RIYADH (Berita SuaraMedia) – Arab Saudi akan memberikan izin bagi jet-jet Israel untuk mempergunakan wilayah udaranya dalam meledakkan fasilitas nuklir Iran, demikian dilaporkan oleh harian Times pada hari Sabtu (12/6).
Seorang sumber dalam pemerintah Arab Saudi membenarkan bahwa pemerintah Saudi akan menutup mata terhadap jet-jet Israel yang menyerang Iran, demikian menurut laporan tersebut.
Pada saat Dewan Keamanan PBB menjatuhkan sanksi baru kepada Teheran, sumber-sumber pertahanan di Teluk mengatakan bahwa Riyadh telah menyetujui Israel menggunakan sebagian wilayah udaranya di utara untuk mengebom Iran.
Untuk memastikan pesawat-pesawat tempur Israel tidak diserang, Riyadh telah melakukan uji coba untuk memastikan bahwa jet-jet tempurnya tidak disebar dan sistem pertahanan peluru kendali tidak diaktifkan. Setelah "urusan" Israel selesai, pertahanan udara Saudi akan diaktifkan kembali secara penuh.
"(Arab) Saudi telah memberikan izin lewat bagi (pesawat) Israel, dan mereka akan menutup mata," kata seorang sumber pertahanan AS di kawasan tersebut. "Mereka telah melakukan uji coba untuk memastikan bahwa jet mereka tidak bertebaran dan tidak ada yang ditembak jatuh. Ini semua dilakukan dengan persetujuan Departemen Luar Negeri (AS)."
Sumber-sumber di Arab Saudi mengatakan kesepakatan peluncuran serangan Israel tersebut sudah menjadi rahasia umum dalam lingkar pertahanan kerajaan Saudi. Meski Arab Saudi dan Israel tidak akur, keduanya sama-sama tidak senang dengan rezim Teheran dan sama-sama khawatir denga ambisi nuklir Iran.
"Kami semua sudah mengetahui hal ini. Kami akan membiarkan mereka (Israel) lewat dan (pura-pura) tidak melihat apa-apa," kata salah satu sumber.
Jika ingin menghancurkan kemampuan nuklir Iran, Israel akan menjadikan fasilitas pengayaan uranium di Qom dan Natanz, serta reaktor air berat di Arak, dan penyimpanan gas di Isfahan sebagai target.
Target-target tersebut berjarak sejauh 1.400 mil dari Israel, jarak tersebut di luar jangkauan pesawat pengebom Zionis, bahkan jika melakukan pengisian ulang bahan bakar di udara. Jika ada sebuah koridor terbuka di seberang utara Arab Saudi, hal itu akan memperpendek jarak secara signifikan.
Sebuah serangan udara akan melibatkan berbagai pesawat pegebom, kemungkinan melintasi Yordania, sebelah utara Arab Saudi dan Irak. Pesawat tempur Bushehr dari pantai Teluk dapat meluncur menembus Kuwait untuk menyerang dari arah barat daya.
Melintasi Irak membutuhkan kesepakatan diam-diam dari Washington. Sejauh ini, pemerintahan Obama menolak memberikan persetujuan saat mengupayakan solusi diplomatik guna menghentikan program nuklir Iran.
Dewan Keamanan PBB meloloskan rangkaian sanksi keempat terhadap Iran pada hari Rabu (9/6) dengan harapan dapat menghentikan pengembangan nuklir Iran.
Kementerian Luar Negeri Israel merilis pernyataan pasca diloloskannya sanksi tersebut. Pihak kementerian mengatakan resolusi tersebut tidak cukup dan harus ada langkah signifikan lanjutan yang diambil oleh negara-negara dan kelompok internasional.
Para analis militer mengatakan Israel menahan diri karena tidak mampu mendapatkan konsensus dari Amerika dan negara-negara Arab. Para analis meragukan bahwa sebuah serangan udara saja akan cukup untuk menghancurkan fasilitas-fasilitas nuklir inti, yang dijaga ketat dan terletak di bawah tanah atau di dalam gunung.
Akan tetapi, jika sanksi terbaru kepada Iran terbukti tidak efektif, tekanan Israel kepada Washington untuk menyetujui aksi militer akan meningkat.
Iran menegaskan akan melanjutkan pengayaan uranium setelah Dewan Keamanan PBB menjatuhkan sanksi terberat kepada Iran karena program nuklirnya, yang diklaim Iran murni bertujuan menghasilkan listrik. Presiden Ahmadinejad menyebut resolusi PBB itu "sebuah sapu tangan bekas yang harus dibuang ke tempat sampah."
Pada 2007, Israel dilaporkan telah menggunakan wilayah udara Turki untuk menyerang lokasi yang diduga reaktor nuklir Syiria. Meski Turki memprotes pelanggaran wilayah udara tersesbut.
Para pakar intelijen Israel mengatakan bahwa Mesir, Arab Saudi, dan Yordania setidaknya sama khawatirnya dengan Barat mengenai nuklir Iran. (dn/jp/to) www.suaramedia.com