TEHERAN (Berita SuaraMedia) – Iran telah menghalangi para pemeriksa nuklir PBB memasuki Republik Islam tersebut, seorang pejabat senior dikutip seperti yang dikatakan pada Senin (21/6), dalam meningkatnya perselisihan internasional atas ambisi nuklir Teheran.
Kepala Organisasi Energi Iran, Ali Akbar Salehi, mengatakan bahwa dua diantaranya diumumkan sebagai persona non-grata karena mengijinkan sebuah laporan "kebohongan" oleh Agensi Energi Atom PBB (International Energy Agency – IAEA) tentang kerja nuklir negara tersebut.
Salehi tidak menyebutkan kepada mereka ataupun memberikan laporan lengkap atas unsur apa dari laporan tersebut yang ia tidak percaya sebagai laporan yang akurat.
Gerakan tersebut datang setelah Dewan Keamanan PBB pada 9 Juni kemarin memilih untuk mengajukan ronde ke-empat dari sanksi PBB terhadap Iran atas aktivitas atom yang Negara-negara Barat curigai bertujuan untuk membuat bom. Teheran menyangkal tuduhan tersebut.
Sebuah laporan terakhir pada Mei lalu, IAEA mengatakan bahwa Iran mempersiapkan peralatan ekstra untuk memperkaya uranium pada tingkatan yang lebih tinggi dan melanjutkan untuk menimbun bahan nuklir.
Memperkaya uranium dapat menyediakan bahan bakar untuk pembangkit tenaga nuklir, atau bahan-bahan untuk bom jika dimurnikan lebih jauh lagi.
Sebuah laporan dengan sembilan halaman menunjukkan bahwa Iran menyerobot dengan tingkat pengayaan yang lebih tinggi dan gagal dalam menjawab pertanyaan-pertanyaan agen tentang dimensi militer yang mungkin untuk pekerjaan nuklir tersebut dan menunjukkan kekhawatiran tentang kemungkinan aktivitas-aktivitas yang tidak terungkap.
Washington, yang memimpin dorongan tersebut untuk mengajukan sanksi PBB yang baru, pada waktu itu mengatakan bahwa IAEA melaporkan penolakan Iran yang digarisbawahi untuk memenuhi persyaratan-persyaratan yang dibutuhkan untuk pembicaraan yang mungkin terjadi.
Iran berekasi dengan amarah terhadap sanksi yang terakhir, dengan peringatan dari para pembuat undang-undang atas kemungkinan pengurangan ikatan dengan IAEA yang berbasis di Vienna.
Seperti yang dikatakan Salehi, kantor berita ISNA mengatakan, "Iran, pada minggu kemarin mengumumkan bahwa dua orang (pemeriksa) tersebut tidak akan memiliki hak untuk masuk Iran untuk memberikan informasi … yang salah sama halnya dengan membeberkan informasi rahasia sebelum waktu resmi yang tepat."
"Laporan mereka sama sekali tidak benar dan … kami meminta bahwa mereka tidak akan pernah lagi mengirim dua pemeriksa tersebut dan sebagai gantinya menugaskan dua orang yang lain," Salehi mengatakan.
Hubungan anara Iran dan IAEA menjadi lebih menegang semenjak Yukiya Amano mengambil alih sebagai kepala agen pada Desember lalu tahun.
Diplomat Jepang tersebut telah mengambil sebuah pendekatan yang lebih kuat pada program nuklir Iran dari pada kepala agen trdahulu, Mohamed El Baradei, dengan IAEA mengatakan bahwa pada laporan Februari bahwa Iran dapat mencoba untuk mengembangkan sebuah senjata misil nuklir sekarang, dan tidak hanya pada masa lalu.
Iran menuduh pria Jepang tersebut mengeluarkan sebuah laporan yang menyesatkan dan tidak seimbang.
"Jika seorang pemeriksa membuat sebuah laporan yang berkebalikan dengan fakta yang ada … kami berhak mengajukan sebuah protes seperti yang kami lakukan berhubungan dengan laporan yang dibuat oleh dua orang pemeriksa tersebut." (ppt/re/yh) www.suaramedia.com