View Full Version
Selasa, 18 May 2010

Inggris Berburu Yahudi Misterius Dalam Kasus Dubai

LONDON (Berita SuaraMedia) – Seorang pria Inggris berusia 60an tahun telah diidentifikasi sebagai tersangka baru dalam pembunuhan terhadap seorang petinggi Hamas.

Pria yang disebut lahir di Glasgow tahun 1948 ini dilaporkan tiba di Dubai dengan namanya sendiri, membawa sebuah paspor Inggris.

Tidak ada pernyataan publik yang telah dilontarkan namun surat kabar The Independent on Sunday mengklaim telah melihat paspor itu, yang bertanggal 24 Oktober 2008 dan berlaku untuk tujuh tahun.

Ayahnya diperkirakan sebagai Yahudi Palestina yang migrasi ke Inggris sesaat setelah Perang Dunia II.

Kepolisian Dubai diduga memiliki video yang memperlihatkan warga Inggris itu memarkir mobil di dekat hotel tempat pembunuhan terjadi, salinan rekaman video telah diberikan ke polisi Inggris.

Mereka telah menginformasikan Interpol tentang detail nama dan paspornya, dan The Independent mengklaim bahwa pria itu diperkirakan bersembunyi di Eropa Barat.

Mahmoud al Mabhouh, petinggi Hamas, diduga dicekik hingga tewas di emirat empat bulan lalu oleh sekelompok orang termasuk beberapa yang memiliki paspor palsu Inggris.

Kelompok pembunuh secara umum diduga mengandung anggota Mossad, agen intelijen Israel.

Kementerian Luar Negeri dan Badan Kejahatan Berat Terorganisir, yang membantu kepolisian Dubai, menolak untuk berkomentar.

Keterlibatan tersangka asli Inggris tidak akan memperbaiki hubungan diplomatik antara London dan Tel Aviv. Mantan menteri luar negeri David Miliband mengecam pemalsuan paspor Inggris dan meminta jaminan dari Israel bahwa itu tidak akan terjadi lagi. Inggris juga memerintahkan diplomat Israel untuk meninggalkan Inggris di bulan Maret setelah sebuah penyelidikan oleh dan Badan Kejahatan Berat Terorganisir menunjukkan adanya “alasan menarik” mengapa Israel diyakini berada di balik penyalahgunaan paspor itu.

Penyelidikan itu menentukan apakah dokumen tersebut dipalsukan ketika warga Inggris melalui bandara dalam perjalanan menuju Israel, dengan para petugas yang membawa mereka untuk “diperiksa” selama 20 menit. Keputusan  Inggris diserang oleh anggota parlemen Israel yang marah yang menggambarkannya sebagai tindakan anti-semit.

Diplomat yang diminta meninggalkan Inggris adalah seorang agen intelijen yang dikenal oleh otoritas Inggris dan bekerja sebagai penghubung resmi dengan MI6 Inggris. Tidak ada pernyataan bahwa sang diplomat terlibat secara pribadi dalam pemalsuan paspor.

Israel tidak pernah mengakui perannya dalam pembunuhan Mabhouh di bulan Februari, yang digambarkan sebagai sosok kunci dalam penyelundupan senjata Iran ke Jalur Gaza. (rin/tg/ip) www.suaramedia.com


latestnews

View Full Version