WASHINGTON (Berita SuaraMedia) – Gubernur Deval Patrick untuk pertama kalinya menggelar pertemuan massal dengan kelompok-kelompok Muslim Amerika dan para pendukung mereka pada hari Sabtu (22/5) kemarin dalam sebuah pertemuan yang telah lama dinanti oleh komunitas Muslim.
“Di tingkat negara bagian dan federal, para politisi merasa ragu-ragu untuk bertemu dengan komunitas kami dan mengakui kami sebagai sebuah konstituensi. Karena itu kami merasa senang bahwa Gubernur Patrick melakukan hal ini,” ujar Bilal Kaleem, direktur eksekutif Masyarakat Muslim Amerika di Boston, yang mulai mengorganisir acara itu tiga bulan lalu.
Lebih dari 1,000 orang dari 25 kelompok Islam diharapkan akan membahas tantangan yang dihadapi oleh komunitas, termasuk gelombang pemeriksaan setelah penangkapan imigrasi dalam kaitannya dengan upaya pengeboman Times Square.
“Individu-individu ini telah melukai komunitas Muslim,” ujar Hossam Aljabri, direktur eksekutifMasyarakat Muslim Amerika nasional. “Tindakan mereka mempengaruhi kami sebagai warga Amerika. Kami terpengaruh karena mereka berusaha melukai negara kami. Media dan suasananya menunjuk ke arah komunitas Muslim meskipun kami memiliki lebih banyak hal yang dipertaruhkan. Sebagai sebuah komunitas kami memiliki keinginan untuk menghentikan isu-isu ini lebih besar daripada siapa pun.”
Selama menjabat, Patrick telah bertemu dengan anggota komunitas Muslim, tapi ini akan menjadi yang pertama baginya di sebuah acara massal.
“Gubernur Patrick berkomitmen untuk mendengarkan keluhan dan ide-ide bagus dari semua warga negara Massachusetts,” ujar juru bicara Kimberly Haberlin.
Pertemuan di Masjid Pusat Kebudayaan Masyarakat Islam Boston di Roxbury akan menarik para anggota dari sejumlah kelompok seperti Black Ministerial Alliance, American Civil Liberties Union, dan Massachusetts Council of Churches. Para peserta berharap acara itu akan mengatasi kekhawatiran seputar diskriminasi dan profiling dan memberikan pengakuan atas komunitas Muslim sebagai kelompok demografis yang penting.
Yusufi Vali, penyelenggara komunitas dari Greater Boston Interfaith Organization, mengatakan, “Saya rasa apa yang terjadi ini adalah apa yang seharusnya perlu terjadi. Apa yang akan dilihat oleh orang-orang adalah bahwa kaum Muslim itu tidak menakutkan. Mereka juga ingin berkontribusi bagi negara ini dan membuatnya menjadi lebih baik.”
Profesor Boston College, Alan Wolfe, mengatakan bahwa pertemuan itu bisa memiliki kepentingan jangka panjang untuk area Muslim.
“Saya rasa masih ada keengganan subtansial dari non-Muslim Amerika untuk menerima Islam sebagai bagian dari pelangi relijius Amerika. Ini adalah langkah yang penting untuk mengatasi hal itu,” ujarnya. “Ini adalah sebuah pengakuan simbolis bahwa kaum Muslim merupakan sebuah komunitas politik, dan satu-satunya cara agar dapat diterima di Amerika adalah melalui politik, sungguh.” (rin/bh) www.suaramedia.com