WASHINGTON (Berita SuaraMedia) – Apakah Anda menyukai atau membenci slogan politik Sarah Palin, tidak ada yang menyangkal pencabutannya diantara wanita Kristen Evangelis di AS.
Mantan gubernur Alaska dan rekan anggota Republik John McCain yang bersama-sama mencalonkan diri dalam pemilihan presiden 2008 tersebut, membentuk kembali hak-hak beragama dengan slogan feminimenya, menurut sebuah profil baru-baru ini di Newsweek.
Artikel tersebut menggambarkan Palin sebagai sebagai seorang pengagum para wanita dalam pergerakan abolisi dan hak memilih, namun dipandang rendah oleh para feminis terdahulu.
Para pengikutnya diulas sebagai anti-aborsi dan tidak peduli dengan perjuangan para wanita yang sangat berpendidikan dalam memilih antara karir dan keluarga.
Lebih dari 26% warga Amerika termasuk dalam gereja Protestan Evangelis, menurut Forum Pew pada Kehidupan Keagamaan dan Publik. Sekitar 61% pengikut Evangelis tersebut berpikir bahwa aborsi seharusnya ilegal dalam semua ataupun kebanyakan kasus.
"Dalam lingkaran tersebut, terdapat sangat banyak teladan wanita Kristen yang ideal," R. Marie Griffith, profesor Harvard dan penulis "God's Daughters: Evangelical Women and the Power of Submission."
"Ini merupakan suatu gambaran bahwa pencampuran dari kepatuhan semacam itu, sikap yang cukup memuakkan dengan sebuah kekuatan yang berapi-api, sebuah peperangan spiritual," ia menambahkan.
Singkatnya, cerita tersebut menyebutkan bahwa Palin adalah seorang superwoman yang tidak takut untuk mengagumi suaminya dan berselisih dengan pria-pria berkuasa.
"Saya mengetahui ada sebuah perkataan, 'Anda tidak dapat memiliki semuanya,' tapi dalam beberapa cara Anda dapat memilikinya," Lynette Kittle, seorang ibu 52 tahun dari empat anak perempuan di Colorado mengatakan pada majalah tersebut.
Kenaikan Palin datang sebagai sebuah laporan Pew baru-baru ini menunjukkan lebih dari setengah ibu-ibu yang baru melahirkan menempuh beberapa pendidikan perguruan tinggi, meningkat dari 41% pada 1990. Dalam jangkauan waktu yang sama, jumlah wanita yang tidak menikah dengan anak yang baru lahir meningkat dari 28% menjadi 41%.
Bagaimanapun juga, feminis tradisional tidak membeli nada Palin selama ia tur negara dalam rangka tur promosi buku dan kampanye berhenti untuk sebuah susunan kadidat Tea Party yang mencalonkan diri pada pemilihan November.
"Ini merupakasn semacam alat," Cecile Richard, ketua Planned Parenthood di Amerika Utara, mengatakan. "Tidak ada apa-apa di sana. Saya tidak berpendapat bahwa Sarah Palin akan merubah pandangan nasional terhadap pilihannya atau terhadap feminisme.
"Teriakan pada rapat umumnya cukup tidak berguna jika ia melawan hak-hak wanita."
Palin memiliki kesalahan-kesalahannya, tetapi yang tertinggal sebagian menyalahkan kenaikannya. Asal ketidakpercayaan agama, para pengikut konservatif pada khususnya, meninggalkan jarak yang sekarang diisi Palin. "Anda benci mengatakannya, namun mainstream feminisme memiliki sebuah bias anti agama untuk waktu yang sangat lama," Griffith mengatakan.
Ketika ia mengatakan mengenai Trig, Palin dapat – walau untuk beberapa menit – meyakinkan banyak wanita yang sama seperti mereka. Ia adalah seorang ibu yang bekerja keras yang telalu banyak pada piringnya. Pertimbangan sejenaknya dari alternatif tersebut membuat keputusan luar biasanya menjadi lebih simpatik, tidak lebih. Bagaimana pun juga, generasi dari kedua sisi mengatakan, terdapat daerah abu-abu dalam debat aborsi, dan Palin mengkliamnya untuk hak-hak kaum Kristen. (ppt/nyd/nw) www.suaramedia.com