View Full Version
Jum'at, 30 Apr 2010

Pangeran Harry-Dan Apachenya-Siap Menghadapi Taliban?

LONDON (Berita SuaraMedia) – Pangeran Harry dari kerajaan Inggris punya kemampuan cukup untuk berlatih dan menerbangkan helikopter tempur Apache dan melawan Taliban, demikian disebutkan sebuah harian Inggris.

Menurut kantor berita The Sun, Pangeran Harry yang berusia 25 tahun tersebut akan mengambil keputusan dalam 36 jam ke depan dengan para pejabat senior. Ia akan memutuskan memilih opsi itu atau tidak.

Jika tidak, Harry dapat bertahan pada pilihan awalnya, yakni helikopter Lynx 9A seharga 30 juta poundsterling.

Sebuah sumber kemarin malam menyebutkan: “Itu adalah kudeta besar. Hanya orang dengan status tertinggi yang menerbangkan Apache. Hal itu berarti besar untuk dia setelah menjalani latihan udara. Dia amat terkesan dengan para pilot Apache.”

Seleksi untuk satu dari enam skuadron korps udara Apache Angkatan Darat Kerajaan Inggris jauh lebih kompetitif dibandingkan dengan pasukan SAS.

Hanya 24 orang pilot yang mampu menyelesaikan latihan Apache yang menelan biaya £3 juta setiap tahunnya.

Harry, yang masih menjalani pelatihan pilot, terinspirasi untuk menerbangkan helikopter setelah melihat serangan udara Apache dalam tugas militer sepuluh minggu di Afghanistan pada tahun 2007 lalu.

Helikopter berkecepatan 182 mil per jam tersebut dipersenjatai dengan peluru kendali Hellfire dan mampu memuntahkan 600 peluru senjata 30mm per menit.

Saint James Palace (kantor pangeran Inggris) diperkirakan akan mengeluarkan keputusan resmi terkait hal itu.

Dalam masa tugas 10 minggu di Afghanistan pada 2007, Pangeran Harry beroperasi dan berjarak hanya 457 meter dari posisi lawan. Ia memanggil bantuan udara dan melakukan pengintaian terhadap para gerilyawan Taliban di Helmand. Pangkalan militer tempat Harry bernaung menjadi sasaran tembakan mortir dan senjata mesin lima kali sehari.

Perdana Menteri Gordon Brown dan Jenderal Sir Richard Dannatt memuji sang pangeran yang mereka anggap sebagai prajurit yang “patut dicontoh.”

Namun, bocornya kabar mengenai keberadaan Harry memantik ketegangan diplomatik. Saat Sir Richard mengecam situs-situs internet Australian, Jerman dan AS karena membongkar tugas rahasia sang pangeran.

Sejalan dengan Kementerian Pertahanan Inggris, Media Inggris setuju untuk tidak memberitakan apa pun untuk melindungi pangeran, hingga ia kembali dengan selamat. Namun, penyamarannya terbongkar.

Sebelum menjalani pelatihan helikopter Apache, sejumlah sumber mengatakan bahwa Harry kemungkinan akan kembali dikirimkan ke Afghanistan di udara, bukan diterjunkan di darat.

“Harry sadar benar bahwa kemungkinannya untuk diterjunkan di garis depan lebih besar sebagai seorang pilot helikopter dibandingkan dengan seorang prajurit,” kata seorang sumber senior kerajaan Inggris.

“Dia amat ingin kembali ke garis depan. Untuk itulah ia bergabung dalam Angkatan Darat.”

Harry dilatih sebagai komandan pasukan tank setelah lolos dari Akademi Sandhurst pada April 2006. Namun, sang pangeran merasa kecewa karena kemungkinan pengiriman ke Irak dibatalkan karena alasan keamanan.

Setelah para perwira senior, Clarence House, dan media menggelar negosiasi secara intens, diputuskan bahwa Harry dikirimkan ke Afghanistan sebelum Natal tahun 2007  setelah ia berlatih kembali untuk menjadi pengendali udara, memandu pesawat-pesawat jet untuk mengebom lokasi Taliban.

Harry, yang mengancam akan berhenti dari Angkatan Darat jika dilarang berperang, memperjelas bahwa dirinya amat ingin kembali bertugas.

Sebelum dilatih menerbangkan Apache, Harry menjalani kursus penerbangan. Ia harus menebangkan pesawat latihan bermesin tunggal dan memperoleh jam terbang selama 13 jam.

“Ini adalah menguji seberapa cepat seseorang bisa belajar,” kata seorang mantan pelajar akademi. “Anda harus mampu menguasainya dalam beberapa minggu, tidka seperti orang lain yang butuh berbulan-bulan, jika bukan bertahun-tahun, untuk mempelajarinya.

“Harry tidak akan mendapat perlakuan khusus, Angkatan Darat tidak mungkin membiarkan dia menaiki helikopter berharga jutaan pound jika dia tidak mahir.” (dn/di/ts/tg/dm) www.suaramedia.com


latestnews

View Full Version