MADRID (Berita SuaraMedia) – Hakim Spanyol yang menjadi pahlawan internasional dengan mengejar Augusto Pinochet dan Osama bin Laden dibebastugaskan karena dituduh menyalahgunakan wewenang dengan menyelidiki sebuah kasus tak terselesaikan yang terbesar di Spanyol, yaitu kekejaman yang dilakukan selama dan setelah Perang Sipil.
Hukuman itu bisa secara efektif mengakhiri karir Hakim Baltasar Garzon.
Keputusan mutlak oleh dewan pengawas kehakiman, Dewan Jenderal Kehakiman, dibuat pada hari Jumat dalam sebuah rapat darurat tentang Garzon, ujar juru bicara dewan, Gabriela Bravo.
Para pendukung bersenandung, menyemangati, dan bertepuk tangan ketika Garzon muncul dari Pengadilan Nasional, di mana dia bekerja. Dia memeluk rekan-rekan kerjanya dan tampak menahan tangis sebelum masuk ke limusin tahan peluru dan pergi.
Garzon, 54, terkenal di seluruh dunia atas kasus-kasus peradilannya yang lintas negara. Dia dipindahkan dari jabatannya, menyebabkan tertundanya persidangan atas sejumlah dakwaan yang diketahui melampaui batas yurisdiksinya di tahun 2008 dengan menyelidiki eksekusi atau menghilangnya lebih dari 100,000 warga sipil di tangan pendukung Jenderal Fransisco Franco selama Perang Sipil Spanyol 1936-1939 atau di tahun-tahun awal kediktatoran Franco.
Hingga Garzon bertindak, belum pernah ada penyelidikan resmi atas kekejaman itu, yang ditutupi oleh sebuah amnesti yang diberikan oleh Parlemen Spanyol di tahun 1977, dua tahun setelah Franco meninggal, saat negara itu bergerak menuju rekonsiliasi.
Pemerintahan Sosialis Spanyol saat ini, yang secara umum mendukung Garzon, mengatakan bahwa mereka menghormati keputusan pengawas kehakiman namun bersikukuh bahwa dia tidak bersalah hingga terbukti sebaliknya. “Prosesnya belum selesai,” ujar Wakil Perdana Menteri Maria Teresa Fernandez de la Vega.
Beberapa pihak mengatakan bahwa derita hukum Garzon juga berasal dari kemarahan tentang caranya beroperasi. Rekan-rekan hakim yang terbiasa dengan kehati-hatian dalam sistem peradilan tampaknya muak dengan gaya agresif dan menjadi pemberitaan utama dari Garzon serta statusnya yang seperti bintang rock di antara para penggemar beratnya.
Kritikus Garzon juga mengatakan bahwa dia memiliki catatan dalam memenangkan dakwaan dalam kasus-kasus besar dan terkadang mengambil jalan pintas prosedural.
Garzon juga diselidiki untuk dua kasus lain: satu melibatkan uang yang dibayarkan oleh bank Spanyol untuk mensponsori seminar hak asasi manusia oleh dirinya di New York beberapa tahun lalu, satu lagi terkait penyadapan di ruang tahanan yang ia perintahkan sebagai bagian dari penyelidikan yang menarget oposisi konservatif Partai Populer.
Panel yang membebastugaskan dirinya pada hari Jumat terdiri atas orang-orang yang ditunjuk secara politis dan dari berbagai garis partai.
Garzon didakwa bulan lalu oleh Mahkamah Agung dalam kasus perang sipil, dan minggu ini pengadilan mengeluarkan banding akhir yang dapat menunda persidangannya dalam waktu dekat ini. Badan pengawas kehakiman tidak memiliki pilihan selain untuk membebastugaskan Garzon.
Meskipun keputusan itu telah diperkirakan, banyak pihak di Spanyol yang melihatnya sebagai akhir dari karir Garzon, terlepas dari putusan dalam persidangan nanti, ujar pengacara Garzon, Gonzalo Martinez-Fresneda.
Awal minggu ini, Garzon meminta cuti dari posisinya di Pengadilan Nasional untuk menerima tawaran pekerjaan di Pengadilan Kriminal Internasional di Den Haag. Hal itu dilihat sebagai upaya untuk melindungi dirinya dari penskorsan.
Sebuah subkomite dari dewan kehakiman menggelar untuk menentukan apakah Garzon dapat diijinkan mengambil pekerjaan itu tanpa mengundurkan diri dari jabatannya di Madrid, namun subkomite menunda keputusannya.
Kelompok-kelompok hak asasi manusia menyesalkan perlakuan terhadap Garzon.
“Penskorsan Hakim Garzon akan diratapi oleh aktivis HAM di seluruh dunia. Garzon membantu menegakkan keadilan bagi korban-korban kekejaman di luar negeri, dan sekarang dia dihukum karena berusaha melakukan hal yang sama.” (rin/dn) www.suaramedia.com