View Full Version
Kamis, 15 Apr 2010

Pembantai Yahudi Jerman Mengaku Sebagai Korban Hitler

MUNICH (SuaraMedia News) – John Demjanjuk, yang dituduh membantu membunuh ribuan orang Yahudi di kamp konsentrasi Nazi, mengatakan kepada pengadilan Jerman bahwa dirinya adalah salah satu korban Hitler.

Demjanjuk secara paksa dideportasi ke Jerman dan digunakan sebagai ”pekerja budak”, ujarnya dalam sebuah pernyataan yang dibacakan di pengadilan.

Keluarga mantan pekerja otomotif AS kelahiran Ukraina ini mengatakan bahwa kesehatannya sedang tidak baik dan kecil kemungkinannya bertahan melalui persidangan.

Demjanjuk, 89, membantah telah menjadi penjaga kamp di Sobibor, Polandia.

”Saya merasa sangat tidak adil bahwa pengadilan Jerman berusaha membuat saya, seorang tawanan perang, menjadi penjahat perang dengan persidangan ini,” ujar Demjanjuk dalam sebuah pernyataan yang dibacakan oleh pengacaranya di pengadilan kota Munich.

”Jerman patut disalahkan atas fakta bahwa saya telah kehilangan alasan untuk hidup, keluarga saya, kebahagiaan saya, dan masa depan atau harapan apa pun.”

Itu adalah pernyataan pertamanya sejak persidangan dimulai pada bulan November tahun 2009.

Demjanjuk berbaring tak bergerak di atas tandu saat pernyataan itu dibacakan.

Dokter mengatakan ia cukup sehat untuk melalui persidangan namun telah meminta sidang dengar pendapat dibatasi dua sesi, 90 menit per sesi, dalam satu hari.

Ini adalah kali kedua John Demjanjuk hadir di pengadilan.

Dua dekade lalu, ia awalnya akan dihukum mati di Israel, didakwa karena menjadi Ivan the Terrible, seorang penjaga yang terkenal sadis di kamp konsentrasi Treblinka.

Namun putusan itu ditolak setelah bukti-bukti baru menunjukkan bahwa yang bertanggung jawab kemungkinan adalah warga Ukraina yang lain.

Persidangan itu diperkirakan akan berlangsung hingga bulan Mei dan jika terbukti bersalah ia dapat dikenai hukuman 15 tahun penjara.

Sesi pertama persidangan ditunda selama satu jam karena banyaknya orang yang ingin menyaksikan. Penyelenggara persidangan kewalahan dengan jumlah orang yang ingin masuk, termasuk jurnalis dan kerabat korban Holocaust yang masih hidup.

Thomas Blatt, seorang korban selamat Sobibor, mengatakan bahwa ia tidak ingin membalas dendam.

”Saya di sini untuk menceritakan keadaan sebenarnya bertahun-tahun lalu, saya sendiri tidak kenal Demjanjuk,” ujarnya.

Demjanjuk masuk ke ruang pengadilan dengan duduk di atas kursi roda. Matanya tertutup dan wajahnya pucat.

Efraim Zuroff, direktur Simon Wiesenthal Center cabang Israel, mengatakan, ”Demjanjuk berakting dengan luar biasa. Dia seharusnya pergi ke Hollywood, bukan Sobibor.”

Pengacara pembela mengatakan bahwa ia tidak akan berbicara samasekali selama persidangan, dan tidak akan mengkonfirmasi maupun membantah bahwa ia berada di Sobibor.

Ulrich Busch, pengacara pembela Demjanjuk, mengatakan bahwa kasus itu tidak seharusnya dibawa ke pengadilan.

”Bagaimana bisa mereka yang memberikan perintah dinyatakan tidak bersalah, sementara yang menerima perintah dinyatakan bersalah?” ujar Busch kepada pengadilan. ”Ada standar ganda hukum dan moral yang diterapkan hari ini.”

Demjanjuk ditangkap oleh Nazi ketika bertempur di dalam militer Soviet. Ia membantah pernah berada di Sobibor.

Namun jaksa penuntut mengatakan bahwa sejumlah pernyataan dari warga Ukraina, yang kini telah meninggal, menyebutkan bahwa Demjanjuk berada di kamp konsentrasi itu.

Pernyataan itu mengatakan bahwa Demjanjuk berpartisipasi dalam pembunuhan massal terhadap kaum Yahudi.

Tidak ada saksi mata hidup dalam kasus ini, namun lebih dari 30 orang yang terdaftar sebagai penuntut bersama akan memberikan kesaksian tentang apa yang terjadi di Sobibor, yang oleh penyelidik digambarkan sebagai neraka di bumi.

Dua dari mereka adalah korban selamat kamp, sementara sisanya kehilangan kerabat atau seluruh keluarganya di antara korban-korban yang dibunuh di sana. (rin/bbc) www.suaramedia.com


latestnews

View Full Version