WEST YORKSHIRE (Berita SuaraMedia) - Hari ini MI5 memperingatkan pengungkapan informasi kegagalan investigasi pemimpin serangan teror Juli 2005 berarti memberikan "senjata tak ternilai" bagi pengikut Al-Qaeda.
Keluarga korban ingin menanyakan kepada pegawai keamaan, selama pemeriksaan yang akan datang terhadap kematian orang-orang yang terbunuh pada pengeboman London 7 Juli lima tahun lalu, kenapa Mohammad Sidique Khan tidak diikuti setelah terlihat menemui tersangka teror.
MI5 mengatakan dalam sidang dengar pendapat di Royal Court of Justice (pengadilan hukum Inggris), menetapkan keputusan lingkup pemeriksaan, bahwa pengungkapan informasi semacam itu dapat membantu mereka yang merencanakan kekejaman lain.
Neil Garnham QC, penasehat sekretaris dalam negeri dan MI5, menyebut pengeboman itu "aksi kejahatan yang disengaja dan pembunuh sadis". Tapi ia mengatakan ada orang yang merayakan tindakan mengerikan itu: "Dan ada orang-orang yang akan mengulanginya, untuk menyaingi aksi pembunuh-pembunuh ini."
Dia mengatakan intelijen sensitif dapat saja terlihat oleh pemeriksa mayat dan menasehati pemeriksaan. Bagaimanapun, tiap juri akan dikenai pemeriksaan yang mengganggu, ujarnya, dan baik keluarga korban maupun pengacara mereka tidak akan diperbolehkan melihatnya.
Dia mengatakan dua laporan inteligen parlemen dan komite keamanan (ISC) telah menyelidiki secara memadai keterlibatan MI5. Dia mengakui bahwa komite itu tidak "independen secara kelembagaan" karena ditetapkan dan bertanggung jawam pada perdana menteri, tetapi dia mengatakan komite itu independen secara operasional.
Tahun lalu, komite menekankan kurangnya sumber daya MI5 sebelum tahun 2005. walaupun jika MI5 memiliki lebih banyak sumber daya, tidak akan ada banyak perbedaan, seorang reporter mengatakan, karena aksinya "diarahkan oleh pengukuran ancaman."
Garnham menambahkan: "Bisakah ada banyak keraguan bahwa jawaban petugas keamanan [terhadap pernyataan semacam itu pada pemeriksaan] berpotensi mengundang minat perencana cerdas untuk kekejaman teroris berikutnya?"
Mohammad Sidique Khan dan Shehzad Tanweer muncul dalam radar MI5, tetapi tidak teridentifikasi. Tidak ada yang bisa disarankan bahwa mereka menjamin perhatian terhadap target lain, kata komite.
Pemeriksa mayat, Lady Justice Hallet, menanyakan apakah mungkin membatasi materi serangan 7 Juli. "Keluarga ingin tahu mengapa keputusan diambil seperti itu, dan menimbulkan pertanyaan," dia mengatakan.
Permasalahannya, kata Garnham, bagaimana menjauhkan keputusan 7 Juli dari penyelidik lain yang dibawa MI5. "Sulit melihat bagaimana melakukan hal itu tanpanya, bicara secara metaforis, menyerahkan kuncinya pada Thames House."
Patrick O'Connor QC, mewakili keluarga korban, berkata dalam sidang dengar pendapat hari Selasa bahwa ada kecacatan dalam kebijakan pengukuran MI5, penyimpanan rekaman dan kerja sama dengan agen lain.
Khan, 30 tahun, dan tiga orang yang dituding sebagai pelaku peledakan, membunuh 52 orang di terowongan kereta dan bus di tahun 2005. di tahun 2004 ia diikuti oleh petugas anti-teroris selama proses penyelidikan hingga perencanaan ekstrimis tentang serangan bom. Tetapi MI5 menyimpulkan bahwa pengalihan sumber pada pengawasannya tidak dibenarkan. (raz/gd) www.suaramedia.com