View Full Version
Kamis, 20 May 2010

Kampanye Yahudi Sebarkan Fitnah Rima Fakih ''Teroris''

MICHIGAN (Berita SuaraMedia) – Kota Srifa di sebelah selatan Libanon merasa gembira karena gadis asal kota tersebut, Rima Fakih berhasil menyabet gelar Miss USA, namun rasa senang tersebut sirna ketika gelombang tuduhan mulai menerpa. Dari berbagai arah, kampanye media Israel menuding Fakih terkait “terorisme” dan memiliki hubungan dengan Hizbullah (Partai Tuhan).

Media menganggap bahwa karena seorang Muslim AS memenangkan gelar, maka hal itu membuktikan gagasan bahwa Islam mulai mendominasi negara tersebut pasca menangnya Barack Obama.

Dengan mengusung judul “Miss Amerika: Hubungan Libanon dengan Terorisme,” dan “hubungan dengan Hizbullah” di beberapa media lain, situs berbahasa Ibrani, Mako, membahas mengenai hal tersebut. “Mengenal Miss Amerika, seorang gadis muda, tapi, tampaknya keluarganya aktif dalam organisasi Hizbullah.”

Laporan tersebut melanjutkan bahwa Fakih merupakan putri dari sebuah keluarga Syiah radikal yang secara langsung mendukung gerakan Hizbullah. Debby Schlussel di blognya mengklaim bahwa keterangan “sumber-sumber intelijen” menyebutkan ada tiga orang anggota keluarga Rima Fakih yang memiliki posisi berpengaruh di Hizbullah, dan setidaknya delapan orang anggota keluarganya adalah “teroris” dan tewas dalam perang melawan penjajah Israel sebelumnya.

Schlussell, yang juga penulis di New York Post dan Jerusalem Post, mempertanyakan para juri kompetisi tersebut karena “mendukung terorisme”.

Dalam artikel lain, disebutkan bahwa dari hasil “investigasi,” ditemukan aktivitas politik Rima Fakih. Ditambahkan bahwa dia menghadiri seminar-seminar bersama para pemimpin Hizbullah untuk “mempertahankan konsep penindasan wanita dalam Islam.”

Schlussel meyakini itu karena nama keluarga Fakih sama dengan nama keluarga sejumlah pejabat Hizbullah, kelompok yang dimasukkan AS dalam daftar organisasi teror.

“Ini adalah hari yang menyedihkan bagi Amerika, namun sudah bisa diprediksi, karena kita terperosok dalam iklim dukungan terhadap Islam. Miss Michigan Rima Fakih, Muslim Syiah pendukung Hizbullah, yang masuk ajang itu dengan didanai teroris Islam dan penipuan imigrasi, memenangkan kontes Miss USA,” tulis Schlussel dalam satu dari sekian banyak tulisan yang mengecam Fakih.

Beberapa jam setelah Fakih meraih kemenangan di Las Vegas Minggu malam lalu, rumor negatif mengenai Fakih langsung menyebar dengan cepat. “Rima Fakih Hizbullah” menjadi pencarian paling banyak dimasukkan di Google.

Namun teori Schlussel bahwa Fakih merupakan pendukung Hizbullah yang “menipu para kafir demi jihad dengan mengenakan busana seksi” dibantah oleh analis lain.

“Itu gila,” kata Magnus Ranstorp, peneliti politik Swedia yang juga merupakan seorang pakar masalah Hizbullah.

“Dia (Fakih) akan dicambuk jika muncul di kawasan tinggal Hizbullah di Beirut,” kata Ranstorp.

Seperti halnya banyak klan Syiah Libanon, keluarga Fakih terdiri dari percampuran beragam ideologi dan pandangan keagamaan, ada yang mendukung kelompok seperti Hizbullah, sementara ada juga yang menjadi Syiah sekuler dan bahkan komunis, demikian dilaporkan oleh kantor berita Associated Press.

Fakih sendiri mengatakan bahwa keluarganya merayakan hari besar Islam dan Kristen, dan keluarganya mendukungnya bersaing dalam kompetisi kecantikan, meski Islam mengharuskan kaum wanita menjaga kesantunan.

Kemenangannya dalam ajang Miss USA, meski nyaris tersandung oleh ekor panjang gaun malam putih yang dikenakannya, dipuji oleh komunitas Arab Amerika. Fakih, dengan jejak imigrannya, dipandang sebagai sosok gadis Amerika modern.

Kemenangan tersebut juga menjadi kebanggaan kota kolahirannya, Srifa, yang terletak di negara yang memandang penting arti kecantikan dan keglamoran.

“Dia adalah kebanggaan kami, kebanggaan seluruh Libanon selatan,” kata bibinya, Afifa Fakih Said, di Srifa seperti dikutip kantor berita Agence France Presse.

“Kami juga sering disebut teroris dan pembunuh, tapi kami Syiah cinta kehidupan dan kecantikan, khususnya kecantikan hati, yang membuat Rima begitu spesial,” tambahnya.

Lalu bagaimana komentar Hizbullah? Hassan Fadlallah, seorang anggota Hizbullah, menanggapi kemenangan tersebut dalam sebuah wawancara dengan televisi Libanon pada hari Selasa.

“Kriteria penilaian terhadap perempuan yang kami miliki berbeda dengan (penilaian) dari Barat,” katanya. (dn/av/nn/lt) www.suaramedia.com


latestnews

View Full Version