DENPASAR (Berita SuaraMedia) - Presiden Amerika Serikat Barrack Obama sudah pasti batal datang ke Bali. Tetapi aparat kepolisian tetap menjaga kewaspadaan terhadap aksi terorisme. Apalagi pada 12 Juni mendatang, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono akan berada di Denpasar untuk membuka Pesta Kesenian Bali (PKB) ke 32.
Pada Sabtu (5/6) pagi ini, Kepolisian Kota Besar (Poltabes) Denpasar pun menggelar razia besar- besaran terutama di pintu masuk Denpasar. Persisnya di terminal antar pulau Ubung. ”Kita ingin situasi keamanan tetap terjaga. Apalagi menjelang kedatangan Presiden,” kata Kasat Samapta Poltabes Denpasar Kompol Nyoman Sebudi.
Dalam razia tersebut, polisi memeriksa identitas dan menggeledah barang bawaan calon penumpang, maupun penumpang bus yang baru saja tiba menggunakan metal detector.
Razia dimulai pukul 05.00 Wita dan melibatkan 125 personel gabungan Samapta, Unit narkoba, dan Intelijen.
Akan tetapi sampai berakhir pukul 08.00 Wita tidak ditemukan adanya benda berbahaya seperti bahan peledak dan narkoba. ”Setelah ini kami akan lakukan di tempat lain, sedang soal waktu dan tempat masih kami rahasiakan’’, tambah Sebudi
Presiden SBY sendiri dijadwalkan datang ke Denpasar tanggal 12 Juni untuk membuka acara tahunan Pesta Kesenian Bali (PKB) ke 32. Sebelumnya, Obama juga dijadwalkan berada di Bali pada 14-15 Juni untuk mengunjungi sejumlah obyek wisata dan warisan budaya seperti Pura Luhur Uluwatu dan Universitas Udayana.
Gagal untuk yang kedua kalinya, rencana kunjungan Presiden Amerika Serikat Barack Obama mendapat kritikan pedas dari salah seorang politisi Partai Hanura, Akbar Faisal. Akbar yang tak lain salah satu Ketua DPP Partai Hanura ini mengkritik, kegagalan Obama sama saja menunjukkan gagalnya diplomasi luar negeri pemerintah.
"Jika benar Barack Obama kembali gagal datang ke Indonesia maka ini membuktikan dua hal kepada kita. Pertama, Indonesia ternyata bukanlah negara yang pantas untuk mendapatkan prioritas dari negara adidaya itu yang sering didengung-dengungkan pemerintah. Hal yang kedua, ini menunjukkan kegagalan politik luar negeri kita," kata Akbar Faisal.
Penundaan secara berulang-ulang Barack Obama ke Indonesia, saran Akbar, seharusnya ditanggapi dengan keras pula oleh pemerintah dengan bersikap tegas.
"Katakan kepada mereka (pemerintahan Barack Obama) bahwa cukup sudah Mister Presiden Obama, dan Anda boleh datang ke Indonesia jika kami menginginkannya. Kami dari Partai Hanura berharap pemerintah berani menunjukkan taring dan tidak terus dipermainkan pihak Amerika," tandas Akbar Faisal.
Ia menegaskan kembali, harga diri bangsa Indonesia seakan terusik dengan cara-cara seperti ini. "Sayangnya, pemerintah kita tidak punya cukup keberanian untuk mempertunjukkan sikap tegas kepada Amerika. Banyak sudah contoh kasus yang menguatkan asumsi ini, dan seharusnya kita sedih dan malu karena itu," demikian Akbar.
Rencana kedatangan Presiden Amerika Serikat, Barack Obama ke Indonesia juga lagi-lagi menuai protes dari organisasi Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) Sulsel. Meski batal datang, organisasi ini bahkan mengharamkan kedatangan orang nomor satu di Amerika itu.
Pernyataan penolakan disampaikan di tengah-tengah pelaksanaan Tabligh Akbar HTI Sulsel di Masjid HM Asyik0. Tabligh Akbar tersebut dihadiri sekitar 300 orang yang berasal dari aktivis dan simpatisan HTI Sulsel.
Juru bicara HTI Sulsel, Hasanuddin Arsyad mengatakan, meski Obama lagi-lagi menunda kedatangannya ke Indonesia, namun HTI tidak mau berdiam diri.
Sebab HTI tetap berkomitmen untuk menolak Presiden Amerika tersebut ke Indonesia. "Kami tegaskan, Obama haram hukumnya menginjak tanah Indonesia, termasuk bulan November mendatang, " tegas Hasanuddin usai Tabligh Akbar.
Hasanuddin menambahkan, penolakan Obama dilakukan setelah mempertimbangkan sosok Obama yang sebenarnya. Seperti keyakinan HTI terhadap negara Obama dalam mendukung kebiadaban Israel terhadap kaum muslimin Palestina.
Buktinya, tegas Hasanuddin, Obama dinilai memberikan komitmen untuk memberikan bantuan terhadap Israel sebesar 30 miliar dolar guna menjamin keamanan Israel.
Selain itu, Obama dianggap sebagai kepala negara kafir penjajah, serta pelindung dan sekutu setia negara Zionis Israel ke Indonesia. "Jangan lihat karena dia pernah tinggal di Indonesia, tapi Obama membiarkan kejahatan Israel terhadap Palestina, " tambahnya.
Untuk itu, HTI Sulsel menyerukan kepada umat Islam di Indonesia untuk menolak kedatangan Obama ke Indonesia. HTI Sulsel juga meminta penguasa di Indonesia untuk tidak menerima, menyambut serta memperlakukan Obama layaknya tamu terhormat.
" Jika ternyata pemerintah menerima Obama, itu berarti Indonesia juga mendukung sikap Amerika terhadap dunia Islam, " papar Hasanuddin.
Meski kunjungan dibatalkan, logistik Obama yang diangkut dengan pesawat US Air Force C-17, masih berada di Bali.
Komandan Pangkalan Udara Bandara Ngurah Rai, Letnan Kolonel Penerbang Aldrin P Mongan mengatakan, belum mendapat informasi resmi perihal pengangkutan logistik Obama.
"Kami belum mendapatkan informasi resmi. Jika benar ditunda tentunya logistik akan ditarik kembali, tapi waktunya belum ditentukan," katannya.
US Air Force jenis Boeing C-17 Globe Master yang sempat menurunkan semua logistik seperti alat-alat berat di Base Operational Lanud Ngurah Rai ini, telah meninggalkan Bali pada saat itu juga, namun Aldrin tidak tahu pasti keberadaan logistik Obama diletakkan dimana.
"Saya tidak tahu dimana logistik itu ditempatkan. Yang pasti tidak ada di kita, dan jika positif batal atau ditunda, pasti akan dikontak lagi, dan pesawatnya akan datang lagi untuk membawa pulang logistik," katanya.
Sementara itu, kebijakan Presiden AS Barack Obama membatalkan lawatan ke Indonesia disinyalir untuk menjaga tradisi Partai Demokrat.
Seperti diketahui, dalam rekam jejaknya Partai Demokrat di AS selalu mengutamakan penanganan isu-isu domestik ketimbang isu luar negeri.
“Jadi wajar Obama membatalkan kunjungannya,” ujar pengamat hubungan internasional Universitas Indonesia (UI) Nurani Chandrawati.
Kebijakan berbeda tentu akan diambil Presiden AS apabila pihak yang berkuasa dari Partai Republik. Rival utama Partai Demokrat itu dalam rekam jejaknya selalu menonjolkan keunggulan AS ke luar. Sebagaimana kebijakan Presiden AS George W Bush.
“Partai Republik ingin perlihatkan keunggulan AS ke luar. Kalau Demokrat lebih memperhatikan soal-soal kesejahtaraan masyarakat dan kepentingan domestik,” tandasnya.
Obama sebelumnya dijadwalkan melawat ke Jakarta pada bulan Maret lalu. Namun, rencana tersebut ditunda karena dia tengah fokus agar Kongres AS dapat meloloskan RUU Reformasi Kesehatan, yang menjadi janji kampanyenya kepada rakyat AS dahulu.
Kunjungan Obama pada bulan ini kembali diundur lantaran dia sibuk menangani kasus tumpahan minyak mentah di Teluk Meksiko akibat pengeboran British Petroleum. Media massa setempat menyebut bencana ini sebagai yang terburuk dalam sejarah negara Paman Sam itu. Bila tidak ada hambatan Obama akan berkunjung ke Indonesia di penghujung tahun 2010 ini. (fn/tm/km/v2v/ok) www.suaramedia.com