View Full Version
Rabu, 23 Jun 2010

Organisasi Islam Desak China Kembangkan Ekonomi Muslim

XINJIANG (Berita SuaraMedia) – Kepala kelompok Muslim terbesar dunia mendesak China pada Selasa (22/6) untuk menyesuaikan perkembangan ekonomi di daerah Xinjiang dengan perhatian lebih atas kekhawatiran lain dari minoritas Muslim Uighur.

Komentar yang diajukan dengan sangat hati-hati oleh Ekmeleddin Ihsanoglu, Sekretaris Jendral Konfrensi Organisasi Islam (Organisation Islamic Conference –IOC), datang setelah ia menyelesaikan sebuah kunjungan ke Xinjiang seiring dengan mendekatnya peringatan hari jadi kericuhan maut etnik pada Juli ini.

"Kami berharap pekembangan bidang budaya akan berjalan saling beriringan  dengan bidang ekonomi," Ihsanoglu mengatakan pada para reporter di Beijing sebelum meninggalkan China.

Ihsanoglu tiba di China minggu lalu untuk kunjungan tujuh harinya – yang dilakukan pertama kalinya ke China oleh seorang ketua 57 anggota organisasi Islam – yang termasuk kunjungan dua hari di Xinjiang, daerah tradisional Muslim di bagian barat laut.

Otoritas menyelenggarakan peringatan peristiwa kekerasan maut 5 Juli 2009 yang melibatkan etnik Muslim Uighur melawan anggota kelompok dominan etnik China, Han. Menyebabkan hampir 200 orang tewas, menurut perkiraan pemerintah.

Kekacauan di kota Urumqi memprovokasi sebuah protes pada tahun lalu di beberapa negara Muslim terhadap perlakuan China terhadap sekitar delapan juta suku Uighur di Xinjiang, yang telah lama mendapat penindasan politik, agama dan budaya oleh Beijing.

Sejak kekacauan tersebut, China akan mederita kerugian sekitar 10 milyar Yuan ($ 1,5 juta) dalam mengembangkan bantuan ke dalam daerah tersebut yang dimulai pada 2011 dalam sebuah tawaran untuk meningkatkan standar hidup suku Uighur dan untuk menumpaskan ketidakpuasan.

Bagaimanapun juga, keluhan para Uighur yang perkembangan pesatnya – dengan dukungan negara – di daerah tersebut hanya menguntungkan daerah para suku Han dan oleh karenanya sebuah masukan Han mengancam untuk lebih jauh membanjiri daerah tersebut dengan budaya mereka.

Ihsanoglu, yang bertemu dengan pemimpin pemerintah di Xinjiang, mengatakan bahwa China juga telah bersumpah untuk meningkatkan pendapatan per kapita daerah tersebut sampai pendapatan nasional rata-rata pada tahun 2015.

"Saya rasa ini adalah upaya seius dari pemerintah untuk menyelesaikan masalah kericuhan tersebut," ia mengatakan.

Ihsanoglu, yang dalam tur Xinjiang-nya membawanya ke Urumqi dan kota oasis Jalur Sutra kuno, Kashgar, mengatakan bahwa situasi perayaan hari jadi tersebut terlihat "lebih santai".

Selama ia masih di Xinjiang, Ihsanoglu mengatakan bahwa ia berkeliling ke sebuah sekolah relijius dan Masjid-Masjid, dan di Beijing ia bertemu dengan legislator top China, Wu Bangguo dan ketua Administrasi Nasional Urusan Keagamaan.

Maret lalu, Swedia telah menjatuhi hukuman penjara kepada seorang pria Uighur selama satu tahun empat bulan karena memata-matai sebuah komunitas pengungsi Muslim Uighur dan memberikan informasi ke sejumlah agen dari negara China.

Babur Miahesuti, 62, didakwa karena menyerahkan informasi mengenai kesehatan, perjalanan dan aktivitas politik pengungsi Uighur lainnya ke seorang jurnalis dan diplomat yang sebenarnya adalah agen intelijen China, mulai bulan Januari 2008 hingga Juni 2009.

Etnis Uighur adalah orang-orang Muslim berbahasa Turki yang tinggal di wilayah China. Hampir 200 etnis Uighur tewas dalam kerusuhan bulan Juli 2009 di wilayah Xinjiang, China. Banyak yang mengeluhkan adanya penindasan agama, budaya, dan politik dari pemerintah China. (ppt/f24/sm) www.suaramedia.com


latestnews

View Full Version