JAKARTA (Berita SuaraMedia) - Relawan asal WNI Oktavianto Emil Baharudin diperkirakan tiba di Tanah Air siang nanti. Oktavianto diterbangkan dari Istambul tadi malam, pesawat yang mengangkutnya akan mendarat di Bandara Soekarno-Hatta, Senin (7/6/2010). Demikian seperti yang diungkapkan oleh Humas Kispa Agus Darusman.
Menurut dia, kondisi kesehatan Oktavianto dalam keadaan sehat. "Kondisinya baik, mulai pulih," imbuh Agus yang menyebutkan perwakilan Kispa dan pihak keluarga yang akan menjemput Oktavianto di bandara.
Kepastian pemulangan relawan yang terkena tembakan akibat penyerangan militer Israel di Kapal Mavi Marmara ini diperoleh dari Kispa yang berada di Turki. Pascapenyerangan tersebut, kata Agus, relawan Kispa ditarik ke Tanah Air, untuk mengatur strategi dan mengumpulkan kembali bantuan yang akan disalurkan.
Sebelumnya, masyarakat internasional marah dan mengecam atas tindakan militer Israel yang melakukan penembakan para penumpang kapal Freedom Flotilla yang sejatinya adalah para relawan kemanusiaan. Apa yang bisa dilakukan untuk membuat Israel jera?
"Ada dua langkah hukum yang sangat perlu dilakukan," kata ketua presidium Mer-C, Jose Rizal Jurnalis dalam pesan singkat.
Dua langkah hukum tersebut, menurut Jose yang pertama yakni mengadukan Israel ke Human Right Commission of United Nation. "Hal ini bisa dilakukan oleh NGO," imbuh Jose.
Langkah hukum kedua, menurut pria yang berprofesi sebagai dokter ini adalah mengadukan Israel ke Mahkamah Internasional. Hal ini bisa dilakukan oleh negara.
Jose pun meminta agar pemerintah Indonesia melakukan upaya hukum kedua tersebut. "Kita dorong pemerintah untuk melakukan hal ini," kata Jose.
Pemerintah Indonesia juga sempat mendesak kepada negara-negara peserta Organisasi Konferensi Islam (OKI) untuk memobilisasi seluruh elemen global bukan hanya mengutuk tindakan keji dan pengecut Israel. Indonesia juga minta Israel bertanggung jawab terhadap tindakannya dan memastikan pengakhiran blokade yang dilakukan oleh Israel atas jalur Gaza.
Hal tersebut disampaikan oleh Menteri Luar Negeri Marty Natalegawa dalam pertemuan darurat OKI tingkat Menteri Luar Negeri yang diselenggarakan di markas besar OKI di Jeddah, Saudi Arabia.
Menlu juga menyerukan kepada seluruh masyarakat dunia khususnya peserta OKI untuk tidak hanya menyampaikan kata-kata saja, melainkan langkah tegas menyikapi tindakan Israel yang menyerang sukarelawan kemanusiaan.
Sementara itu, beberapa kelompok relawan kemanusiaan hari ini akan beraudiensi dengan Dewan Perwakilan Rakyat. Mereka akan mendesak DPR melakukan tekanan diplomatik kepada Israel atas tragedi kemanusiaan 'Black Monday' di Jalur Gaza.
Mereka akan menemui Ketua Badan Kerjasama Antar Parlemen DPR RI Hidayat Nurwahid pada pukul 14.00 WIB.
"Dalam pertemuan ini, kita akan minta DPR untuk melakukan tekanan diplomatik dan sangsi terhadap Israel atas tragedi kemanusiaan Black Monday serta menyerukan kepada negara Zionis tersebut untuk membuka blokade agar bantuan kemanusiaan dari berbagai belahan dunia bisa sampai kepada rakyat Palestina," kata Direktur Program Dompet Dhuafa, Arifin Purwakananta.
Selain Dompet Dhuafa, perwakilan relawan beberapa lembaga kemanusiaan lain juga akan ikut serta dalam pertemuan tersebut seperti PKPU, Rumah Zakat, Daarut Tauhid, Sahabat Al-Aqsha, KNRP, KISPA, HRWG, dan lain-lain.
"Dompet Dhuafa juga akan meminta DPR menggalang solidaritas parlemen dunia melalui International Parliementary Union (IPU) agar lebih peduli terhadap nasib rakyat Palestina," demikian sambung Arifin.
Yang tak kalah pentingnya, lanjut Arifin, peranan politik DPR sebagai mitra pemerintah seharusnya bisa lebih optimal dengan mencari solusi bersama agar pemerintah bisa menggalang solidaritas di tingkat ASEAN menyikapi krisis Gaza ini.
"Masalah Gaza adalah masalah kemanusiaan, sehingga peran semua elemen masyarakat sangat dibutuhkan," kata Arifin. (fn/ok/d2t) www.suaramedia.com