View Full Version
Sabtu, 10 Apr 2010

''Obama Adalah Presiden Paling Radikal Sepanjang Sejarah''

NEW ORLEANS (SuaraMedia News) - Mantan Pembicara DPR, Newt Gingrich, seorang calon Presiden potensial untuk Tahun 2012, pada Hari Kamis menyebut Barack Obama sebagai "presiden paling radikal dalam sejarah Amerika" yang mengawasi sebuah "mesin sosialis sekuler."

Gingrich seakan mengingatkan atas perannya sebagai aktivis konservatif, dimana ia adalah salah satu pemimpin bangsa yang paling berpolarisasi pada 1990-an, membuka Southern Republican Leadership Conference dengan penilaian menggigit terhadap kebijakan Obama.

"Presiden paling radikal dalam sejarah Amerika sekarang telah melemparkan tantangan kepada rakyat Amerika: 'Saya menjalankan sebuah mesin. Saya memiliki Washington dan tidak ada yang bisa melakukan hal itu,' " kata Gingrich. Dia mendesak sesama Partai Republik untuk menghentikan apa yang disebut "mesin sosialis sekuler Obama."

Kata-kata yang penuh dengan tuduhan-tuduhan pasti. Tapi itu standar pada pertemuan GOP selama tiga hari yang menarik beberapa kandidat presiden. Headline pada Jumat itu adalah mantan calon wakil presiden dari Partai Republik Sarah Palin.

Gingrich belum menyatakan niatnya untuk 2012, tetapi penampilannya di New Orleans memiliki semua ornamen kampanye presiden, dari pertemuan  intim dengan aktivis Tea Party - staf fotografernya mengambil gambar Gingrich yang berpose 'bersalaman dan tersenyum' dengan setiap aktivis - hingga cara masuknya yang menyeberangi melalui kerumunan di konferensi GOP, dengan dentuman suara dari irama Survivor's “Eye of Tiger” yang membuat kerumunan akhirnya berdiri.

Dia mengatakan kebijakan Obama - terutama kesehatan dan undang-undang stimulus ekonomi - telah menempatkan Amerika Serikat di jalan menuju sosialisme. Mantan pembicara itu tidak secara khusus menjelaskan mengapa dia pikir Obama adalah sekuler, meskipun ia mengatakan GOP tidak takut untuk mengakui peran iman dalam masyarakat Amerika.

Gingrich menawarkan Republik penangkal untuk tuduhan Demokrat  bahwa pemimpin GOP melakukan sedikit selain dari menentang kebijakan - partai yang disebut dengan 'partai tidak'. Dia mengatakan Partai Republik harus menggarisbawahi kebijakan yang mereka inginkan - ya pada pemotongan pajak, defisit lebih rendah, lebih sedikit peraturan dan rencana energi yang masuk akal.

"Intinya adalah ada banyak hal yang dapat membuat kita berkata 'ya'," kata Gingrich.

Apakah dia akan mengatakan ya untuk kampanye presiden?

"Itu terserah kehendak Tuhan," katanya, "Dan orang-orang Amerika."

Tuduhan-tuduhan bahwa Obama adalah seorang sosialis memang bergaung keras di AS. Menurut sebuah artikel di American Thinker, Barack Obama dianggap memiliki ketertarikan pada Marxists. Dia berteman dengan mereka, mendengarkan saran mereka, dan bahkan ia menyewa mereka untuk bekerja dalam kampanye. Dan mereka tampaknya merasakan kehangatan.

Obama mengakui bahwa ia mengikuti konferensi sosialis dan membaca tulisan sastra Marxis. Frank Marshall Davis yang merupakan mentor terdekat Obama selama masih muda, merupakan seorang anggota partai Komunis AS dan diketahui sebagai agen Stalin. Dia juga mengatakan bahwa “nilai-nilai yang dianut oleh ibu saya menjadi pedoman saya tentang bagaimana akan masuk ke dalam dunia politik”.

Semasa mudanya ibu Obama diketahui sebagai simpatisan komunis. Bahkan ayahnya menulis thesis berjudul “Masalah dengan Sosialisme kita” yang menyarankan 100% pajak untuk orang kaya. Bahkan menurut sumber berita, markas kampanye Obama di Houston memasang poster Che Guevara di temboknya.

Partai Komunis AS juga dikatakan memberi dukungan kepada Obama dalam pemilihan presiden. Sam Webb, pemimpin partai tersebut juga menyatakan akan mendukung nasionalisasi bank Federal, sistem keuangan dan sektor swasta. Selain itu, Obama mendapatkan bantuan dari cabang Demokratis Sosialis Amerika untuk perebutan tempat senat di Illinois. (iw/ap/sm) www.suaramedia.com


latestnews

View Full Version