SYDNEY (Berita Suara Media) – Gara-gara gelas, Australia menuai malu. Mug yang dibuat khusus untuk menyambut kunjungan Presiden AS Barack Obama ke Australia menjadi penyebab rasa malu diplomatik di negeri kanguru tersebut.
Mug-mug tersebut memajang foto Obama, tapi Australia menuai malu setelah terungkap bahwa nama sang presiden AS yang tertera di cenderamata tersebut salah dieja. Bukannya Barack, seperti semestinya, nama yang tertera pada mug dieja Barrack dengan dua huruf 'r'.
Setelah kesalahan tersebut diketahui, sekitar 200 mug langsung dihancurkan.
Perintah itu dikeluarkan sekitar sepuluh hari yang lalu oleh Sekretaris Departemen Pendukung Parlemen, Alan Thompson, atas saran dari beberapa staf departemen tersebut.
Thompson tidak bisa mengingat perusahaan yang ditugasi untuk memproduksi mug-mug tersebut, tapi dia amat yakin itu adalah perusahaan Australia.
Akan tetapi, dia bertanggung jawab atas kesalahan eja yang memalukan tersebut dan yakin bahwa pada tahapan ini, kesalahan tersebut “mungkin saja terjadi di dalam departemen.”
“Kami harus bertanggung jawab atas kesalahan eja tersebut,” katanya kepada kantor berita The Australian Online.
Meski ada kekeliruan tersebut, Thompson tetap menekankan bahwa hal itu tetap dilakukan dengan niatan yang baik.
“Presiden AS tidak setiap hari berkunjung ke gedung ini. Itu adalah ajang besar, dan hanya ada beberapa orang di gedung ini yang ingin mengenangnya dengan cara tertentu,” katanya.
Keuntungan hasil penjualan mug tersebut dan benda-benda lain yang dijual di toko akan dipergunakan untuk menutup biaya lain untuk menjalankan departemen, kata Thompson.
Meski salah eja, ternyata sudah ada dua mug yang terjual pagi ini sebelum akhirnya seorang staf toko cenderamata mengetahui adanya kesalahan itu.
Biaya produksi setiap mug 5 dolar Australia dan dijual di toko dengan harga 10 dolar Australia.
Mug-mug tersebut dihancurkan pada pukul 1.30 siang ini karena kesalahan eja tersebut.
Kantor perdana menteri diyakini tidak punya peranan dalam pemesanan atau penghancuran mug-mug salah cetak tersebut.
Thompson mengatakan mug-mug tersebut dihancurkan tanpa mengeluarkan biaya tambahan.
Menurut kantor berita Associated Press Australia (AAP), toko cenderamata tersebut menarik memorabilia Obama dari daftar penjualan karena sang presiden AS lagi-lagi membatalkan rencana kunjungan ke Australia.
Obama sedianya berkunjung ke Australia dan Indonesia minggu depan, tapi rencana itu hanya tinggal rencana dan dibatalkan pada hari Jumat lalu. AS beralasan Obama harus menangani bencana tumpahan minyak besar-besaran di Teluk Meksiko.
Obama berencana bertemu Kevin Rudd pada sela-sela penyelenggaraan konferensi G-20 di Kanada pada akhir Juni mendatang.
“Sejak saat itu, mug-mug tersebut ditarik dari rak-rak pajangan toko cenderamata tersebut,” tulis AAP.
Kesalahan eja tersebut pertama kali diketahui oleh reporter Channel 10 Hugh Riminton, yang kemudian menyebarkan kabar itu melalui Twitter.
Kesalahan eja nama Obama bukan yang pertama kalinya terjadi, pada Februari lalu, pemimpin negara bagian Queensland Anna Bligh dibuat malu setelah salah mengeja nama Barack Obama dalam surat undangan resmi ke Gedung Putih.
Surat tersebut diyakini awalnya ditulis oleh salah satu penasihat Bligh, tujuannya mengundang sang Presiden AS ketika mengunjungi Australia pada bulan Maret (jadwal awal kunjungan Obama yang dibatalkan dan diundur tiga bulan, namun belakangan kembali dibatalkan karena tumpahan minyak Teluk Meksiko).
Sang penasihat melakukan kesalahan yang sama dan menambahkan huruf r ekstra pada nama depan Barack, yang artinya berkat dalam bahasa Swahili. (dn/news) www.suaramedia.com