Umum PDI Perjuangan. Kepemimpinan Mega dinilai Maruarar Sirait masih sangat penting.
"Ibu Mega diperlukan untuk check and balances," kata Ketua DPP PDIP bidang Pemuda Maruarar Sirait usai bertemu Jusuf Kalla.
Menurut pria yang akrab disapa Ara ini, Mega adalah tokoh yang dapat mempersatukan PDI Perjuangan dari tingkat elit hingga kader di bawah. "Kalau Ibu Megawati tidak mau jadi ketua umum, kita yang pusing. Siapa yang bisa mempersatukan kita," ujarnya.
Selain itu, Mega dinilai sebagai pemimpin yang tidak dapat diimingi dan ditekan oleh penguasa. Bahkan Mega bertindak tegas terhadap kadernya yang tersandung hukum. "Kalau ada kader yang bersalah, langsung ditindak, kita tidak melindungi koruptor," jelasnya.
Kongres yang akan dibuka pada 6 April 2010 pukul 10.00 Wita ini nantinya akan meliputi dua kategori sidang, yakni terbuka dan tertutup. Kongres akan dihadiri tokoh-tokoh nasional, DPR, MPR, parpol, DPD PDIP dan Muspida Bali.
Sementara itu, selain baliho dan spanduk mendukung Megawati Soekarnoputri, muncul pula spanduk dan baliho mendukung adiknya, Guruh Soekarnoputra, menjadi Ketua Umum Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan. Namun belakangan spanduk dan baliho ini dicabuti oleh oknum.
"Saya prihatin mendengar kabar pencabutan baliho dan atribut para pendukung saya yang dilakukan oknum partai yang tidak bertanggung jawab," kata Guruh secara tertulis.
Guruh merasa prihatin karena untuk menjaga kepentingan politik, oknum kader partai itu membunuh aspirasi sebagian kader partai lainnya. Guruh juga prihatin, aksi itu terjadi menjelang Kongres III PDIP yang merupakan pesta demokrasi PDIP.
"Tindakan itu justru akan menodai citra partai di mata masyarakat dan menghancurkan esensi pesta demokrasi partai itu sendiri," ujar Guruh. (fn/v3v) www.suaramedia.com