View Full Version
Jum'at, 14 May 2010

Isu Teroris Untuk Menutup Kasus Susno?

JAKARTA (Berita SuaraMedia) - Komisaris Jenderal Pol Susno Duadji mengaku kegerahan di sel rumah tahanan Markas Komando Brimob, Kelapa Dua, Depok, Jawa Barat.

"Kemarin sore, kami (tim pengacara) berkunjung ke Mako Brimob, Kelapa Dua, kondisi beliau sehat, tapi (ruangan) agak panas," kata pengacara Susno Duadji, Muhammad Assegaf di Jakarta, Kamis 13 Mei 2010.

Dia menambahkan, hari ini, tim belum mengagendakan kunjungan lagi ke Mako Brimob, Kelapa Dua. "Kalau hari libur, biasanya keluarga juga rutin mengunjungi. Tapi, hari ini saya tidak tahu," ujarnya.

Sebelumnya, menurut kuasa hukum, Henry Yosodiningrat, Susno menempati sel kecil di dalam rutan tersebut. "Ruangnya kecil, di dalam sel beliau sendiri," ujar Henry.

Susno Duadji ditetapkan sebagai tersangka dalam kasus usaha perikanan Arwana atau yang santer disebut 'mafia arwana,' dari perusahaan PT Salmah Arowana Lestari di Pekanbaru, Riau.

Menurut Polri, dua saksi, Sjahril Djohan dan Haposan Hutagalung, menyebut Susno Duadji menerima uang yang diduga suap sebesar Rp 500 juta.

Adik Komjen Pol Susno Duadji, Hardi Duadji, yakin kakaknya tidak pernah menerima suap seperti yang dituduhkan. Hardi berani mempertaruhkan nyawanya jika kakaknya terbukti memakan uang haram.

"Saya berani taruhan nyawa kalau ada pistol dan itu terbukti, tembak saja saya," kata Hardi saat menjenguk Susno di Mako Brimob, Kelapa Dua, Depok.

Hardi mengatakan, Susno adalah seorang haji. Maka tidak mungkin kakaknya yang mantan Kabareskrim itu makan uang haram. "Saya dan kakak saya sama-sama haji, masak haji makan uang haram," katanya.

Hardi datang bersama 40 orang dari Pagaralam, kampung halaman Susno. "Kami ke sini tidak bawa apa-apa, hanya bawa doa untuk kakak saya," kata Hardi yang mengaku belum bertemu dengan Susno itu.

Sementara itu, facebookers pendukung Komjen Pol Susno Duadji akan beraksi di Bundaran Hotel Indonesia (HI). Aksi ini dilakukan sebagai bentuk dukungan kepada Susno dalam mengungkap markus.

"Rencananya juga dari Facebookers akan mengumpulkan massa untuk melakukan aksi unjuk rasa," kata Hendra, salah seorang facebookers yang datang ke rumah Susno di Jl Cibodas I, Puri Cinere, Depok, Jawa Barat.

Menurut Hendra, mantan Kabareskrim itu didukung karena merupakan sosok yang luar biasa. Penangkapan Susno pun dinilai sebagai pembungkaman.

"Saya yakin kalau sosok Pak Susno adalah sosok yang luar biasa," jelasnya.

Sedangkan Kuasa hukum Susno, Efran Elmi Juni memberikan apresiasi kepada Polri terkait penangkapan teroris. Namun jika teroris dijadikan pengalihan kasus yang melibatkan mantan jenderal bintang tiga yang diduga punya saham di PT SAL, Efran menilai kurang tepat.

"Rasanya kalau isu itu digunakan untuk pengalihan isu dan untuk menutup kasus ini kurang tepat," jelasnya.

Ada persoalan yang lebih prioritas dan menjadi pekerjaan serius untuk Polri yakni kasus Susno. "Lihat saja dukungan masyarakat kepada Pak Susno," ungkapnya.

Sejak Komjen Pol Susno Duadji menjadi tahanan di Mako Brimob Kelapa Dua, keluarga mulai merasa di batasi untuk bertemu. Putri Susno, Indira mengaku ayahnya malah tidak boleh lagi menerima makanan yang diantar oleh keluarga. Susno pun jadi kesulitan makan sahur untuk berpuasa.

"Jadi Bapak kan mau puasa, tadi malam kita antar makan. Tapi nggak dibolehin sama penjaga di sana (Mako Brimob), kata petugasnya Bapak diet," kata Indira di rumahnya Jl Cibodas I, no 7 Puri Cinere, Depok Jawab Barat.

Putri sulung Susno ini mengatakan, Susno tidak mau makan makanan yang disediakan oleh pihak tahanan. Maka itu hingga 3 hari di sel, Susno tetap meminta makanan yang dimasak sang istri.

Pembatasan lain yang dirasakan keluarga Susno adalah jadwal besuk yang mulai diatur. "Kita sekarang cuma bisa besuk Selasa dan Jumat, jamnya pun diatur dari jam 13.00 WIB sampai 16.00 WIB. Kayaknya Bapak ini sudah tahanan apa gitu," keluhnya.

Dia menambahkan, bahkan segala alat elekronik dan komunikasi sudah tidak boleh lagi dipegang. Telepon selular, laptop, dan televisi tidak bisa digunakan. "Kemaren itu semua kita (Susno dan keluarga) kaya di briefing gitu. Jadi kita sejak kemari sore nggak bisa telepon Bapak. Padahal sebelumnya nggak gitu, sejak Bapak masuk jadi diperketat gitu," ujar Iin menjelaskan dengan mata berkaca-kaca.

Rencananya pihak keluarga akan kembali menjenguk Susno sore ini sekalian melakukan buka puasa bersama di tahanan.  "Tapi karena udah ada jadwal gitu, kita nggak tahu bisa masuk apa nggak nanti, semogalah," tutupnya. (fn/vs/d3t) www.suaramedia.com


latestnews

View Full Version