JAKARTA (SuaraMeida News) - Dimulai dari pertemuan tertutup antara Komisaris Jenderal Susno Duadji dengan Komisi III Bidang Hukum DPR, nama Sjahril Djohan mencuat ke publik.
Hingga dini hari tadi, Rabu 14 April 2010, SJ alias Sjahril Djohan masih diperiksa di Markas Besar Polri, Jalan Trunojoyo, Jakarta Selatan.
Susno Duadji pada Kamis 8 April lalu mendatangi DPR untuk mengadu dan meminta perlindungan hukum-politik. Susno menyebut kasus baru, mafia perusahaan Arwana di Pekanbaru, Riau.
Susno bahkan mengatakan dalam kasus mafia Arwana ini terdapat makelar kasus alias markus yang sama dengan kasus pajak Gayus Tambunan. Mr X pun disebut Susno. Akhirnya dalam pertemuan tertutup, Susno menyebut nama Mr X itu alias SJ.
"Menurut Susno, Mr X yang berinisial SJ itu mantan orang Deplu (Departemen Luar Negeri)," kata anggota Komisi III DPR Nasir Jamil.
Kendati demikian, kata dia, dalam pertemuan tertutup itu Susno hanya menyebut inisial. Susno tidak merinci siapa orang berinisial SJ itu dalam rapat tertutup di hari sebelumnya.
"Dia disebut mafia. Kalau ada kasus-kasus, SJ turut merekayasa kasus," ujar anggota DPR dari daerah pemilihan Nanggroe Aceh Darussalam ini.
Keluarnya nama SJ juga ditegaskan Sekretaris Satuan Tugas Pemberantasan Mafia Hukum Denny Indrayana. Denny juga menyebut mantan Wakil Kapolri.
"Sudah disebut saja. Ada yang namanya Syahrial Johan (SJ), ada mantan wakapolri. Bagaimana tindak lanjutnya, Satgas tentu akan mencermati," kata Denny Indrayana dalam diskusi di Radio Trijaya.
Menurut Denny, satgas punya kepentingan agar kasus yang baru disebutkan Susno Duadji itu terbongkar. Satgas akan mengumpulkan keterangan dari pihak-pihak terkait.
***
Adalah mantan Jaksa Agung Marzuki Darusman yang membenarkan nama Sjahril Djohan pernah menjadi staf khususnya. Tapi Marzuki tak tahu lagi keberadaan pria yang inisialnya disebut Komisaris Jenderal Susno Duadji itu sebagai makelar kasus atau markus.
"Pak Sjahril Djohan yang saya tahu, hanya Pak Sjahril Djohan yang pernah bekerja di Kejaksaan," kata Marzuki Darusman saat dihubungi.
Marzuki Darusman sendiri mengaku tidak mengetahui nama Sjahril Djohan lainnya. Setelah pensiun dari staf khusus Jaksa Agung Bidang Intelijen dan Politik Luar Negeri, Syahril Johan tidak diketahui lagi keberadaannya.
Itu juga ditegaskan pengacara Susno Duadji, Henry Yosodiningrat. "Salah satu reputasi dan latar belakang SJ, dia pernah menjadi staf khusus Jaksa Agung, seorang diplomat," kata Henry.
SJ merupakan mantan pegawai Departemen Luar Negeri (Deplu). SJ tak lebih dari 10 tahun menjadi pegawai Deplu.
"Masuknya mungkin sekitar tahun 70-an. Tahun 80-an dia dipecat dari Deplu karena menggunakan ijazah palsu," kata juru bicara Kementerian Luar Negeri Teuku Faizasyah sebelum jumpa pers Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), Daewoo Hotel Vietnam.
***
Sjahril Djohan diduga juga pernah berbisnis jual beli senjata. "Pernah bisnis semacam calo senjata," kata mantan pegawai Deplu yang satu angkatan tahun masuk dengan SJ, dalam perbincangan di Daewoo Hotel, Vietnam.
Menurut dia, SJ masuk sekitar tahun 1974 dan dipecat sekitar tahun 1980. SJ dikeluarkan dari Deplu karena kedapatan menggunakan ijazah palsu.
Hingga sekitar pukul 03.00 WIB dini hari tadi, Sjahril Djohan masih diperiksa di Markas Besar Polri. Pengacara Hotma Sitompoel mendampingi Sjahril Djohan selama pemeriksaan.
Kini, Sjahril Djohan merupakan saksi kunci kasus-kasus yang dihembuskan Susno Duadji. Kepala Pusat Pengamanan Internal, Komisaris Besar Budi Wasesa mengatakan, Sjahril mengaku telah terjadi aliran dana ke beberapa oknum kepolisian.
"Dari SJ kita bisa ketahui ke mana saja (aliran dana). Kepada Si A, Si B atau Si C tapi ini baru dari pengucapan sepihak dari SJ," kata Kombes Budi Waseso, semalam.
Setelah lebih dari 9 jam, Sjahril Johan akhirnya selesai diperiksa oleh Tim Independen Mabes Polri. Bekas diplomat yang disebut-sebut sebagai markus kelas kakap ini masih berstatus sebagai saksi.
"Pemeriksaan 18 pertanyaan sebagai saksi," kata pengacara Sjahril, Hotma Sitompul, usai menemani pemriksaan kliennya di Mabes Polri, Jl Trunojoyo, Jakarta Selatan.
Namun demikian, Hotma enggan mengungkapkan pertanyaan apa yang diajukan penyidik kepada kliennya tersebut. "Menyangkut semua. Saya tidak boleh bicara materi, nanti salah. Pokoknya sehubungan dengan ucapan Pak SD," kata Hotma.
Hotma menambahkan, belum ada pihak lain yang didatangkan untuk dikonfrontir dengan keterangan Sjahril. "Belum. Ya sewaktu-waktu akan dikonfrontir," katanya.
Kesaksian Sjahril, menurut Budi, sama halnya dengan pengakuan Gayus, Haposan, dan Andi Kosasih. Namun, tak ada bukti otentik atas pengakuan ini.
Apakah termasuk mantan Kabareskrim Susno Djuadi? "Susno ya, semuanyalah," kata Budi Wasesa.
Mantan Kabareskrim itu menyebut Sjahril Djohan adalah mafia kasus dan dekat dengan petinggi Polri berinisial MP.
Pekan lalu, dalam rapat tertutup antara Susno dan Komisi III DPR, Mr X atau SJ ini terungkap sebagai Syahril Johan.
“SJ ini merupakan orang swasta yang diduga bisa mengatur kasus-kasus besar,” kata Ketua Komisi III DPR, Beni K Harman, usai rapat tertutup dengan Susno, waktu itu.
Sementara itu, Satuan Tugas (Satgas) Pemberantasan Mafia Hukum akan menemui Kapolri Jenderal Bambang Hendarso Danuri siang atau sore nanti. Selain membahas soal penjemputan paksa Komisaris Jenderal Susno Duadji, Satgas akan bertemu dengan Sjahril Djohan.
"Juga ada pertemuan dengan SJD (Sjahril Djohan)," kata anggota Satgas Mas Achmad Santosa.
Sjahril Djohan, pria yang inisial namanya disebut Susno Duadji, hingga sekitar pukul 03.00 WIB dini hari tadi masih diperiksa Markas Besar Polri. Mantan diplomat yang pernah ditempatkan di Berlin, Jerman itu masih berstatus sebagai saksi.
Menurut Mas Achmad Santosa, agenda yang sedianya digelar sekitar pukul 08.00 WIB itu diundur. Karena hampir semua anggota termasuk Ketua Kuntoro Mangkusubroto memiliki agenda lain.
"Meminta keterangan yang bersangkutan. Namun akan ada konfirmasi lebih lanjut," ujar mantan pimpinan sementara Komisi Pemberantasan Korupsi ini.
Satgas rencananya akan menemui Kapolri siang atau sore nanti. Agenda lain yang akan dibahas adalah pembawaan paksa Susno Duadji oleh Provos Mabes Polri di Bandara Soekarno-Hatta. (fn/v3v/dt) www.suaramedia.com