PENNSYLVANIA (Berita SuaraMedia) – Penerbit sebuah seri buku anak-anak tentang Islam yang mendapat kritik dari kelompok hak-hak sipil Muslim telah menerima review positif.
Edisi bulan Mei School Library Journal mengatakan bahwa seri “World of Islam” secara kolektif memotret keyakinan itu dalam sikap yang jelas dan tidak bias.
Council on American-Islamic Relations cabang Pennsylvania mengecam 10 set buku itu di bulan Maret, mengatakannya salah menggambarkan bahwa kaum Muslim penuh kekerasan dan layak untuk dicurigai.
Louis Cohen dari Mason Crest Publishing di Broomall mengatakan review itu menunjukkan bahwa kritik itu tidak berdasar. School Library Journal dibaca luas oleh pustakawan anak-anak di seluruh penjuru negeri.
CAIR mengatakan akan memasang bantahan detail terhadap konten buku itu di situs web mereka.
Seri buku pelajaran anak-anak AS tentang Islam mengandung retorika yang menyesatkan dan menghasut tentang agama tersebut, memotret secara tidak akurat para pengikutnya sebagai orang-orang jahat dan layak untuk dicurigai.
CAIR Pennsylvania telah memulai kampanye kesadaran publik melawan buku-buku World of Islam oleh Mason Crest Publishing pada bulan Maret lalu.
“Tema keseluruhan buku-buku ini adalah bahwa kaum Muslim penuh kekerasan, bahwa Islam adalah agama kelas dua dan bahwa seseorang harus waspada terhadap kaum Muslim di dalam masyarakat mana pun,” ujar Moein Khawaja, direktur organisasi tersebut. “Buku-buku ini tidak memenuhi misi sebuah sekolah, yaitu untuk mendidik.”
Di antara puluhan contoh yang dikutip oleh Khawaja, buku ‘Muslim in America’ mengatakan, “Sejumlah Muslim mulai berimigrasi ke AS dengan tujuan untuk mengubah masyarakat Amerika, terkadang dengan menggunakan terorisme.” Yang lainnya, foto dari dua gadis Muslim berjilbab yang sedang tersenyum muncul di halaman berjudul ‘Security Threats’.
Mason Crest menerbitkan 10 seri buku, yang dirancang untuk anak-anak usia 10 tahun ke atas, bekerjasama dengan Foreign Policy Research Institute di Philadelphia.
Tidak jelas di mana seri itu telah digunakan, di kelas atau di perpustakaan. Namun Khawaja mengatakan bahwa keluhan dari cabang-cabang CAIR di seluruh negeri menuntunnya untuk meyakini bahwa seri itu beredar di sekitar 24 negara bagian.
Kepala lembaga penelitian, Harvey Sicherman, mengatakan bingung dengan reaksi terhadap seri itu dan dua contoh yang diambil keluar dari konteks.
Penempatan foto itu tidak disengaja, ujarnya, dan tidak dimaksudkan bahwa kedua gadis itu adalah ancaman keamanan. Kutipan tentang imigran Muslim ke Amerika adalah akurat, ujar Sicherman. “Yah, memang, beberapa orang memang datang ke AS untuk melakukan terorisme, dan saya tidak tahu bagaimana seseorang bisa mendebat kalimat itu.”
Sicherman mengatakan bahwa perwakilan lembaga akan menghadiri konferensi pers CAIR untuk mempelajari lebih jauh.
Khawaja mengatakan masalahnya melebihi kalimat-kalimat yang ia gambarkan bernuansa dan mengandung pesan anti-Islam. “Sebuah buku tidak hanya serangkaian kutipan, itu adalah konklusi yang akan kau bawa pergi.”
Ia mencatat kronologi di dalam buku ‘Islam in Europe’ yang dimulai tahun 1988 dan mencantumkan 10 peristiwa, tujuh di antaranya melibatkan ekstrimis Muslim yang berpartisipasi dalam pengeboman, pembajakan, atau kekerasan lainnya.
“Kaum Muslim telah berada di Eropa selama ribuan tahun,” ujar Khawaja. “Ini konyol.” (rin/bnn/gd) www.suaramedia.com