HAVANA (Berita SuaraMedia) – Mantan presiden Kuba Fidel Castro yakin bahwa jika Presiden Barack Obama memerintahkan serangan nuklir terhadap Iran, dia akan memenangkan masa jabatan kedua. Castro juga yakin bahwa AS bisa menyerang Korea Utara dalam waktu dekat.
Mantan pemimpin Kuba Fidel Castro, yang menghilang dari media sejak 2006, menulis sebuah kolom di media milik pemerintah Kuba yang berjudul "Kekaisaran dan Perang."
Dalam artikel tersebut, Castro berspekulasi bahwa Presiden Barack Obama bisa memerintahkan serangan nuklir terhadap Iran untuk membantunya memenangkan masa jabatan kedua di Gedung Putih, demikian menurut kantor berita Associated Press.
"Bisakah Obama menikmati emosi pemilihan presiden kedua tanpa Pentagon atau Israel, yang tindakannya tidak pernah mematuhi keputusan Amerika Serikat, dan menggunakan senjata nuklir terhadap Iran?" tanya Castro. "Lalu seperti apa kehidupan di planet kita setelah itu?"
Pertanyaan tersebut tidak ia jawab dan tidak juga ia jelaskan.
Castro kemudian mengecam Israel atas serangan terhadap armada kapal kemanusiaan, demikian dilaporkan kantor berita CRI English. Castro menyebut tindakan Israel kemarahan Nazi yang betul-betul fasis terhadap rakyat Palestina di Jalur Gaza.
"Hari ini, kita tahu populasi Gaza seringkali menderita karena hujan fosfor putih, selain sejumlah perlakuan tidak berperikemanusiaan lainnya, yang dilancarkan terhadap mereka oleh amukan Nazi fasis yang sesungguhnya," kata mantan pemimpin Kuba tersebut.
Mantan presiden Kuba tersebut menambahkan, Obama juga bisa menyerang Korea Utara karena dituding sebagai dalang penenggelaman sebuah kapal Korea Selatan. Castro kemudian menyatakan bahwa Obama tinggal di dunia fantasi karena banyak penasihatnya menanamkan hal-hal semacam itu dalam kepala Obama.
"Saat ini ada bahaya (karena) Korea Utara mungkin diserang Amerika Serikat karena kejadian baru-baru ini yang terjadi di perairan negara tersebut."
Castro, 83, mengatakan China bisa menghentikan serangan semacam itu dengan menggunakan hak veto di Dewan Keamanan PBB. Secara tersirat ia mengatakan bahwa Washington mungkin akan mencoba mendapatkan otorisasi dari DK PBB sebelum mengambil langkah terhadap Korea Utara.
Pemerintah Korea Utara membantah terlibat dalam serangan torpedo di dekat perbatasan laut negara komunis tersebut pda Maret lalu. Dalam sebuh kunjungan ke seoul bulan lalu, Menteri Luar Negeri AS Hillary Clinton mengatakan Korut harus menghadapi konsekuensi internasional karena penenggelaman tersebut.
Castro kerap memberikan pujian kepada Obama dalam beberapa tahun terakhir, namun dalam tulisannya tersebut, Castro menggambarkan Obama sebagai bidak dari mesin kapitalis global.
"Presiden Obama bisa menyampaikan ratusan pidato, mencoba menyatukan pertentangan yang tidak bisa disatukan, memimpikan keajaiban dari kalimat-kalimatnya yang diucapkan dengan amat teratur," tulis Castro.
Tapi, Castro mengatakan Obama "memberikan kelonggaran terhadap perorangan dan kelompok yang betul-betul kurang memiliki etika dan menciptakan dunia fantasi yang hanya cocok dalam pikirannya dan para penasihatnya yang tak bermoral, mengetahui kecondongannya, menanamkan itu dalam pikirannya."
Fidel Castro, 83, menyerahkan kekuasaan kepada adiknya Raul pada 2006 lalu karena kondisi kesehatannya. Sejak saat itu, dia mencurahkan perhatiannya untuk menulis editorial mengenai berbagai topik yang ada di dunia.
Januari tahun lalu, Castro menyerang Barack Obama dan menudingnya mendukung genosida yang dilakukan Israel terhadap Palestina.
Castro yang sebelumnya memuji Obama dan menyebut presiden kulit hitam pertama AS tersebut sebagai orang yang "jujur" dan "mulia," menulis dalam sebuah kolom bahwa Obama melanjutkan kebijakan-kebijakan George W. Bush dengan mendukung Israel.
Ia juga menuding AS memberikan bantuan militer kepada Israel, "Mengancam terjadinya kekerasan ekstrem terhadap masyarakat di seluruh negara Muslim." (dn/dj/ap/ec/aj) www.suaramedia.com